Konten dari Pengguna

Sejarah Nama Jakarta, dari Sunda Kelapa hingga Batavia

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
18 Juni 2021 14:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah nama Jakarta Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah nama Jakarta Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Tanggal 22 Juni menjadi hari bersejarah bagi penduduk Kota Jakarta. Pasalnya, tanggal tersebut merupakan hari lahir sekaligus pengukuhan nama Kota Jakarta. Tahun ini, HUT Jakarta jatuh pada Selasa (22/6).
ADVERTISEMENT
DKI Jakarta sendiri merupakan ibu kota negara sekaligus kota terbesar di Indonesia. Kota yang dijuluki sebagai J-Town dan The Big Durian ini dikenal sebagai pusat kesibukan di Indonesia.
Sebelum berkembang seperti sekarang, Kota Jakarta telah melalui berbagai peristiwa penting. Selain itu, kota ini juga mengalami perubahan nama berulang kali.
Lantas, bagaimana sejarah nama Jakarta? Bagi Anda yang penasaran, yuk simak ulasan di bawah ini.
Ilustrasi sejarah nama Jakarta Foto: Unsplash

Sejarah Nama Jakarta

Ratusan tahun lalu, Kota Jakarta menyandang nama Sunda Kelapa. Kota tersebut merupakan kota pelabuhan di daerah Sunda yang kaya akan rempah-rempah. Mulai dari lada, kemenyan, bunga pala dan sebagainya.
Rempah-rempah yang melimpah di Sunda Kelapa telah menarik perhatian orang-orang Eropa, salah satunya adalah bangsa Portugis. Mereka pun datang dan menguasai kota pelabuhan Sunda Kelapa.
ADVERTISEMENT
Pada 22 Juni 1527, Fatahillah yang diutus oleh Kerajaan Islam Mataram berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa bersama pasukannya.
Sejak saat itu, nama Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta. Namun, orang-orang Barat menyebut kota ini dengan nama Jacatra.
Mengutip kumparanTRAVEL, nama Jayakarta berarti Kota Kemenangan. Nama ini digunakan untuk mengenang kemenangan Fatahillah dan pasukannya yang berhasil mengusir penjajah Portugis.
Pada 1619, Jan Pieterzoon Coen menyerang Kerajaan Banten bersama 1.000 pasukan dan menguasai Kota Jayakarta. Pada 4 Maret 1621, Belanda mengganti nama Jayakarta menjadi Stad Batavia atau Kota Batavia. Nama ini diresmikan melalui kesepakatan De Heeren Zeventien dari VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie).
Batavia sendiri merupakan nenek moyang bangsa Belanda dan Jerman. Bangsa Belanda sangat menghormati nenek moyangnya hingga menggunakan nama tersebut di tanah jajahan mereka, Indonesia.
ADVERTISEMENT
Stad Batavia bukan satu-satunya nama Belanda yang disandang oleh Jayakarta. Setelah nama tersebut, Jayakarta sempat berganti nama dua kali, yakni Gemeente Batavia dan Stad Gemeente Batavia.
Pada 1942, sesuai dengan kebijakan de-Nederlandisasi Pemerintah Jepang, nama Batavia diganti dengan bahasa Indonesia dan Jepang. Kota "Djakarta" dan "Jakarta Tokubetsu Shi" menjadi sebutan baru untuk Batavia.
Ilustrasi sejarah nama Jakarta Foto: Unsplash
Pada 1945, Indonesia berhasil memproklamirkan kemerdekaannya. Kemudian pemerintah mengganti nama Jakarta Toko Betsu Shi menjadi Pemerintah Nasional Kota Jakarta. Namun pada masa pemerintahan federal Republik Indonesia Serikat, nama itu diubah lagi menjadi Stad Gemeente Batavia.
Stad Gemeente Batavia kembali mengalami perubahan nama sebanyak tiga kali mulai dari 1950 hingga 1961. Beberapa nama tersebut, yakni Kota Praja Jakarta, Kota Praja Djakarta Raya, dan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya.
ADVERTISEMENT
Pada 22 Juni 1956, Wali Kota Jakarta, Sudiro mengukuhkan pemberian nama Jakarta. Tanggal tersebut juga dijadikan sebagai momen HUT Jakarta.
Lalu pada 31 Agustus 1964, pemerintah meresmikan Ibukota Negara RI dengan nama Jakarta lewat Undang-undang Nomor 10 Tahun 1964.
(GTT)