Sejarah Reog Ponorogo, Kesenian Tradisional yang Berasal dari Jawa Timur

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
11 April 2022 16:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Reog Ponorogo. Foto: Siswowidodo/ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Reog Ponorogo. Foto: Siswowidodo/ANTARA
ADVERTISEMENT
Reog Ponorogo merupakan salah satu kesenian tradisional yang berasal dari Jawa Timur. Dalam pertunjukan Reog, biasanya akan ditampilkan topeng singa barong yang dihiasi dengan bulu-bulu merak di atasnya.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Fakta Menakjubkan tentang Indonesia karya Novita Kristi, dkk., berat singa barong bisa mencapai 50 kilogram. Penari Reog biasanya mengangkat topeng ini hanya menggunakan giginya.
Bicara soal sejarah Reog, kesenian yang berasal dari Jawa Timur ini tidak lepas dari kisah legenda Demang Ki Ageng Kutu Suryangalam yang ingin menyindir Raja Brawijaya IV. Saat itu, Raja Brawijaya dianggap melalaikan kewajibannya sebagai pemimpin karena dikendalikan oleh permaisurinya yang beragama Islam.
Kemudian, sang Demang pun menyindirnya dengan membuat barongan dari gembong yang ditunggangi burung merak. Prabhu Brawijaya digambarkan sebagai macan, sedangkan permaisurinya digambarkan sebagai burung merak.
Penasaran dengan kisah lengkapnya? Simak artikel berikut untuk mengetahui penjelasannya.

Sejarah Reog Ponorogo

Ilustrasi Reog Ponorogo Foto: Istimewa
Seperti disebutkan di awal, sejarah Reog Ponorogo berkaitan erat dengan sindiran yang dilakukan Demang Ki Ageng Kutu Suryangalam kepada Brawijaya IV. Mengutip buku Antologi Sejarah Candi Boyolangu karya Lailatul Mahfudhoh (2016) , kisah ini menjadi bukti bahwa sejarah bisa memicu timbulnya kreativitas seni budaya.
ADVERTISEMENT
Kata Reog sebenarnya diambil dari bebunyian atau suara yang dikeluarkan oleh gamelan pengiring ketika tarian ini dipentaskan. Pencetusnya adalah Ki Ageng Surya Alam, pemimpin Kerajaan Wengker kala itu.
Berbeda dengan kisah di atas, beberapa sumber menyatakan kisah lain dalam menceritakan sejarah Reog Ponorogo. Menurut legenda masyarakat, kesenian ini bermula dari perjuangan seorang raja yang hendak melamar permaisuri.
Sayangnya, sang raja gagal untuk meminang permaisuri. Untuk menghibur suasana hatinya yang bersedih, maka diciptakanlah pertunjukan Reog yang belum pernah ditampilkan sebelumnya.
Pendapat lain menyebutkan, Reog Ponorogo tercipta atas inisiatif patih Bantarangin yang bernama Pujangga Anom. Dijelaskan dalam buku Mengenal Reog Ponorogo susunan Dinas Pariwisata Ponorogo , kala itu ia berniat menghibur Raja Kelono Sewandono yang ditinggal pergi oleh istri tercinta, yaitu Putri Dwi Songgo Langit.
Ilustrasi Reog Ponorogo. Foto: Siswowidodo/ANTARA
Hal ini lantaran istrinya merasa kecewa karena tidak bisa memberikan keturunan kepada sang raja. Raja Kelono berkali-kali mencoba menahan kepergian sang permaisuri, namun usahanya sia-sia.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, Raja pun melepas kepergian sang permasuri dengan kesedihan. Untuk menghibur sang raja, patih Pujangga Anom mementaskan sebuah tarian khas yang belum pernah ditampilkan sebelumnya. Tarian ini menggunakan topeng kepala harimau yang dihiasi bulu-bulu dengan merak di atasnya.
Hal ini dimaksudkan untuk mengenang kembali masa-masa perjuangan sang raja dalam mempersunting Putri Dwi Songgo Langit. Pertunjukan ini berhasil, sang raja bisa melupakan kesedihannya sejenak.
(MSD)