Konten dari Pengguna

Sejarah Hari Tritura yang Diperingati Setiap 10 Januari

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
10 Januari 2022 12:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tritura. Foto: BBC
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tritura. Foto: BBC
ADVERTISEMENT
Hari Tritura diperingati pada 10 Januari setiap tahunnya. Momen bersejarah ini dipelopori oleh aksi demonstrasi mahasiswa yang menuntut kestabilan politik-ekonomi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sejarah Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) dimulai pasca pemberontakan G30S/PKI pada tahun 1965. Gerakan ini menjadi pernyataan sikap tegas atas kinerja pemerintah yang dianggap melenceng dari komitmen awal.
Poin tuntutannya ada tiga, yaitu (1) Bubarkan Partai Komunis Indonesia atau PKI; (2) Rombak Kabinet Dwikora; dan (3) Turunkan Harga. Agar lebih memahaminya, berikut sejarah peringatan Hari Tritura selengkapnya yang bisa Anda simak.

Sejarah Peringatan Hari Tritura

Sejarah Tritura dipicu oleh lambannya sikap pemerintah dalam menindaklanjuti tragedi berdarah G30S/PKI. Empat bulan sejak penculikan dan pembunuhan para jenderal, Soekarno masih juga bimbang dalam mengambil keputusan.
Padahal, masyarakat sudah geram dengan aksi organisasi PKI yang dipimpin oleh D.N Aidit saat itu. Karena tak tunjung bergerak, mahasiswa pun akhirnya mengeluarkan tiga poin tuntutan utama.
Ilustrasi tritura. Foto: BBC
Tuntutan tersebut mendesak pemerintah untuk membubarkan PKI, merombak Kabinet Dwikora, dan menurunkan harga bahan pokok. Ketiganya dibuat dengan alasan yang jelas.
ADVERTISEMENT
Tuntutan terhadap perombakan Kabinet Dwikora muncul akibat pemerintahan Soekarno dianggap tidak becus mengendalikan kestabilan sosial-ekonomi. Sehingga, sektor-sektornya pun mengalami penurunan yang sangat drastis.
Muhammad Umar Syadat Hasibuan dalam Revolusi Politik Kaum Muda (2008) menjelaskan bahwa goncangan ini terjadi akibat konfrontasi Indonesia dengan Malaysia dan usaha merebut kembali Irian Barat.
Perombakan Kabinet Dwikora juga dituntut karena memasukkan orang-orang PKI di dalamnya. Padahal, sebagian masyarakat saat itu menghendaki agar orang-orang PKI segera dibersihkan dari pemerintahan.
Kemudian, tuntutan penurunan harga muncul karena kesalahan fatal kebijakan ekonomi pemerintahan. Saat itu, Presiden Soekarno mengeluarkan Perpres No. 27 untuk mengatur kembali mata uang rupiah yang diumumkan pada 13 Desember 1965.
Ilustrasi tritura. Foto: BBC
Soe Hok Gie, aktivis mahasiswa dari Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI) mencatat, tarif kendaraan umum rata-rata dinaikkan sampai 1000 persen, beras dinaikkan 300-500 persen.
ADVERTISEMENT
Gie dalam bukunya yang berjudul Zaman Peralihan juga menyebutkan bahwa harga bensin dalam setengah bulan naik dari 400 rupiah menjadi 1000 rupiah. Akibatnya, tarif angkutan umum pun naik tinggi.
Akumulasi dari berbagai masalah tersebut menjadikan masyarakat kian geram. Akhirnya, pada 10 Januari 1966, ribuan mahasiswa bergerak ke Gedung Sekretariat Negara memprotes ketidakstabilan negara dan menyuarakan tiga tuntutan rakyat.
Demonstrasi terus membara sepanjang tanggal 10-13 Januari 1966 hingga desakan Tritura sampai ke presiden. Lambannya respons pemerintah menjadikan tuntutan demonstrasi melebar hingga terdengar desas-desus untuk menurunkan Soekarno dari jabatan kepresidennya.
(MSD)