Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Perkembangan Tari Zapin dan Maknanya
12 Agustus 2021 16:00 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Ensiklopedia seni & budaya Nusantara karya Gendhis Paradisa, tari zapin digunakan sebagai dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu zapin yang dinyanyikan. Tarian tersebut dibawakan secara berkelompok. Musik pengiringnya terdiri dari dua alat musik utama, yakni gambus dan gendang kecil yang disebut marwas.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), zapin merupakan tarian khas Melayu yang diiringi lagu-lagu yang berasal dari negeri Yaman.
Sejarah Tari Zapin
Mengutip situs resmi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tari zapin ini muncul pada 1811, namun baru dipopulerkan pada 1919. Tari zapin dibawa oleh pedagang-pedagang Arab dari Gujarat dalam perdagangan rempah sekaligus sebagai media dakwah penyebaran agama Islam ke daerah Kepulauan Riau.
ADVERTISEMENT
Kemudian, tarian ini menyebar keluar kawasan Riau, sejalan dengan perkembangan kerajaan-kerajaan Melayu. Dalam pembaurannya dengan budaya setempat, lahirlah berbagai macam ragam variasi pada tiap-tiap daerah termasuk namun pola dasarnya tetap sama. Yaitu sebagai simbol dan makna penghormatan serta hiburan untuk disajikan kepada raja-raja yang sedang menjabat.
Saat itu, tarian ini hanya boleh dibawakan oleh penari laki-laki saja. Namun, seiring perkembangan zaman dan perubahan pola pikir masyarakat, tarian ini jadi memiliki simbol dan makna luas.
Saat ini tari zapin disimbolkan sebagai makna kehidupan sosial, pendidikan, adat istiadat Melayu, dan tidak lepas dengan simbol dan makna yang berkaitan dengan ketuhanan (religi ). Hingga hari ini, tari zapin semakin berkembang dan dikenal oleh masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Tari Zapin di Indonesia
Di Indonesia ada dua jenis tari zapin, yakni zapin Arab dan zapin Melayu. Pada zaman Arab, tarian ini disebut sebagai zapin lama, di mana tumbuh dan berkembang di dalam kelompok-kelompok masyarakat keturunan Arab yang ada di berbagai daerah di Indonesia.
Sementara Zapin Melayu ditumbuhkan oleh para ahli lokal dan disesuaikan dengan lingkingan masyarakatnya. Dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam karya Murodi, MA, perbedaan kedua tari tersebut terletak pada gayanya. Tari Zapin Arab dikenal memiliki satu gaya saja, sedangkan Zapin Melayu memiliki gaya yang cukup beragam.
Kedua jenis tari zapin tersebut menjadi warisan budaya Indonesia yang memperkaya budaya bangsa. Selain itu, tarian ini juga menjadi bagian dari kekuatan kesatuan bangsa yang tak dapat saling dipisahkan satu dengan yang lainnya.
ADVERTISEMENT
(NDA)