Konten dari Pengguna

Sejarah Hari Parlemen Indonesia yang Diperingati Setiap 16 Oktober

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
16 Oktober 2021 10:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Hari Parlemen Indonesia Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hari Parlemen Indonesia Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Hari Parlemen Indonesia tengah diperingati di Tanah Air pada Sabtu (16/10). Peringatan ini telah ditetapkan secara resmi melalui Maklumat Nomor X tanggal 16 Oktober 1945.
ADVERTISEMENT
Mengutip situs resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng, Hari Parlemen digelar untuk menandakan pentingnya peran Lembaga Perwakilan Rakyat dalam menampung aspirasi warga negara.
Penetapan Hari Parlemen Indonesia tidak lepas dari kelahiran KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) pada 1945 silam. Untuk mengetahui sejarah penetapan Hari Parlemen Indonesia, Anda bisa menyimak pembahasan berikut.
Ilustrasi Hari Parlemen Indonesia Foto: Unsplash

Sejarah Hari Parlemen Indonesia

Di Indonesia, parlemen disebut juga dengan Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR. Berdasarkan informasi dari situs resmi DPR, sejarah terbentuknya DPR Republik Indonesia terbagi menjadi tiga periode, yaitu Volksraad, Masa Perjuangan Kemerdekaan, dan pembentukan KNIP.
Pada 1961, pemerintah penjajah Belanda membentuk dan melantik Volksraad. Lembaga itu dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat oleh Raja dengan anggota sebanyak 38 orang dan 20 orang dari golongan Bumi Putra.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada 1943, tentara Dai Nippon atau Jepang hadir ke Nusantara. Mengutip buku Pintar Calon Anggota & Anggota Legislatif, DPR, DPRD & DPD, rakyat Indonesia menyambut Jepang dengan gembira sebagai saudara jauh yang membebaskan Tanah Air dari penjajahan Belanda.
Namun pada kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan Belanda. Pemerintah Jepang juga menjajah wilayah Nusantara dan melarang seluruh kegiatan politik. Volksraad pun sudah tidak berlaku lagi di Tanah Air.
Pada 14 Agustus 1945, Jepang mengalami kemunduran lantaran pengeboman Hiroshima dan Nagasaki. Dua hari setelahnya, para tokoh muda berusaha menjauhkan Soekarno-Hatta dan mendesak mereka untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Setelah berunding satu malam di rumah Laksamana Maeda, Soekarno-Hatta membacakan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Sejak saat itu, Indonesia resmi menjadi negara yang merdeka.
Ilustrasi Hari Parlemen Indonesia Foto: Unsplash
Usai kemerdekaan, Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir menyadari bahwa Indonesia membutuhkan badan yang mampu mewakili aspirasi rakyat. Pada 29 Agustus 1945, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) resmi dibentuk.
ADVERTISEMENT
KNIP beranggotakan 137 orang. Di mana Mr. Kasman Singodimedjo menjabat sebagai ketua, M. Sutardjo Kartohadikusumo sebagai Wakil Ketua I, Mr. J. Latuharhary sebagai Wakil Ketua II, dan Adam Malik menjadi Wakil Ketua III.
Mengutip situs Komisi Pemilihan Umum Kalimantan Barat, KNIP bertugas membantu presiden dengan anggota-anggotanya yang terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai daerah.
Selanjutnya, Muhammad Hatta mengeluarkan Maklumat Nomor X tanggal 16 Oktober 1945 tentang perubahan tugas KNIP, dari membantu presiden menjadi setara dengan presiden. Tugas baru yang diemban KNIP, yakni menyusun UU dan menetapkan GBHN.
Perilisan maklumat tersebut menjadi awal dari kelahiran parlemen di Nusantara. Sehingga tanggal 16 Oktober ditetapkan sebagai Hari Parlemen Indonesia.
(GTT)