Sejarah Supersemar, Peralihan Orde Lama ke Orde Baru yang Penuh Kontroversi

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
11 Maret 2022 9:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah Supersemar. Foto: Associated Press
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah Supersemar. Foto: Associated Press
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret diperingati hari ini, Jumat (11/3). Surat yang ditandatangani pada 11 Maret 1966 oleh Presiden Soekarno ini menandakan beralihnya Orde Lama ke Orde Baru.
ADVERTISEMENT
Namun, peristiwa Supersemar hingga kini masih menuai kontroversi dan dinilai menjadi misteri politik tingkat tinggi. Bukan saja keasliannya masih dipertanyakan, proses penyusunan dan penyerahan surat ini juga dinilai tidak wajar.
Semua pihak bungkam, termasuk para pelaku utama yang masih hidup sampai sekarang. Masyarakat Indonesia pun dibiarkan menerka-nerka apa yang sesungguhnya terjadi di balik Supersemar.

Sejarah Supersemar

Presiden Soekarno dan Soeharto. Foto: Asian History and Culture
Mengutip buku Misteri Supersemar tulisan Eros Djarot, dkk, sejarah Supersemar diawali dengan aksi mahasiswa terhadap peristiwa G30SPKI dengan PKI yang dituding sebagai dalangnya. Mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) menyerukan Tritura yang berisi:
Aksi demo ini pun berlanjut, ribuan mahasiswa turun ke jalan pada Jumat pagi, 11 Maret. Mereka bergerak ke Istana Merdeka untuk satu tujuan, yakni membubarkan Sidang Kabinet 100 Menteri yang dipimpin Presiden Soekarno.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, pasukan tanpa tanda pengenal juga bergerak ke tempat yang sama. Situasi yang kian tidak kondusif akhirnya memaksa sidang kabinet yang baru berlangsung 10 menit itu diselesaikan lebih cepat. Soekarno pun harus diungsikan ke Istana Bogor.
Usai sidang dibubarkan, Amirmachmud bertemu dengan Brigjen Basuki Rachmad, Menteri Veteran, dan Brigjen M Jusuf, Menteri Perindustrian, di tangga sebelah kanan Istana Negara bagian barat. Mereka sepakat untung bertandang ke rumah Soeharto sebelum pergi ke Istana Bogor.
Saat bertemu Soeharto itulah mereka dititipi surat untuk disampaikan kepada Bung Karno. Menurut kesaksian Kemal Idris yang terlebih dulu menghadap Soeharto sebelum ketiga jenderal itu tiba, inti surat itu adalah Soeharto tidak akan bertanggung jawab terhadap keamanan jika tidak diberi perintah tertulis dari Soekarno.
ADVERTISEMENT
Ketiga jenderal tersebut akhirnya pergi ke Istana Bogor untuk menyampaikan surat tersebut kepada Soekarno. Setelahnya, ketiganya kembali ke Kostrad. Mereka membawa surat dari Bung Karno yang isinya menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto untuk mengamankan situasi.

Isi Supersemar

Ilustrasi naskah Supersemar. Foto: menpan.go.id
Sampai saat ini ada empat versi Supersemar yang beredar. Namun, mengutip laman resmi Kementerian PANRB, pada intinya Supersemar berisi tiga poin, yakni:
ADVERTISEMENT
(ADS)