Sejarah Hari Noken Sedunia, Warisan Budaya Papua

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
4 Desember 2020 10:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Noken terbuat dari kulit dan akar pohon dan biasanya digunakan untuk membawa kebutuhan sehari-hari. Foto: Dok: Flickr/Bernard Agapa
zoom-in-whitePerbesar
Noken terbuat dari kulit dan akar pohon dan biasanya digunakan untuk membawa kebutuhan sehari-hari. Foto: Dok: Flickr/Bernard Agapa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
4 Desember menjadi momen spesial bagi noken Papua, tas rajut tradisional asal Tanah Mutiara Hitam yang mengandung nilai sejarah. Ya, sejak 4 Desember 2012, noken Papua ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda atau Intangible Cultural Heritage oleh UNESCO.
ADVERTISEMENT
Penetapan ini dilakukan di Paris, Prancis. Mengutip Kemdikbud, Hari Noken Sedunia diperingati setelah penetapan oleh UNESCO.
Penetapan noken sebagai warisan dunia tak lepas dari perjuangan Titus Chris Pekey, Ketua Lembaga Ekologi Papua. Kala itu, dirinya berupaya menominasikan Noken sebagai warisan budaya Papua ke UNESCO.
Pada 4 Desember 2012, Titus Chris Pekey pun mendampingi Prof. Wiendu Nuryanti, Wakil Menteri Bidang Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2011-2014), selama berada di Paris.
Pengajuan noken sebagai warisan budaya diterima dengan baik oleh UNESCO. Noken pun menyusul Wayang, Keris, Batik, Angklung dan Tari Saman sebagai warisan budaya tak benda yang ditetapkan UNESCO.
Noken Papua foto: Kumparan
Noken Papua merupakan tas rajut multifungsi yang berasal dari Papua, Indonesia. Tas tradisional ini hanya boleh dibuat oleh wanita asli Papua.
ADVERTISEMENT
Bahan yang digunakan juga tak bisa sembarangan. Bahan dasar noken terdiri serat kulit kayu, daun, batang anggrek, dan pewarna alami dari tumbuhan.
Meskipun sederhana, Noken Papua mengandung nilai dan filosofi yang unik. Benda tradisional ini menjadi simbol kehidupan, perdamaian dan kesuburan untuk masyarakat Papua. Selain itu, noken juga menyimpan nilai berbagi, demokrasi, dan kebenaran.
Di samping itu, Noken juga menjadi simbol kedewasaan wanita di Tanah Papua. Tingkat kedewasaan wanita di Papua diukur dari kemahirannya dalam membuat noken. Wanita yang belum mahir membuatnya akan dipandang tidak dewasa dan belum layak menikah.
Biasanya, noken digunakan untuk membawa barang kebutuhan sehari-hari. Misalnya, barang belanjaan, hasil panen, barang pribadi, kebutuhan sekolah, dan kayu bakar. Selain itu, noken juga kerap digunakan untuk menggendong bayi.
ADVERTISEMENT
Tak seperti tas biasa, cara pemakaian noken justru terbilang unik. Para wanita biasanya menggantungkan noken di dahi atau kepala dan mengalungkan tas ke arah belakang punggung. Sementara itu, para pria menggantungkan noken di leher.
(GTT)