Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Peristiwa Rengasdengklok: Penculikan Soekarno - Hatta Sebelum Proklamasi
12 Agustus 2020 10:08 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Peristiwa Rengasdengklok (Foto: Wikimedia Commons)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1597198979/fmodslrr9p02tgc8axq6.jpg)
ADVERTISEMENT
Peristiwa Rengasdengklok sebelum proklamasi menjadi momen bersejarah bagi bangsa Indonesia . Pasalnya, peristiwa tersebut merupakan salah satu faktor yang mendorong pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, peristiwa Rengasdengklok didasari oleh perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda. Golongan tua seperti Ir. Soekarno dan Moh. Hatta hendak mendiskusikan proklamasi dengan PPKI. Sedangkan, golongan muda ingin segera melaksanakan proklamasi tanpa campur tangan Jepang.
Para pemuda terus mendesak Soekarno-Hatta agar segera memproklamirkan kemerdekaan. Namun, keduanya menolak karena dinilai kurang perhitungan. Selain itu, Soekarno-Hatta juga ingin menghindari munculnya korban jiwa dan harta.
Enggan bersabar, golongan muda akhirnya menculik Soekarno dan Hatta pada pukul 04.00 dini hari WIB. Keduanya dibawa ke Rengasdengklok bersama dengan istri dan anak Soekarno, Fatmawati serta Guntur yang belum genap setahun.
Penculikan tersebut dilakukan agar Soekarno dan Hatta terhindar dari pengaruh Jepang. Sesampainya di Rengasdengklok, golongan muda pun terus mendesak kedua tokoh penting itu untuk segera melangsungkan proklamasi.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Mr. Ahmad Soebardjo dari golongan tua dan Wikana dari golongan muda mulai berunding merencanakan proklamasi. Keduanya pun sepakat untuk melaksanakan proklamasi di Jakarta.
Akhirnya, Jusuf Kunto dari pihak pemuda mengantar Ahmad Soebardjo bersama Sudiro untuk menjemput Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok. Ketiganya pun kembali ke Jakarta dan menetap di rumah Laksamana Maeda.
Naskah proklamasi disusun oleh Soekarno, Hatta, Achmad Soebardjo di ruang makan Laksamana Maeda. Penyusunan itu juga disaksikan oleh Sukarno, BM Diah, Sudiro, dan Sayuti Melik. Naskah tersebut diketik oleh Sayuti Melik, lalu digandakan dan disebarkan kepada masyarakat.
Pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, naskah proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno di hadapan masyarakat. Sejak saat itu, Indonesia resmi menjadi negara merdeka yang lepas dari belenggu penjajahan dan bisa menentukan nasibnya sendiri.
ADVERTISEMENT
(GTT)