Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Masjidil Haram, Masjid Tertua dan Terbesar di Dunia
3 Mei 2023 11:00 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Masjidil Haram tercatat sebagai masjid tertua dan terbesar di dunia. Sejarah Masjidil Haram cukup panjang dan tak bisa lepas dari keberadaan Ka’bah yang telah ada sejak zaman Nabi Adam.
ADVERTISEMENT
Masjid dengan luas sekitar 356 ribu meter persegi itu terletak di pusat Kota Makkah. Selain Ka’bah, terdapat hajar aswad, maqam Nabi Ibrahim serta sumur zam-zam dalam areal Masjidil Haram.
Keberadaan benda-benda tersebut tak lepas dari sejarah pembangunan Masjidil Haram. Penasaran dengan kisahnya? Berikut ulasan singkatnya yang dirangkum dari berbagai sumber.
Sejarah Masjidil Haram
Tidak ada yang tahu waktu pasti pertama kali dibangunnya Masjidil Haram. Tetapi menurut laman Kemenag, pembangunan masjid itu hanya selisih 40 tahun dari Masjid Al-Aqsa di Yerussalem sebagaimana disampaikan dalam hadis yang berbunyi:
عَنْ أَبِي ذَرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلُ؟ قَالَ: الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ. قَالَ: قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى. قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ: أَرْبَعُونَ سَنَةً، ثُمَّ أَيْنَمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلَاةُ بَعْدُ فَصَلَهُ، فَإِنَّ الْفَضْلَ فِيهِ
ADVERTISEMENT
Artinya, “Abu Dzar pernah bertanya kepada Rasulullah, ‘Rasulullah, masjid mana yang pertama kali dibangun?’ Beliau menjawab, ‘Masjidil Haram.’
Ia bertanya lagi, ‘Setelah itu?’ Beliau menjawab, ‘Masjidil Aqsha.’
Ia bertanya lagi, ‘Berapa lama antara keduanya?’ Beliau menjawab, ‘Empat puluh tahun, dan di mana saja kalian mendapati waktu shalat, shalatlah di tempat itu karena ada keutamaan di dalamnya.’” (HR. Al-Bukhari).
Keutamaan yang dimaksud dalam hadis tersebut yaitu nilai shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100 ribu shalat di masjid lainnya. Oleh karenanya umat Islam dianjurkan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya saat berada di Masjidil Haram.
Keberadaan masjid ini tak lepas dari campur tangan Nabi Ibrahim dan anaknya, Nabi Ismail. Dalam surat Al-Baqarah ayat 127 Allah berfirman:
ADVERTISEMENT
وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Artinya, “(Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Sehingga sebelum Masjidil Haram, Nabi Ibrahim lebih dulu meninggikan pondasi Ka’bah. Kemudian bersama putranya, Nabi Ibrahim membangun Masjidil Haram dengan bentuk yang sederhana.
Menurut laman Kemenag, awalnya Masjidil Haram adalah bangunan tanpa dinding maupun atap alias terbuka. Hingga akhirnya pada tahun 644 M, khalifah kedua yaitu Umar bin Khattab mulai membangun dinding dan memperluas bangunan masjid.
Pada tahun 692 M, Utsman bin Affan kembali memperluas bangunan masjid. Kemudian Abdullah Ibn al-Zubair pada tahun yang sama memasang atap di atas dinding masjid yang sudah dibangun.
ADVERTISEMENT
Syahruddin El-Fikri dalam buku Sejarah Ibadah menyebut, pilar -pilar Masjidil Haram awalnya terbuat dari kayu. Tetapi pada akhir tahun 700 M sudah berganti menjadi pilar marmer.
Pada saat yang sama, pelebaran kembali dilakukan. Pembangunan menara juga sudah dimulai.
Selang waktu yang cukup lama, masjid kembali direnovasi pada 1570 M oleh arsitek pribadi Sultan Salim II. Saat itu perbaikan dilakukan dengan menambahkan kubah dengan dekorasi kaligrafi pada bagian dalam untuk mengganti atap yang awalnya datar.
Selain itu juga dilakukan penambahan pilar-pilar baru. Menurut pemerintah Arab Saudi, itulah masa awal penambahan elemen arsitektural pada Masjidil Haram.
Suprio Guntoro dalam buku Spirit Haji pun mencatat perluasan terus dilakukan, dan salah satu renovasi besar-besaran terjadi pada 1580 M di bawah pemerintahan Sultan Sulaiman al-Qonani. Tidak ada perluasan, hanya saja bagian yang rusak diperbaiki.
ADVERTISEMENT
Modernisasi dan perluasan juga berlangsung selama beberapa kali pada abad ke-20. Britannica mencatat, renovasi sempat dilakukan pada pemerintahan Raja Saud di 1955 dan Raja Fahd pada 1984.
Alasan utamanya adalah untuk mengakomodasi peziarah yang jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya. Dengan pembangunan tersebut, kini Masjidil Haram dapat menampung sekitar 1 - 2 juta jamaah.
Itulah cerita singkat pembangunan Masjidil Haram dalam sejarah Islam. Semoga bermanfaat.
(NSA)