Sejarah Kelam Black Death, Pandemi yang Nyaris Memusnahkan Eropa

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
16 April 2020 12:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tenaga medis yang harus menghadapi wabah. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tenaga medis yang harus menghadapi wabah. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum virus corona muncul, dunia pernah melalui masa-masa kelam saat wabah black death muncul. Pada pertengahan abad ke-14 (1347-1351) wabah hebat ini pertama kali melanda Eropa.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini membuat hampir 60 persen populasi di Eropa musnah atau sekitar 50 juta orang terbunuh akibat black death. Di saat yang hampir bersamaan, wabah ini juga menyerang sebagian besar Asia dan Timur Tengah.
Wabah ini disebabkan oleh bakteri yersinia pestis yang terdapat dalam kutu tikus, khususnya tikus hitam yang suka tinggal di dekat manusia. Istilah Black death berasal dari gejala khas penyakit ini, yang disebut acral necrosis.
Di mana penderitanya akan mengalami perubahan warna kulit menjadi hitam akibat pendarahan subdermal. Perubahan ini biasanya terjadi di bagian jari tangan, jari kaki atau ujung hidung. Penyakit sebenarnya yang mendasari kejadian wabah ini dikenal dengan nama Pes.
Pes bisa masuk ke Eropa berawal dari dekat Laut Kaspia, selatan Rusia (saat ini masuk wilayah Ukraina), pada musim semi 1346. Penjelasan ini ditulis oleh sejarawan Norwegia Ole Jorgen Benedictow dalam buku "The Black Death 1346-1353".
ADVERTISEMENT
Lalu menyebar ke barat lewat migrasi tikus-tikus coklat Rusia yang membawa kutu. Di tempat migrasinya, kutu-kutu tersebut juga akhirnya hinggap pada tikus hitam. Salah satu tempat migrasi tikus tersebut ialah Italia, yang terjadi lewat kapal dagang.
Ilustrasi tikus pembawa kutu penyebab pes. Foto: CDC
Tikus-tikus berkutu tersebut ikut naik ke kapal, lalu menyusup di antara karung dan keranjang barang. Dalam perjalanan, banyak tikus yang terinfeksi pes mati sebab tikus hanya mampu bertahan selama sepuluh hingga empat belas hari saat terinfeksi.
Namun, dalam kondisi ini kutu tetap bertahan hidup dan kebingungan harus mencari tempat hinggap baru. Sebagai gantinya kutu-kutu kelaparan itu bersarang di tubuh manusia. Mulanya kutu tikus akan menempel di baju, lalu menular dari satu orang ke orang lain.
ADVERTISEMENT
Sebagian kutu lainnya, mencari tikus baru saat kapal sudah mendarat. Kapal mendarat dan mengangkut muatan dari beberapa kota seperti Venice, Genoa, London dan Bruges. Lewat jalur perdagangan ini lah, pes mampu menyebar ke segala penjuru Eropa.
Di sisi lain, Karl Kruszelnicki dalam artikelnya "Black Death" yang terbit tahun 2007 melaporkan bahwa black death berawal dari Provinsi Hubei, China pada 1334. Lalu menyebar ke Eropa lewat jalur perdagangan yang dilalui orang-orang Mongol ke Eropa. Konstantinopel menjadi kota pertama yang terjangkit wabah pes. Kemudian wabah tersebut menjalar ke Caffa.
Tak hanya lewat jalur perdagangan, penyebaran wabah pes juga terjadi akibat perang. Tentara mongol diduga menggunakan mayat yang terinfeksi sebagai senjata biologis dan melemparkannya ke tembok kota yang sudah di kepung. Sebagian penduduk Caffa yang sudah terinfeksi, mencoba pergi ke pelabuhan yang berada di selatan.
ADVERTISEMENT
Di pelabuhan Venezia, pelarian orang-orang yang hendak menyelamati diri dari wabah ini tidak berjalan mulus. Pasalnya, orang tersebut harus melewati masa isolasi untuk membuktikan bahwa mereka tidak terinfeksi.
Ilustrasi benua Eropa. Foto: Pixabay
Awalnya mereka ditahan selama 30 hari di dalam kapal. Peristiwa ini dikenal sebagai trentino dalam hukum Venezia. Kemudian masa isolasi tersebut diperpanjang menjadi 40 hari disebut juga sebagai quarantino. Di kemudian hari istilah tersebut dimasukkan dalam kosakata Bahasa Inggris sebagai quarantine. Sejak saat itu, istilah tersebut digunakan untuk menghadapi wabah-wabah di kemudian hari guna mengurangi persebaran penyakit.
Pada Juni 1348, wabah ini telah sampai ke Inggris, Prancis, Spanyol dan Portugal. Lalu, pada 1349 wabah ini berhasil bergerak menuju ke Makkah dan Mosul. Kemudian merambah ke wilayah Skandinavia, Rusia pada tahun 1350.
ADVERTISEMENT
Setahun setelahnya, Pes juga menjangkit penduduk Yaman. Pergerakan wabah yang menyebar ke beberapa negara ini akhirnya ditetapkan sebagai pandemi. Berarti wabah penyakit telah menyebar luas ke beberapa wilayah seperti benua atau di seluruh dunia.
Pada awal abad ke-19 Eropa berhasil memusnahkan wabah ini. Tetapi wabah ini berlanjut pada bagian lain dunia seperti Afrika Tengah, Madagaskar, Asia dan beberapa bagian Amerika Serikat.
Kepulauan Jawa, Indonesia juga pernah mencatat wabah mematikan ini pada awal abad ke-20. Awalnya Pes menyerang kota Malang, Jawa Timur pada 1910. Lalu, permasalahan ini menyebar ke daerah lain seperti Semarang dan Yogyakarta. Sejak 1910 hingga 1939, pes menyebabkan kematian sebanyak 39 ribu korban jiwa di Jawa Timur, 75 ribu di Jawa Tengah dan 4ribu di Yoyakarta.
ADVERTISEMENT
Pes terus menyebar hingga ke bagian barat pulau Jawa dan menyerang Cirebon, Priangan serta Batavia dengan kasus kematian yang terus meningkat. Pada tahun 1933 – 1935, Jawa Barat menjadi puncak dari sebaran wabah ini dengan angka kematian hampir 70 ribu jiwa.
(RAA)