Konten dari Pengguna

Sejarah Hari Kemerdekaan Filipina yang Diperingati Setiap 12 Juni

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
12 Januari 2023 13:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hari kemerdekaan filipina. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hari kemerdekaan filipina. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Hari Kemerdekaan Filipina jatuh pada tanggal 12 Juni. Di momen spesial tersebut, Filipina merayakan kebebasannya atas penguasaan terhadap Spanyol pada tahun 1898.
ADVERTISEMENT
Mengutip situs Time and Date, kemerdekaan tersebut ditandai dengan penandatanganan Tratado de Paris. Setelah dijajah selama 333 tahun, Filipina akhirnya bisa bebas dari penjajahan yang dilakukan bangsa Spanyol sejak tahun 1565 tersebut.
Akhirnya, Filipina dinyatakan sebagai negara bebas dan merdeka. Sumber daya alamnya tidak lagi dieksploitasi dan masyarakatnya tidak lagi didiskriminasi.
Kala itu, pengumuman kemerdekaan dibacakan langsung oleh Emilo Aguinaldo. Bagaimana sejarahnya? Simak artikel berikut untuk mengetahui jawabannya.

Sejarah Kemerdekaan Filipina

Ilustrasi perang. Foto: pixabay
Selama lebih dari 300 tahun, Filipina berada di bawah kekuasaan bangsa Spanyol. Ini bermula ketika Ferdinand Magellan mendarat di pulau Filipina pada tahun 1521.
Magellan meminta semua kepala daerah untuk menyerah pada pemerintahan Spanyol, namun sebagian menolak. Lapu-lapu, seorang tokoh berpengaruh di Filipina, bahkan melakukan upaya perlawanan pada bangsa Spanyol, namun sayang ia jusru gagal dan terbunuh.
ADVERTISEMENT
Spanyol akhirnya berhasil menduduki Filipina sesaat setelah Miguel Lopez de Legazpi mengirimkan ekspedisi pada tahun 1565. Kemudian pada tahun 1571, wilayah tersebut diubah namanya menjadi Manila.
Akhirnya, pemerintahan Spanyol pun menguasai negara tersebut dan menerapkan sistem feodal. Sehingga, banyak warga Filipina yang dijadikan sebagai pekerja oleh Spanyol.
Kondisi ini berubah ketika Inggris mencoba untuk menaklukan Manila pada tahun 1762. Namun, penaklukan ini tidak bertahan lama. Berdasarkan perjanjian Paris yang ditandatangani pada tahun 1763, kota tersebut dikembalikan pada tahun 1764.
Rasa nasionalisme mulai muncul di dalam diri masyarakat Filipina. Pemberontakan terjadi dengan bantuan Jose Rizal, penulis dua novel "El Filibusterismo" (The Filibusterer), dan "Noli Me Tangere" (Jangan Sentuh Aku).
Ilustrasi perang. Foto: pixabay
Karya Jose mampu menyebarkan api nasionalisme di kalangan masyarakat Filipina. Namun usahanya diketahui oleh bangsa Spanyol. Akhirnya pada tahun 1892 Jose pun ditangkap dan diasingkan ke Dapitan, Mindanao.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1896, organisasi pejuang kemerdekaan bernama “Katipunan” dibentuk oleh Andres Bonifacio. Revolusi pun dimulai dengan menerapkan beberapa strategi yang dapat memerdekakan Filipina.
Di samping itu, perang antara Spanyol dan Amerika mulai terjadi pada tahun 1898 untuk memperebutkan wilayah Filipina. Armada Spanyol dikalahkan oleh Amerika di Teluk Manila pada 30 April 1898.
Memanfaatkan kesempatan tersebut, revolusioner Filipina pun mengepung Manila dan pemimpin yang berkuasa di sana. Emilio Aguinaldo menyatakan Filipina merdeka pada 12 Juni.
Namun, pemerintahan Amerika mengambil alih wilayah saat Aguinaldo ditangkap pada tahun 1902. Di bawah kepemimpinannya, Filipina dibuat menjadi negara semi-merdeka pada tahun 1935.
Tingkat literasi meningkat karena banyak guru Amerika dikirim ke Filipina. AS berjanji bahwa Filipina akan menjadi negara merdeka sepenuhnya pada tahun 1945.
ADVERTISEMENT
(MSD)