Konten dari Pengguna

Sejarah Uang di Dunia, Pra Barter hingga Dompet Digital

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
12 Agustus 2022 14:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi uang. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Sejarah uang sebagai alat tukar di dunia memiliki kisah yang panjang. Sebelum adanya uang, alat tukar yang biasa digunakan adalah barang atau jasa yang dianggap memiliki nilai sebagai alat pembayaran yang sah.
ADVERTISEMENT
Menurut Rollin G. Thomas dalam buku Our Modern Banking and Monetary System, uang adalah sesuatu yang umum diterima oleh publik sebagai alat pembayaran untuk pembelian barang, jasa, atau kekayaan bernilai lainnya, serta untuk membayar utang.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), uang adalah alat tukar atau standar pengukur nilai (kesatuan hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara seperti kertas, emas, perak, atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu.
Penasaran dengan sejarah uang di dunia dan perkembangannya hingga saat ini? Simak pembahasannya dalam uraian di bawah ini.

Sejarah Uang di Dunia

Ilustrasi uang logam. Foto: Pexels
Menurut Salman Alrosyid dalam buku Perkembangan Uang dalam Sejarah Dunia, ada beberapa tahapan perkembangan uang di dunia seiring dengan berkembangnya pemikiran manusia dan perubahan zaman. Berikut tahapannya:
ADVERTISEMENT

1. Tahap pra barter

Pra barter adalah tahap di mana manusia dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bergantung ke orang lain. Sesuatu yang dihasilkan dari berburu, menangkap ikan, mengambil hasil hutan, dan bertani, langsung dikonsumsi oleh anggota keluarganya saja.
Dengan kata lain, antara produksi dan konsumsi tidak ada pemisahan. Saat itu manusia bertindak sebagai produsen (penghasil) sekaligus sebagai konsumen (pemakai). Mereka hidup menyendiri dan berkelompok dalam suasana kekeluargaan di lingkungan yang terisolir.

2. Tahap barter

Pada tahap ini, masyarakat mulai menyadari bahwa mereka membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Maka dari itu, munculah sebuah pemikiran untuk melakukan barter atau tukar menukar barang sesuai kesepakatan agar saling memenuhi kebutuhan masing-masing.

3. Uang barang

Setelah barter dianggap tidak lagi cocok untuk digunakan sebagai alat penukaran, masyarakat mulai menggunakan beberapa barang seperti kulit kerang, hasil pertanian, dan lain sebagainya untuk dijadikan alat bertransaksi.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, banyak orang mulai menyadari bahwa barang-barang tersebut tentunya cepat rusak dan tidak bertahan lama. Mereka pun akhirnya menggunakan bahan material seperti besi sebagai alat tukar.
Ilustrasi uang logam. Foto: Pexels

4. Uang logam

Setelah ada besi tersebut, masyarakat mulai mencetak uang dalam bentuk logam sekaligus menentukan nilai pertukarannya. Seiring perkembangannya, uang logam atau uang koin menjadi sangat populer di beberapa negara di dunia. Bahkan, banyak kerajaan yang juga menggunakan uang koin tersebut sebagai alat pembayaran.

5. Uang kertas

Sejalan dengan perekonomian dunia yang semakin pesat, tetapi uang logam memiliki kelemahan, banyak negara memutuskan untuk mulai membuat uang kertas. Cina dianggap sebagai negara pencetus uang kertas pertama yang dibuat dari kulit kayu pohon Murbei.
Dengan mencetak uang kertas sebagai alat bayar, banyak orang merasa semakin mudah dalam melakukan pembayaran dalam jumlah besar. Meski demikian, pemerintah tidak boleh sewenang-wenang terhadap uang kertas agar tidak terjadi inflasi.
ADVERTISEMENT

6. Uang digital

Perkembangan digital semakin cepat, uang digital pun kini mulai bermunculan. Bahkan, banyak pihak yang enggan untuk membawa uang tunai karena uang digital dianggap lebih efisien.
Mereka juga lebih suka menyimpan uang di dalam rekening bank atau dompet digital. Dompet digital yang saat ini tengah populer di Indonesia di antaranya ShopeePay, DANA, OVO, hingga GoPay.
(NDA)