Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
7 Ramadhan 1446 HJumat, 07 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Sering Salah Kaprah, Ini Arti Kata Dirgahayu Sebenarnya
5 Agustus 2020 17:23 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 17 Agustus 2021 7:29 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Memasuki bulan Agustus, slogan “Dirgahayu RI ke-75” dan “HUT RI ke-75” banyak menghiasi ruang publik. Mulai dari poster di media sosial, spanduk di banyak instansi, hingga ditulis di gapura perumahan. Hal ini sudah menjadi tradisi khusus untuk memeriahkan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meski banyak digunakan, ternyata ucapan tersebut seringkali tidak tepat. Ini disebabkan oleh ketidaktahuan beberapa orang tentang arti dari kata “dirgahayu” sebenarnya. Nah, agar tidak salah kaprah, berikut penjelasan arti kata “dirgahayu”.
Arti Kata Dirgahayu
Dikutip dari situs resmi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, istilah “dirgahayu” merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta yang bermakna ‘panjang umur’ atau berumur panjang’.
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dirgahayu/dir•ga•ha•yu/ memiliki makna “berumur panjang, bersifat panjang umur (biasanya ditujukan kepada negara atau organisasi yang sedang merayakan/memperingati hari jadinya).
Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh W.J.S. Poerwadarminta, “dirgahayu” berasal dari sastra lama yang berarti : “(mudah-mudahan) berumur panjang, hidup!”
ADVERTISEMENT
Sering Salah Kaprah
Jika menilik makna sebenarnya dari kata “dirgahayu”, maka slogan “Dirgahayu RI ke-75” misalnya, salah kaprah. Kalimat tersebut memiliki makna “Panjang umur RI ke-75” yang tidak logis.
Selain itu, penambahan “Ke-75” di belakang juga membuat makna kalimat menjadi tidak jelas atau ambigu. Sebab, kalimat “Dirgahayu RI Ke-73” bisa saja diartikan ada 73 Republik Indonesia.
Beberapa contoh penulisan yang benar di antaranya:
---
Meski terkesan sepele, memahami makna kalimat sebelum menggunakannya penting untuk dilakukan. Selain dapat menyampaikan informasi secara tepat, Anda turut mendukung usaha pengembangan bahasa.
(ERA)
ADVERTISEMENT