Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Hari Keuangan Nasional yang Diperingati Setiap 30 Oktober
30 Oktober 2021 9:24 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sabtu (30/10), masyarakat Tanah Air tengah menyambut Hari Keuangan Nasional atau Hari Oeang Republik Indonesia. Peringatan ini resmi ditetapkan di Indonesia sejak 75 tahun yang lalu, tepatnya pada 1946.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi dari situs resmi Komisi Pemilihan Umum Malang, Hari Keuangan Nasional digelar untuk memperingati lahirnya mata uang pertama milik bangsa Indonesia, yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI).
Nah, untuk memperkaya pengetahuan, yuk simak sejarah Hari Keuangan Nasional lewat artikel di bawah ini!
Sejarah Hari Keuangan Nasional
Mengutip situs resmi Kemenkeu, pasca kemerdekaan, Indonesia sempat mengalami inflasi tinggi. Ini disebabkan oleh peredaran mata uang kependudukan Jepang dan uang Netherlands Indies Civil Administration (NICA) di Nusantara.
Pada 1 Oktober 1945, pemerintah menetapkan berlakunya mata uang bersama di Indonesia, yakni uang De Javasche Bank, uang Hindia Belanda, dan uang Jepang. Sehari setelahnya, pemerintah mengumumkan bahwa mata uang NICA tidak lagi berlaku di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada 3 Oktober 1945, pemerintah mengeluarkan Maklumat Presiden Republik Indonesia 3 Oktober 1945 yang membahas jenis-jenis uang yang berlaku sementara sebagai alat pembayaran sah di Indonesia, antara lain:
Perilisan maklumat tersebut diikuti dengan rencana untuk menerbitkan mata uang sendiri, yakni Oeang Republik Indonesia (ORI).
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, A. A. Maramis sebagai Menteri Keuangan membentuk Panitia Penyelenggaraan Pencetakan Uang Kertas Republik Indonesia pada 7 November 1945.
T.R.B Sabaroedin dari Kantor Besar Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjabat sebagai ketua panitia. Sementara itu, anggota-anggotanya berasal dari Kementerian Keuangan, yakni H.A. Pandelaki & R. Aboebakar Winagoen dan E. Kusnadi, Kementerian Penerangan yaitu M. Tabrani, BRI yaitu S. Sugiono, dan wakil-wakil dari Serikat Buruh Percetakan, Oesman dan Aoes Soerjatna.
Proses pencetakan ORI dilakukan di Percetakan Republik Indonesia, Salemba, Jakarta di bawah Kementerian Penerangan. Pencetakan dikerjakan setiap hari, mulai dari jam tujuh pagi hingga jam 10 malam.
Pada Mei 1946, pencetakan ORI di Jakarta harus berhenti dan dipindahkan ke daerah lain karena alasan keamanan. Lalu pada 30 Oktober 1946, ORI akhirnya beredar untuk pertama kalinya di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Kala itu, A.A. Maramis sudah tidak menjabat lagi sebagai Menteri Keuangan. Dia sudah digantikan oleh Sjafruddin Prawiranegara di bawah Kabinet Sjahrir III. Meski begitu, A.A. Maramis menjadi orang pertama yang menandatangani ORI.
Sejak saat itu, tanggal 30 Oktober 1946 ditetapkan sebagi Hari Keuangan Nasional. Selain memperingati lahirnya mata uang Indonesia, peringatan tersebut juga menjadi lambang identitas kemerdekaan dan kedaulatan NKRI.
(GTT)