Sejarah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Perjuangan Para Pemuda Indonesia

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
27 Oktober 2023 14:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pemuda yang mengibarkan bendera Merah Putih untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemuda yang mengibarkan bendera Merah Putih untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejarah Sumpah Pemuda berakar dari tekad kuat para pemuda Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan dan persatuan bangsa. Peristiwa tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda yang jatuh setiap tanggal 28 Oktober.
ADVERTISEMENT
Tepat 95 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia mengucapkan ikrar Sumpah Pemuda untuk bertumpah darah, berbahasa, dan berbangsa Indonesia yang satu.
Ikrar Sumpah Pemuda menjadi salah satu pembakar semangat dan persatuan para pemuda dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Namun, untuk bisa mencapai tahap ini, para pemuda perlu melalui proses yang cukup panjang. Bagaimana munculnya sejarah Sumpah Pemuda?

Sejarah Sumpah Pemuda

Ilustrasi menaikkan bendera Merah Putih untuk memperingati hari Sumpah Pemuda. Foto: Unsplash
Ikrar Sumpah Pemuda adalah hasil dari rumusan dalam Kongres Pemuda II, sebuah pertemuan besar yang diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928.
Pertemuan tersebut dihadiri para pelajar dari seluruh wilayah Tanah Air yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).
Kongres Pemuda II bertujuan untuk memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan Indonesia yang telah tumbuh di dalam benak dan sanubari para pemuda.
ADVERTISEMENT
Sebelum kongres ini digelar, para pemuda telah melakukan beberapa persiapan penting. Mereka mengadakan pertemuan-pertemuan pada 3 Mei 1928 dan 12 Agustus 1928 untuk membahas berbagai aspek terkait kongres ini.
Pertemuan-pertemuan tersebut membahas tentang pembentukan panitia, susunan acara kongres, waktu dan tempat pelaksanaan, serta biaya yang akan dikeluarkan.
Pada akhir pertemuan, diputuskan bahwa Kongres Pemuda II akan diselenggarakan di tiga lokasi berbeda, yaitu gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw.

1. Pertemuan Pertama di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond

Ilustrasi para pengurus Jong Sumatranen Bond yang mengikuti Sumpah Pemuda. Foto: Wikimedia Commons
Mengutip buku Mengenal Indonesia (Aku Cinta Indonesia, Tak Kenal Maka Tak Sayang) oleh Boli Sabin Max, Kongres Pemuda II dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan, yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Adapun susunan kepanitiaan Kongres Pemuda II adalah sebagai berikut:
Pertemuan pertama Kongres Pemuda II dilaksanakan pada Sabtu, 27 Oktober 1928. Mengawali kongres ini, Sugondo Djojopuspito, Ketua Kongres, menyampaikan sambutan. Ia mengungkapkan harapannya bahwa kongres ini akan memperkuat semangat persatuan dalam diri para pemuda.
Acara berlanjut dengan uraian dari Mohammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
ADVERTISEMENT

2. Pertemuan Kedua di Gedung Oost-Java Bioscoop

Pertemuan kedua berlangsung di Gedung Oost-Java Bioscoop pada 28 Oktober 1928. Pertemuan ini membahas mengenai isu pendidikan.
Dalam pertemuan ini, kedua pembicara yaitu Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, menyatakan bahwa pendidikan harus memiliki unsur kebangsaan, serta perlu ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak-anak juga harus dididik secara demokratis.

3. Pertemuan Ketiga di Gedung Indonesische Clubgebouw

Ilustrasi peserta Kongres Pemuda II. Foto: Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lamongan
Pertemuan ketiga yang berlangsung di Gedung Indonesische Clubgebouw pada 28 Oktober 1928, menyoroti pentingnya nasionalisme dan demokrasi dalam gerakan kepanduan.
Soenario, salah seorang pembicara, menjelaskan bahwa gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak usia dini mengajarkan anak-anak tentang disiplin dan kemandirian.
Sebelum kongres ditutup, para peserta kongres menyanyikan lantunan lagu "Indonesia Raya" yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman. Lagu ini disambut dengan sangat antusias oleh semua peserta.
ADVERTISEMENT

4. Hasil Keputusan Kongres Pemuda II

Menurut laman Museum Sumpah Pemuda Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Kongres Pemuda II ditutup dengan pembacaan keputusan oleh Sugondo Djojopuspito. Keputusan ini telah dirumuskan oleh Mohammad Yamin.
Keputusan Kongres Pemuda 1928 berisi ikrar Sumpah Pemuda yang mengandung makna persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Adapun bacaan teks Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut:
Ikrar Sumpah Pemuda tersebut menandai komitmen kuat para pemuda Indonesia untuk bersatu dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Bahasa Indonesia dipilih sebagai bahasa persatuan untuk memersatukan beragam suku, budaya, dan wilayah di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Itulah sejarah Sumpah Pemuda yang menjadi tonggak penting dalam mendorong semangat persatuan dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setiap tahun, Indonesia merayakan Hari Sumpah Pemuda sebagai pengingat akan perjuangan para pemuda dalam mencapai kemerdekaan.
(SFR)