Sejarah Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Hindu Tertua di Pulau Jawa

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
2 Maret 2021 18:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dua arca Wishnu yang ditemukan di situs Cibuaya, Karawang, Jawa Barat. Diperkirakan berasal dari Kerajaan Tarumanagara, sekitar kurun abad ke-7 sampai ke-8 Masehi. Koleksi Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Inv. 7974 dan 8416.
zoom-in-whitePerbesar
Dua arca Wishnu yang ditemukan di situs Cibuaya, Karawang, Jawa Barat. Diperkirakan berasal dari Kerajaan Tarumanagara, sekitar kurun abad ke-7 sampai ke-8 Masehi. Koleksi Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Inv. 7974 dan 8416.
ADVERTISEMENT
Jika Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia, maka Kerajaan Tarumanegara menjadi kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 – 382 Masehi di tepi Sungai Citarum yang sekarang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Lebak, Banten.
ADVERTISEMENT
Raja Jayasingawarman merupakan seorang pendeta yang berasal dari India, tepatnya dari Salankayana. Saat daerahnya tengah diserang dan ditaklukkan Kerajaan Magadha, Raja Jayasingawarman mengungsi ke Nusantara, tepatnya ke Jawa Barat.
Setelah tiba di Jawa Barat, Raja Jayasingawarman kemudian meminta izin kepada raja Kerajaan Salakanagara yang tengah berkuasa pada masa itu, yaitu Raja Dewawarman VIII, untuk membangun pemukiman baru. Setelah mendapat persetujuan, ia pun membangun Kerajaan Tarumanegara.
Nama Tarumanegara sendiri berasal dari kata "taruma" atau "nila". Dua kata itu diambil dari nama sungai Citarum yang membelah Jawa Barat. Sedangkan kata "negara" berarti kerajaan atau negara. Hal ini merujuk pada tempat Kerajaan Tarumanegara dibangun, yakni di Sungai Citarum.
Setelah Raja Jayasingawarman meninggal, takhta Kerajaan Tarumanegara digantikan oleh sang putera, yaitu Dharmawarma, yang memerintah pada tahun 382-395 Masehi. Nama Raja Dharmawarma ini tercantum di Naskah Wangsakerta, naskah yang menceritakan kisah kerajaan-kerajaan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 395-434, Kerajaan Tarumanegara dipimpin oleh Raja Purnawarman. Di masa-masa inilah Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaannya.

Kehidupan Masyarakat Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara memiliki daerah kekuasaan yang sangat luas, mulai dari Banten sampai Cirebon. Kehidupan masyarakat Tarumanegara pun terbilang maju, khususnya saat Raja Purnawarman memimpin.
Menurut buku Sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester 1 oleh Amurwani Dwi L. dkk, mata pencaharian utama rakyat Tarumanegara adalah bidang pertanian. Hal ini juga terbukti dari pembangunan irigasi dengan menggali saluran sepanjang kurang lebih 11 km yang kemudian disebut dengan Sungai Gomati. Tak hanya sebagai saluran irigasi, Sungai Gomati kemudian dimanfaatkan untuk mencegah terjadinya banjir.
Selain pertanian, penduduk Kerajaan Tarumanegara juga mempunyai mata pencaharian di bidang lain, seperti peternakan, pelayaran, perburuan, pertambangan, perikanan, dan perdagangan.
ADVERTISEMENT
Kerajaan Tarumanegara banyak menyerap kebudayaan India. Hal ini berawal dari hubungan persahabatan yang terjalin dengan Kerajaan Tarumanegara.
Kemajuan India di bidang teknologi, kesenian, struktur masyarakat, serta pemikiran tentang keagamaan diserap oleh masyarakat Tarumanegara. Tak heran, jika mayoritas penduduk Tarumanegara menganut agama Hindu.
Di samping itu, berdasarkan berita dari Fa-Hien, di To-lo-mo (Tarumanegara) terdapat tiga agama yang dianut, yaitu Hindu, Buddha, dan kepercayaan animisme. Raja Purnawarman sendiri pemeluk agama Hindu.

Raja-Raja Kerajaan Tarumanegara

Selain Raja Jayasingawarman, Dharmawarman, dan Purnawarman, ada beberapa nama raja lain yang memimpin Kerajaan Tarumanegaraan, yaitu:
ADVERTISEMENT

Prasasti Sebagai Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara yang utama adalah peninggalan beberapa prasasti yang ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Total ada 7 buah prasasti yang bertuliskan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta, sementara isinya berkaitan dengan perkembangan Kerajaan Tarumanegara.
1. Prasasti Tugu
Prasasti Tugu. Foto: indonesia.go.id
Prasasti Tugu ditemukan di Kampung Babatumbuh, Desa Tugu, Dekat Tanjungpriuk, Jakarta. Dituliskan dalam lima baris tulisan beraksara Pallawa serta berbahasa Sansekerta. Prasasti ini lah yang mengisahkan masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara saat dipimpin oleh Raja Purnawarman.
2. Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun. Foto: kebudayaan.kemdikbud,go,id
Ditemukan di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir, Cibungbulang, Bogor, prasati ini terdiri atas dua bagian, yaitu Inskripsi A yang dipahatkan dalam empat baris tulisan, dan Inskripsi B yang terdiri dari satu tulisan yang belum dapat dibaca dengan jelas.
ADVERTISEMENT
Tak hanya tulisan, prasasti ini juga disertai dengan gambar sepasang telapak kaki. Berdasarkan tulisan pada Inskripsi A, telapak kaki tersebut merupakan milik Raja Purnawarman.
3. Prasasti Kebon Kopi
Prasasti ini ditemukan di tempat yang sama dengan Prasasti Ciaruteun, yakni di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir, Cibungbulang, Bogor. Prasastinya dipahatkan dalam satu baris yang diapit oleh dua pahat telapak kaki gajah.
4. Prasasti Muara Cianten
Terletak di muara Kali Cianten, Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir, Cibungbulang, Bogor. Inskripsi dipahatkan dalam bentuk aksara menyerupai sulur-suluran, yang oleh para ahli disebut dengan aksara ikal.
5. Prasasti Jambu (Pasir Koleangkak)
Prasasti Jambu ditemukan di sebuah bukit (pasir) Koleangkak, Desa Parakan Muncang, Nanggung, Bogor. Prasasti ini berisi kisah tentang Raja Sri Purnawarman yang sangat dihormati oleh rakyatnya karena sifat-sifatnya.
ADVERTISEMENT
6. Prasasti Cidanghiang (Lebak)
Sesuai namanya, prasasti ini ditemukan di tepi Kali Cidanghiang, Desa Lebak, Munjul, Banten Selatan. Prasasti ini juga berisi kisah keagungan Raja Purnawarman di mata rakyatnya.
7. Prasasti Pasir Awi
Terletak di bukit Pasir Awi, di kawasan perbukitan Desa Sukamakmur, Jonggol, Bogor. Inskripsi prasasti ini tidak dapat dibaca karena berupa gambar (piktograf) dan di bagian atasnya terdapat sepasang telapak kaki.
Kerajaan Tarumanegara mengalami kemunduran pada masa kepemimpinan Raja Sudhawarman. Kerajaan ini kemudian terpecah menjadi dua kerajaan, yaitu kerajaan Sunda dan kerajaan Galuh.
(ADS)