Konten dari Pengguna

Shalat Rebo Wekasan: Hukum, Niat, dan Tata Caranya dalam Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
5 Oktober 2021 14:59 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pria muslim sedang salat. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pria muslim sedang salat. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Rebo Wekasan adalah istilah dalam bahasa Jawa yang merujuk pada hari Rabu terakhir di bulan Safar. Tahun 2021, Rebo Wekasan jatuh pada 15 Oktober. Biasanya, masyarakat Indonesia, khususnya di Tanah Jawa, melakukan beberapa tradisi dan ritual keagamaan untuk merayakannya.
ADVERTISEMENT
Akar perayaan Rebo Wekasan bermula dari adanya keyakinan bahwa hari Rabu terakhir di bulan Safar merupakan waktu di mana Allah SWT menurunkan banyak bala atau musibah. Umat Muslim di zaman Nabi biasa menangkalnya dengan amalan-amalan tertentu seperti shalat dan dzikir.
Shalat rebo wekasan biasa disebut juga shalat lidaf’il bala. Shalat sunah ini terdiri dari empat rakaat yang dilakukan dengan dua kali salam. Bagaimana hukum dan tata caranya dalam Islam? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.

Shalat Rebo Wekasan

Perayaan rebo wekasan bermula dari tradisi masyarakat Arab jahiliah yang menganggap bulan Safar sebagai bulan kesialan. Mengutip buku Amalan Sholat Rebo Wekasan, mereka percaya bahwa pada Rabu terakhir bulan Safar akan muncul sebuah wabah penyakit yang bisa membahayakan umat manusia.
Ilustrasi pria muslim sedang salat. Foto: Shutter Stock
Anggapan ini selaras dengan pendapat Abdul Hamid Quds dalam kitabnya yang berjudul Kanzun Najah Was-Surur Fi Fadhail Al-Azminah wash-Shuhur. Ia menjelaskan bahwa banyak Wali yang mengatakan Allah menurunkan 320.000 macam bala bencana ke bumi pada setiap tahunnya. Semua itu terjadi pada Rabu terakhir di bulan Safar.
ADVERTISEMENT
Namun, pada dasarnya, tidak ada dalil shahih yang menjelaskan anjuran shalat rebo wekasan ini. Oleh karena itu, bila shalat ini diniati secara khusus, maka hukumnya adalah tidak sah dan haram.
Namun, bila shalat rebo wekasan diniati sebagai shalat sunah mutlak, para ulama membolehkannya. Bagi Anda yang ingin melaksanakan shalat rebo wekasan, berikut tata caranya yang dikutip dari buku Kumpulan Tanya Jawab Keagamaan oleh Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah:
com-Ilustrasi menjalankan ibadah Sholat Foto: Shutterstock
Adapun lafazh niat shalatnya yaitu:
ADVERTISEMENT
اُصَلِّي سُنَّةً لِدَفْعِ الْبَلاَءِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal lidaf’il balaa i rak’ataini lillahita’alaa
Artinya: "Saya shalat sunah untuk tolak bala dua rakaat karna Allah Ta'ala"
Seusai shalat, Anda bisa melanjutkannya dengan bacaan doa tolak bala. Berikut lafazhnya:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا أَنْتَ اِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اللهم بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ وَأُمِّهِ وَبَنِيْهِ اِكْفِنِيْ شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ تَعَالىَ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Semoga shalawat dan salam Allah senantiasa tercurah pada junjungan kami, Nabi Muhammad Saw, keluarga dan para sahabatnya. Ya Allah, Tuhan Yang Maha Memiliki Kekuatan dan Keupayaan.
Ya Tuhan Yang Maha Mulia dan karena kemuliaan-Mu itu, menjadi hinalah semua makhluk ciptaan-Mu, peliharalah aku dari kejahatan makhluk-Mu. Ya Tuhan Yang Maha Baik. Yang Memberi Keindahan, Keutamaan, Kenikmatan dan Kemuliaan. Ya Allah, Tiada Tuhan kecuali hanya Engkau. Kasihanilah aku dengan Rahmat-Mu, wahai Zat yang Maha Penyayang.
Ya Allah, dengan rahasia kemuliaan Sayyidina Hasan dan saudaranya, serta kakeknya dan ayahnya, ibunya dan keturunannya, jauhkan aku dari kejahatan hari ini dan kejahatan yang akan turun padanya. Wahai Zat Yang Maha Mencukupi harapan dan Menolak bala’, cukuplah Allah Yang Maha Memelihara lagi Maha Mengetahui untuk memelihara segalanya.
ADVERTISEMENT
Cukuplah Allah tempat kami bersandar, tiada daya dan upaya kecuali atas izin Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad Saw. beserta keluarganya dan para sahabatnya."
(MSD)