Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Museum Sumpah Pemuda: Toko Bunga hingga Lokasi Kongres Pemuda II
28 Oktober 2020 11:03 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Museum Sumpah Pemuda. Foto: Kumparan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1603848474/sr30lgbyqgpfwronjklb.jpg)
ADVERTISEMENT
Museum Sumpah Pemuda menjadi saksi semangat perjuangan para pemuda untuk persatuan dan kemerdekaan Indonesia. Melalui tempat tersebut, lahir rumusan Sumpah Pemuda yang selalu diperingati proses pembuatannya pada 28 Oktober.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, museum Sumpah Pemuda merupakan gedung yang digunakan pelajar Stovia atau Sekolah Kedokteran. Bangunan yang diberi nama Gedung Kramat itu telah digunakan pelajar Stovia sejak 1908. Gedung Kramat juga digunakan sebagai tempat tinggal pelajar hingga menjadi toko bunga.
Pada 15 Agustus 1928, para pemuda sepakat untuk menggunakan Gedung Kramat sebagai tempat diadakannya Kongres Pemuda II yang berlangsung pada bulan Oktober. Kongres yang diketuai oleh Soegondo Djojopuspito ini berhasil merangkul berbagai pendapat dan menghasilkan rumusan teks Sumpah Pemuda .
Seiring berjalannya waktu, gedung Museum Sumpah Pemuda pada 1934 hingga 1937 disewa menjadi tempat tinggal oleh Pang Tjem. Kemudian, tempat itu diambil alih Loh Jing Tjoe untuk digunakan sebagai toko bunga.
Kemudian pada 1948 hingga 1951 Gedung Kramat diubah menjadi bangunan Hotel Hersia. Tak lama setelah menjadi hotel, bangunan ini disewa sebagai perkantoran oleh Inspektorat Bea dan Cukai.
ADVERTISEMENT
Barulah pada 3 April 1973 Gedung Kramat dirawat dan perbaharui Pemda DKI Jakarta. Beberapa bulan dilakukan pemugaran oleh Pemda, akhirnya bangunan tersebut resmi digunakan menjadi museum Sumpah Pemuda hingga saat ini.
(DNA)