Konten dari Pengguna

Sejarah Hari Raya Waisak, Peringatan 3 Peristiwa Penting dalam Hidup Buddha

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
23 Mei 2021 10:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang biksu berdoa untuk memperingati hari Waisak di Maha Bodhi Society, Bangalore, India. Foto: AFP/Nhac NGUYEN
zoom-in-whitePerbesar
Seorang biksu berdoa untuk memperingati hari Waisak di Maha Bodhi Society, Bangalore, India. Foto: AFP/Nhac NGUYEN
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Waisak merupakan hari suci agama Buddha yang dirayakan satu tahun sekali. Hari Raya Waisak tidak memiliki tanggal tetap, karena didasarkan pada munculnya purnama sidhi di bulan Mei. Tahun ini Waisak akan diperingati pada hari Rabu, 26 Mei 2021.
ADVERTISEMENT
Ini adalah momentum untuk memperingati tiga peristiwa penting yang dialami oleh Siddharta Gautama. Yaitu kelahirannya di Taman Lumbini pada tahun 623 SM, saat mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha pada usia 35 tahun, dan saat wafat pada usia 80 tahun. Tiga peristiwa fundamental tersebut disebut Trisuci Waisak yang semuanya terjadi di bulan Vesakha.
Bagaimana sejarah perayaan Waisak bermula? Simak penjelasannya berikut ini:

Sejarah Hari Raya Waisak

Biksu melakukan ziarah di Candi Borobudur. Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Ajaran Buddha yang mengedepankan perdamaian dan kasih telah menggerakkan hati jutaan orang di seluruh dunia. Maka tidak heran apabila umat Buddha memperingati Waisak untuk menghayati pengabdian sang Buddha Gautama dalam melayani umat manusia dan ajaran welas asihnya yang relevan hingga sekarang.
Terdapat tiga peristiwa penting yang melatarbelakangi perayaan Waisak. Pertama yaitu kelahiran Pangeran Siddharta. Mengutip buku Sejarah untuk SMA/MA Kelas XI IPA oleh A. Ferry T. Indratno, sang pangeran dilahirkan di Kapilawastu. Ayahnya adalah Raja Suddhodana dan ibunya bernama Maya.
ADVERTISEMENT
Ketika masih kecil, Pangeran Siddharta diramalkan akan menjadi penguasa dunia. Oleh sebab itu Raja Suddhodana membesarkan sang putra dengan sebaik- baiknya, berusaha membahagiakannya dengan penuh kesenangan dan kemewahan dunia. Siddharta juga dijaga agar tidak mengenal susah atau sengsara.
Umat Buddha melakukan sembahyang saat puja bhakti perayaan Hari Tri Suci Waisak 2563 BE/2019 di Vihara Swarna Giri Tirta, Ambon, Maluku, Minggu (19/5/2019). Foto: ANTARA FOTO/izaac mulyawan
Namun lama kelamaan Siddharta menjadi jenuh dengan kesenangan dunia. Ia mulai merenungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya dan berkesimpulan bahwa manusia tidak dapat terhindar dari sakit, tua, mati, dan menjadi mayat. Beliau kemudian menyadari bahwa jalan hidup pendeta adalah jalan terbaik untuk diikuti.
Peristiwa penting kedua adalah dicapainya Bodhi. Setelah Siddharta meninggalkan istana dengan segala kemewahannya, ia mengembara sebagai pendeta untuk mencari makna hidup dan pengetahuan sejati. Suatu hari beliau sampai di suatu tempat bernama Gaya. la bersemedi di bawah pohon.
ADVERTISEMENT
Saat bersemedi, ia harus melawan godaan-godaan dari raja setan yang bernama Mara. Namun usaha Mara menggagalkan Siddharta tidak berhasil. Akhirnya pada malam purnama bulan Waisak, Siddharta mencapai bodhi atau kesadaran yang sempurna.
Sejumlah umat Buddha berpakaian adat Sumatera Selatan memberikan persembahan tari pada upacara perayaan Hari Raya Waisak di Vihara Dharmakirti Palembang, Sumsel, Minggu (19/5/2019). Foto: ANTARA FOTO/Feny Selly
Ia terdorong untuk menolong umat manusia sehingga memutuskan untuk menyebarkan ajarannya. Pada usia 80 tahun saat berada di desa Kusinegara, sang Buddha wafat. Ia masuk nirwana untuk selama-lamanya.
Mengutip Skripsi Upacara Waisak di Candi Muara Takus karya Hasnur Irwansyah (2017), tidak ada rangkaian baku yang harus dilakukan saat merayakan Waisak. Sebagian umat Buddha akan berkumpul di vihara sejak pagi untuk melakukan Delapan Sila, mendengarkan ceramah Dharma, menyantap hidangan vegetarian sambil merenungkan ajaran welas asih universal, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
(ERA)