news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sejarah Singkat Qasidah Burdah Lengkap dengan Keistimewaan dan Keutamaannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
2 September 2021 9:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sholawat burdah. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sholawat burdah. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Salah satu sholawat atau qasidah yang cukup sering dilantunkan umat Islam adalah qasidah burdah. Qasidah burdah berisi pujian dan doa yang dipanjatkan untuk Nabi Muhammad SAW. Syair qasidah burdah biasanya dibaca saat memperingati Maulid Nabi dan merupakan bacaan rutin di pondok pesantren.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Rahasia Sehat Berkah Shalawat oleh M. Syukron Maksum, burdah artinya mantel dan berarti shifa (kesembuhan). Syair qasidah burdah ditulis oleh Imam Muhammad bin Sa‘id Al Busyiri. Imam Busyiri adalah seorang penyair Mesir di tahun 658 - 666 H/1260-1268 M.
Imam Busyiri menulis syair budrah atas perintah Rasulullah yang datang ke mimpinya. Saat itu ia tengah menderita penyakit faalij atau setengah lumpuh.
Beliau mengarang syair burdah 160 bait dan dibagi menjadi 10 pasal. Empat bait pertama dan satu tambahan syair lainnya sering diamalkan dan disyairkan oleh para pecinta sholawat.
Usai menyusun syair tersebut, Imam Busyiri kembali bermimpi bertemu dengan Rasulullah. Dalam mimpi kedua itu, Rasulullah menyelimutinya dengan burdah (mantel). Ketika bangun, sembuhlah beliau dari sakit lumpuh yang dideritanya.
ADVERTISEMENT
Qasidah burdah pun kemudian tersebar di kalangan umat Muslim di seluruh penjuru dunia. Bahkan 20 ulama mensyarahkan syair burdah tersebut, di antaranya yang terkenal adalah Imam Syaburkhiti dan Imam Baijuri.

Keistimewaan Qasidah Budrah

Ilustrasi sholawat burdah. Foto: pixabay
Qasidah burdah memiliki kelebihan dan keunikan. Dikutip dari buku Burdah antara Kasidah, Mistis, dan Sejarah oleh Muhammad Adib, terdapat empat kelebihan dan keunikan dari qasidah burdah, yakni:
1. Syair dari qasidah burdah dianggap sebagai pelopor yang menghidupkan kembali syair- syair pujian terhadap Nabi Muhammad.
2. Syair burdah dinilai sangat tinggi kualitas sastra dan pesan-pesan yang dimuat. Saking tingginya apresiasi dari para pemerhati sastra, syair ini disejajarkan dengan Banat Su’ad, syair legendaris yang sangat populer di kalangan sahabat Rasulullah.
ADVERTISEMENT
3. Syair qasidah burdah terhitung cukup lengkap karena tidak hanya menyajikan sejarah dan pujian, namun juga berisi beragam ajaran tasawuf dan pesan moral yang mendalam.
4. Selain sebagai wiridan di malam Jumat, qasidah burdah dibaca secara berjamaah untuk mendatangkan kesembuhan dan mengusir malapetaka.

Keutamaan Qasidah Burdah

Ilustrasi sholawat burdah. Foto: Freepik.
Dikutip dari buku Rahasia Sehat Berkah Shalawat, selain menyembuhkan penyakit, keutamaan lain dari membaca qasidah burdah adalah bisa dijadikan media untuk memohon kepada Allah agar dipenuhi segala kebutuhan. Selain itu, membaca qasidah burdah satu kali, lebih utama daripada membaca amalan Dalail Khairat 70 kali.
Ini diceritakan Habib Husein bin Mohammad al Habsyi, seorang ulama yang biasa memimpin majelis untuk mengamalkan Dalail Khairat di Mekkah. Beliau bermimpi bertemu dengan Rasulullah dan memerintahkannya untuk membaca qasidah burdah di majelis tersebut. Dalam mimpi itu, Rasulullah SAW berkata bahwa membaca burdah sekali, lebih afol dibanding dengan membaca Dalail Khairat 70 kali.
ADVERTISEMENT
(IPT)