Sejarah Serangan 11 September World Trade Center (WTC) yang Mengguncang Amerika

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
11 September 2020 7:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Serangan 11 September di WTC. Foto GETTY
zoom-in-whitePerbesar
Serangan 11 September di WTC. Foto GETTY
ADVERTISEMENT
Jumat, 11 September 2020 menandai 19 tahun serangan Al Qaeda ke gedung World Trade Center (WTC), New York, Amerika Serikat. Saat itu, menara kembar World Trade Center merupakan gedung pencakar langit paling ikonik di Amerika Serikat, sekaligus simbol ekonomi dan budaya negeri Paman Sam.
ADVERTISEMENT
Pada pagi yang cerah di musim panas 11 September 2001, dua buah pesawat menabrak WTC dan meluluhlantakkannya dalam hitungan kurang dari dua jam. Publik Amerika tercengang, dan mata dunia tertuju pada sang negara adikuasa, yang dengan segala digdayanya tetap tidak dapat lepas dari tragedi.
Peristiwa yang menewaskan hampir 3000 orang ini kemudian mempengaruhi banyak kebijakan luar negeri Amerika Serikat di dekade berikutnya. Berikut kami rangkum sejarah serangan 11 September selengkapnya:

Motif Serangan Al Qaeda

Pada 11 September 2001, 19 militan yang dikaitkan dengan kelompok al Qaeda pimpinan Osama Bin Laden membajak empat pesawat komersial untuk tujuan misi bunuh diri. Para pembajaknya berasal dari Arab Saudi dan beberapa negara Arab lainnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari artikel yang ditulis D. Byman dari Georgetown University berjudul Al-Qaeda: 9/11 Motives, perbuatan Al Qaeda ini didasari oleh motif dendam. Tepatnya sebagai pembalasan atas dukungan Amerika Serikat terhadap Israel, keterlibatan AS dalam Perang Teluk, dan kehadiran militer AS di Timur Tengah.
Beberapa anggota Al-Qaeda memercayai bahwa jika mereka “menghantam” Amerika Serikat dengan keras, AS akan menyerah. Pemikiran ini merujuk pada fakta bahwa Amerika menarik militernya dari Lebanon setelah Hizbullah melakukan pemboman terhadap barak marinir AS, serta kepergian AS dari Somalia setelah insiden Black Hawk yang jatuh. Itulah mengapa Al Qaeda menyasar “simbol-simbol” negara adikuasa tersebut, termasuk World Trade Center.
Pelaku serangan 11 September. Foto: History.com

Awalnya Dikira Kecelakaan

Pada pukul 8.45 waktu setempat, pesawat pertama menabrak menara utara gedung WTC. Tabrakan ini menimbulkan ledakan dan kebakaran. Namun, pada saat itu banyak orang masih menganggap peristiwa tersebut merupakan sebuah kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Evakuasi pun dilakukan dan program televisi segera menyiarkan secara langsung kejadian di WTC. Dari siaran langsung inilah seluruh publik Amerika Serikat menyaksikan dengan ngeri ketika pesawat kedua menabrak menara selatan. Segera setelah itu, orang mulai menyadari bahwa kejadian tersebut merupakan serangan.
Serangan 11 September. Foto: pinterest
Hal ini semakin jelas setelah pesawat lainnya, American Airlines penerbangan 77 menabrak sisi barat markas militer Pentagon pada jam 9.45 pagi. Menurut laporan resmi, 125 personel militer dan warga sipil tewas di Pentagon, bersama dengan 64 orang di dalam pesawat.
Pesawat keempat, United Airlines penerbangan 93 jatuh di sebuah ladang di negara bagian Pennsylvania yang berjarak 30 menit dari Washington DC. Pesawat tersebut jatuh setelah para penumpang melawan. Jatuhnya pesawat ini memakan 40 korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pihak berwenang telah menerima informasi tentang pesawat yang dibajak dan menuju Washington DC. Pihak keamanan saat itu mulai mengevakuasi orang-orang di gedung parlemen AS dan di Gedung Putih.

Runtuhnya WTC dan Penderitaan Korban yang Selamat

Pemadam kebakaran di tragedi 11 September. Foto: Mark Lennihan / Associated Press
Api terus berkorbar di dua menara WTC setelah tabrakan pesawat. Struktur bangunan WTC sudah tidak mampu lagi menahan panas yang dihasilkan dari bahan bakar jet yang terbakar.
Pukul 9.59, menara selatan runtuh dan pada 10.28 disusul oleh menara utara. Pada saat itu, evakuasi sedang berlangsung. Sebanyak 2.763 orang tewas dalam reruntuhan, termasuk 2.192 warga sipil, 343 petugas pemadam kebakaran, dan 71 polisi, serta semua penumpang dan awak pesawat, yakni 147 warga sipil dan sepuluh pembajak.
ADVERTISEMENT
Lima bulan setelah kejadian, warga yang tinggal di sekitar WTC mengalami gangguan pernapasan yang disebabkan oleh debu reruntuhan WTC. Dikutip dari TIME, berbagai studi berkesimpulan bahwa regu penyelamat yang bekerja di sekitar WTC saat serangan 11 September memiliki risiko tinggi terkena kanker prostat, kanker tiroid, dan leukemia.
(ERA)