Konten dari Pengguna

Sejarah Jakarta, Kota Metropolitan yang Kini Menginjak Usia 495 Tahun

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
20 Juni 2022 12:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Monumen Nasional Jakarta Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Monumen Nasional Jakarta Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Setiap tahunnya, Hari Ulang Tahun (HUT) DKI Jakarta diperingati pada tanggal 22 Juni. Tahun ini, Jakarta merayakan hari jadinya yang ke-495. Penetapan hari jadi DKI Jakarta diprakarsai oleh Sudiro, Walikota Jakarta periode 1953-1960.
ADVERTISEMENT
Tanggal 22 Juni dipilih karena keberhasilan Fatahillah mengusir portugis dari Jayakarta. Pemilihan nama 'Jakarta' didasari keinginan Sudiro menghilangkan nuansa kolonialisme di Ibu Kota.
Sudah hampir lima abad usia Ibu Kota Indonesia ini yang menyimpan banyak sejarah di dalamnya. Mulai dari masa penjajahan hingga pergantian nama kota Jakarta dari waktu ke waktu.
Untuk memperkaya pengetahuan, berikut sejarah Jakarta yang dirangkum dari situs Indonesia.go.id dan Jurnal Dari Oud Batavia sampai Nieuwe Batavia: Sejarah Kota Batavia 1596-1900 karya Yudi Prasetyo.
Ilustrasi Sejarah Jakarta. Foto: unsplash.com

Sejarah Jakarta

1. Sunda Kelapa (397-1527)

Nama pertama yang disematkan pada kota Jakarta adalah Sunda Kelapa. Sunda Kelapa merupakan sebuah pelabuhan yang berlokasi di muara sungai Ciliwung.
Nama Sunda Kelapa sudah ada sejak abad ke-5 yang pada saat itu wilayah tersebut dikuasai oleh Kerajaan Tarumanegara. Pada abad ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan yang sibuk.
ADVERTISEMENT
Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan, dan Timur Tengah berlabuh di tempat ini. Mereka membawa barang-barang seperti kopi, sutra, kain, anggur, dan zat warna untuk ditukar dengan rempah-rempah yang menjadi komoditas dagang saat itu.

2. Jayakarta (1527-1619)

Pada 22 Juni 1527, Fatahillah bersama pasukan Demak-Cirebon berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Sejak peristiwa tersebut, nama Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta.
Pada tanggal ini juga kemudian ditetapkan sebagai hari berdirinya kota Jakarta. Orang-orang barat yang singgah ke kota Jayakarta menyebutnya dengan nama Jacatra.

3. Batavia (1619-1942)

Pada 1619, VOC dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen berhasil menduduki Jayakarta setelah mengalahkan pasukan Kesultanan Banten. Kemudian, Jan Pieterszoon Coen mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia.
Selama penjajahan Belanda, Batavia berkembang menjadi kota yang besar. Mereka membangun Batavia dengan gaya perencanaan kota, benteng, dan bagunan khas Belanda. Batavia juga mendapat julukan "Permata Asia" dan "Ratu dari Timur" karena lokasinya yang strategis sebagai pusat perdagangan.
ADVERTISEMENT
Pada masa kolonial, Belanda memperingati ulang tahun kota Batavia setiap akhir Mei, merujuk pada penaklukkan Jayakarta oleh Jan Pieterszoon Coen. Berdasarkan catatan sejarah, nama Batavia merupakan yang paling lama digunakan, mulai dari tahun 1619 hingga 1942.

4. Jakarta (1942-sekarang)

Setelah Hindia Belanda dikalahkan oleh Jepang, nama Batavia diubah menjadi Jakarta. Nama lengkap Jakarta pada waktu itu adalah ‘Jakarta Tokubetsu Shi’.
Setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II, nama Jakarta tetap digunakan orang Indonesia. Jakarta kemudian diputuskan oleh Menteri Penerangan Republik Indonesia Serikat (RIS), Arnoldus Isaac Zacharias Monotutu pada 30 Desember 1945 sebagai nama resmi. Beliau menegaskan nama Batavia tidak ada lagi dan berganti menjadi Jakarta yang digunakan hingga saat ini.
(EAR)