Sejarah Perang Khandaq, Perjuangan Kaum Muslimin Melawan Pasukan Sekutu

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
21 Januari 2021 16:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perang Khandaq. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perang Khandaq. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Usai mendapatkan wahyu dari Allah SWT, Rasulullah kemudian memulai dakwahnya bersama kaum Muslimin. Perjalanan dakwah Rasulullah untuk menyebarkan ajaran agama Islam tidaklah mudah. Banyak rintangan dan cobaan yang harus dilalui, termasuk perang.
ADVERTISEMENT
Salah satu perang yang terkenal dalam sejarah Islam adalah Perang Khandaq. Secara bahasa, khandaq memiliki arti parit. Dinamakan demikian karena parit menjadi strategi utama dalam peperangan ini.
Perang Khandaq disebut juga sebagai Perang Ahzab yang artinya perang melawan sekutu. Sebab, dalam peperangan ini kaum Muslimin memerangi pasukan sekutu yang terdiri dari kaum Quraisy dan umat Yahudi.
Bagaimana sejarah dan kronologis Perang Khandaq? Simaklah penjelasan lengkap berikut ini.
Ilustrasi Perang Khandaq. Foto: pixabay

Sejarah Perang Khandaq

Perang Khandaq merupakan salah satu perang yang fenomenal dalam sejarah Islam. Perang ini berlangsung di Madinah pada tahun 5 Hijriyah atau 627 Masehi.
Menurut catatan sejarah, dalam perang ini jumlah pasukan kaum Muslimin kalah jauh dengan pasukan sekutu. Diriwayatkan bahwa pasukan Muslimin hanya terdiri dari 3.000 orang, sedangkan pasukan sekutu ada 10.000 orang.
ADVERTISEMENT
Pasukan Muslimin dipimpin oleh Rasulullah SAW dan pasukan sekutu dipimpin oleh Abu Sufyan. Pasukan sekutu terdiri dari Bani Quraidzah, Bani Nadhir, kaum Ghathafan, dan kaum Quraisy.
Perang ini dilatarbelakangi oleh tiga hal, yaitu bergesernya popularitas agama nenek moyang pasukan sekutu (umat Yahudi dan kaum Quraisy), keinginan kaum Gathafan untuk memulai monopoli perdagangan di Kota Madinah, dan balas dendam pasukan sekutu atas kalahnya mereka di peperangan sebelumnya.
Berdasarkan tiga hal itu lah, pasukan sekutu melancarkan serangannya terhadap kaum Muslimin. Hingga kemudian muncul gagasan cemerlang dari Salman Al-Farisi terkait strategi perang yang akan diambil kaum Muslimin.
Salman Al-Farisi mengusulkan pembuatan parit di wilayah utara Madinah. Kemudian saran Salman pun disetujui Rasulullah SAW.
ADVERTISEMENT
Parit dibuat dengan panjang 5.544 meter, lebar 4,62 meter, dan dalam 3.234 meter. Parit ini menghubungkan Harrah Waqim dan Harrah Al-Wabrah, terbentang dari utara hingga selatan Madinah.
Pada 31 Maret 627 Masehi, pasukan sekutu tiba di Madinah. Mereka dikejutkan dengan parit-parit yang mengelilingi wilayah utara hingga selatan kota Madinah.
Pasukan sekutu tidak mampu menembus parit yang telah dibuat kaum Muslimin. Selama 27 hari mencari cara untuk menembusnya, akhirnya mereka menyerah.
Namun ada satu orang dari pasukan sekutu yang mampu menembus parit buatan kaum Muslimin. Dia adalah Amr bin Wadd, seorang pejuang yang diriwayatkan memiliki kekuatan setara dengan 100 orang.
Amr bin Wadd kemudian menembus parit dan bertarung secara langsung dengan Ali bin Abi Thalib. Pertarungan berlangsung dengan sengit. Ali berhasil mengalahkan Amr bin Wadd.
ADVERTISEMENT
Akhirnya Amr bin Wadd pun menyerah dan memutuskan untuk kembali ke Makkah. Ia mengakui kekalahan pasukan sekutu dan peperangan pun dimenangkan oleh kaum Muslimin.
(MSD)