Konten dari Pengguna

Sejarah Istana Kisra, Hancurnya Kerajaan Persia oleh Pasukan Muslim

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
3 November 2023 8:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Alquran yang mengabadikan kisah mengenai Istana Kisra. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Alquran yang mengabadikan kisah mengenai Istana Kisra. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Istana Kisra merupakan kerajaan Persia yang berbasis di Iran. Kisra sendiri adalah sebutan bagi beberapa raja Persia (kini Iran) dari Dinasti Sasaniyah. Sebutan ini diberikan oleh bangsa Arab.
ADVERTISEMENT
Sejarah mengenai istana Kisra berkaitan dengan peristiwa kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kelahiran Nabi pun mengguncangkan banyak kerajaan besar penyembah berhala pada masa itu, salah satunya adalah istana Kisra. Lantas, bagaimana sejarahnya?

Sejarah Istana Kisra Persia

Ilustrasi Alquran yang mengabadikan kisah mengenai Istana Kisra. Foto: Pexels
Istana Kisra dibangun pada masa pemerintahan Raja Yazdajir pada abad ke-4 Masehi. Selama berabad-abad, istana Kisra menjadi kerajaan Persia yang besar dengan segala kemegahannya dan ditakuti oleh banyak negeri.

1. Peristiwa Terguncangnya Istana Kisra saat Kelahiran Nabi Muhammad

Kelahiran Nabi Muhammad SAW mengguncangkan banyak kerajaan besar penyembah berhala sebagai peringatan dari Allah bahwa nabi akhir zaman telah dilahirkan, salah satunya kerajaan Kisra.
Pada saat kelahiran Rasulullah, istana Kisra berguncang dahsyat hingga meruntuhkan empat belas menara istana dan menyebabkan tempat istirahat raja terkoyak. Padahal, saat itu tidak ada gempa sama sekali di tempat lain.
ADVERTISEMENT
Malam itu, Raja Kisra juga bermimpi melihat ratusan unta yang meraung di dalam mimpinya. Semua unta dalam keadaan mengamuk. Di depan semua unta, ada kuda-kuda Arab yang memimpin masuk ke wilayah Persia.
Raja Kisra sangat terpengaruh oleh mimpi itu dan membuat hatinya ketakutan. Ia kemudian meminta Muidzan, penasihat kerajaan, untuk mencari seseorang yang bisa menafsirkan mimpinya dan musibah yang menimpa istana Kisra.
Muidzan kemudian menemukan seorang pertapa bernama Satih, yang konon ciri-ciri fisiknya seperti tinggal seonggok daging yang menempel pada sebatang kayu. Muidzan lalu meminta Satih menafsirkan mimpi Raja Kisra.
Satih menjelaskan, "Wahai, Wazir Muidzan! Katakanlah kepada Kisra dengan penuh kehormatanku! Maksud dari kehancuran empat belas menara istana adalah adanya empat belas orang yang akan mengambil alih kekuasaan. Kemudian, kerajaan kalian akan mengalami kehancuran.
ADVERTISEMENT
Selain itu, akan ada seseorang yang datang dan membawa sebuah agama. Dialah yang akan menghancurkan negara kalian."
Dijelaskan dalam Buku Aminah, Senandung Rindu Bunda Rasul oleh Puspa Swara, yang dimaksud dengan kuda-kuda Arab adalah para sahabat Nabi Muhammad. Mereka akan menaklukkan kerajaan Kisra.
Sementara seseorang yang dimaksud akan datang membawa sebuah agama adalah nabi akhir zaman. Istana Kisra akan dihancurkan oleh Nabi Muhammad.

2. Kehancuran Istana Kisra

Ilustrasi Alquran yang mengabadikan kisah mengenai Istana Kisra. Foto: Pexels
Istana Kisra hancur setelah terjadi perang Qadisiyah. Perang Qadisiyah merupakan awal tanda keporak-porandaan kerajaan Kisra dan Persia sebagaimana Kisra pernah merobek-robek surat Rasulullah yang dikirimkan kepadanya.
Sebelumnya, Rasulullah mengirim surat kepada Raja Kisra yang berisi seruan agar ia masuk Islam. Namun, Raja Kisra malah merobek surat itu.
ADVERTISEMENT
Ketika berita tersebut disampaikan kepada Rasulullah, beliau berdoa kepada Allah agar merobek-robek kerajaan Kisra. Maka, terkabullah doa Rasulullah dan hancurlah istana Kisra.
Mengutip buku Kisah-Kisah Islam Anti Korupsi oleh Nasiruddin Al-Barabbasi, perang Qadisiyah merupakan peristiwa besar yang terjadi di Irak. Saat itu, Sa'ad bin Abi Waqqash memimpin pasukan muslim untuk menyerang tentara Kisra di Qadisiyah.
Peperangan yang berlangsung sengit itu kemudian dimenangkan oleh Sa'ad dan para tentara muslim. Akhirnya, Sa'ad dan pasukan muslim berhasil memasuki istana Kisra yang tampak megah dan mewah.
Seluruh lantai istana Kisra dihampari permadani yang menghanyutkan kaki orang yang menginjaknya, serta dihiasi dengan perabotan yang mewah dan mahal.
Sa'ad bersama para komandan pasukan Islam keluar masuk ruangan di istana itu. Mereka mengamati barang-barang mewah yang sudah tidak bertuan itu seraya membacakan firman Allah dalam Alquran surat Ad-Dukhan ayat 25-29 yang artinya:
ADVERTISEMENT
"Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan, dan kebun-kebun serta tempat-tempat yang indah-indah, dan kesenangan-kesenangan yang mereka menikmatinya.
Demikianlah, dan Kami wariskan semua itu kepada kaum yang lain. Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan mereka pun tidak diberi tangguh." (QS. Ad-Dukhan: 25-29)
Ketika waktu salat tiba, Sa'ad memerintahkan kepada muazin untuk mengumandangkan azan. Inilah pertama kalinya azan bergema di istana Kisra.
Setelah dibacakan "Asyhadu alaa ilaaha illaallaah", maka api kemusyrikan yang selalu dinyalakan di aula utama istana Kisra pun padam untuk selama-lamanya.
Tidak lama setelah itu, Sa'ad kemudian membagikan harta rampasan perang kepada pasukannya. Lalu, sebagian harta lainnya dikirimkan kepada Umar bin Khatab untuk disimpan di dalam Baitul Mal.
ADVERTISEMENT
(SFR)