Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Islam Masuk ke Nusantara Saat Rasulullah SAW Masih Hidup
16 Juni 2020 16:01 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satu teori yang paling dikenal adalah teori Gujarat. Teori ini menjelaskan bahwa proses masuknya Islam ke Nusantara adalah melalui para pedagang India pada abad ke-14 Masehi.
Namun, teori yang dibawa orientalis Belanda, Snouck Hurgronje itu dinilai tidak sepenuhnya tepat. Pasalnya, sejumlah sejarawan dan arkeolog membuktikan bahwa Islam sudah masuk ke Nusantara sejak Rasulullah SAW masih hidup atau dimulai sekitar abad ke-5 Masehi.
Nah, untuk mengetahui sejarah lengkapnya, berikut kami rangkum teori masuknya Islam ke Nusantara menurut pandangan sejumlah sejarawan yang dikutip dari berbagai sumber.
Pandangan Peter Bellwood
Arkeolog di Australia National University, Peter Bellwood, menemukan bukti-bukti yang menunjukan adanya kontak dagang para pedagang China, Indonesia, dan Arab di abad ke-5 Masehi. Pada tahun tersebut Rasulullah SAW diketahui belum lahir. Bellwood juga memperkuat teori perdagangan China - Indonesia ini dengan temuan tembikar China dan benda berbahan perunggu dari zaman Dinasti Han di Selatan pulau Sumatra serta Jawa Timur.
Pandangan GR Tibbetts
Sejarawan GR Tibbets juga menjadi salah satu sosok yang turut mendukung teori adanya jalur perdagangan Arab yang membawa Islam ke Nusantara. Ia kemudian meneliti lebih dalam teori tersebut.
ADVERTISEMENT
Lalu, Tibbetts menemukan adanya kontak perdagangan antara Jazirah Arab dan Nusantara kala itu. Ia menyebutkan, Indonesia menjadi tempat persinggahan para pedagang Arab yang berlayar ke China sejak abad ke-5 Masehi. Alhasil, peta perdagangan utama di Selatan kala itu disebut meliputi Arab – Indonesia – China.
Ia juga menyebutkan sekitar 625 Masehi atau 15 tahun setelah Rasulullah menerima wahyu pertama, di sebuah pesisir pantai Sumatera sudah ditemukan perkampungan Arab muslim. Saat itu perkampungan tersebut masih dikuasai Kerajaan Sriwijaya. Di perkampungan itu, banyak orang Arab tinggal dan menikahi perempuan lokal.
Pandangan Profesor Hamka
Salah satu cendikiawan muslim Nusantara yang mendukung teori ini adalah Profesor Buya Hamka. Hamka memperkuat temuan di atas dengan menyebut penemuan seorang pencatat sejarah asal China yang mengembara pada 674 M.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, pengembara itu menemukan satu kelompok bangsa Arab yang mendirikan perkampungan sekaligus bermukim di pesisir barat Sumatera. Perkampungan tersebut diketahui bernama Kampung Barus. Bahkan, diketahui perkampungan tersebut telah ada sejak tahun 625 Masehi atau sekitar 9 tahun sejak Rasulullah SAW berdakwah secara terbuka.
Kala itu, Kampung Barus disebut masuk ke dalam wilayah Kerajaan Sriwijaya. Namun, setelah kemundurun Sriwijaya dan digantikan Kerajaan Aceh Darussalam, Barus pun masuk ke wilayah Aceh.
Menurut Hamka, penemuan tersebut mengubah pandangan orang mengenai sejarah masuknya Islam ke Tanah Air. Penemuan ini, masih menurut Hamka, juga sudah dipastikan pula kebenarannya oleh para sejarawan dunia Islam di Princetown University di Amerika Serikat.
Pandangan T.W Arnold
Seorang sejarawan T.W Arnold dalam karyanya “The Preaching of Islam” (1968) juga menguatkan teori Islam masuk ke Nusantara melalui Jazirah Arab pada abad ke-7 Masehi. Teori ini diperkuat dengan adanya penemuan sebuah batu nisan kepunyaan seorang muslimah pada masa ke-11 Masehi di Leran, Gresik, Jawa Timur. Batu nisan tersebut diketahui milik Fatimah binti Maimun yang bertanggal tahun 1082.
ADVERTISEMENT
Pandangan Literatur Tiongkok
Dalam literatur kuno asal Tiongkok, diketahui orang-orang Arab disebut sebagai orang-orang Ta Shih, sedang Amirul Mukminin disebut sebagai Tan mi mo ni’. Disebutkan bahwa duta Tan mi mo ni’, utusan Khalifah, telah hadir di Nusantara pada tahun 651 Masehi atau 31 Hijriah dan menceritakan bahwa mereka telah mendirikan Daulah Islamiyah yang telah tiga kali berganti kepemimpinan.
Dengan demikian, duta Muslim itu diketahui datang ke Nusantara di perkampungan Islam di pesisir pantai Sumatera pada saat kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan (644-656 M). Dan itu hanya berselang 20 tahun setelah Rasulullah SAW wafat (632 M).
---
Itulah beberapa temuan yang memperkuat teori masuknya Islam ke Nusantara sudah terjadi saat Rasulullah SAW masih hidup. Teori ini sekaligus membantah Teori Gujarat yang menyebutkan bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui perantara pedagang dari india.
ADVERTISEMENT
(RDR)