Konten dari Pengguna

Siapa Ahlussunnah Wal Jamaah? Ini Penjelasan Beserta Ciri-cirinya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
22 April 2021 11:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Alquran. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Alquran. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Dalam berbagai forum keagamaan, istilah Ahlussunnah Wal Jamaah atau yang disingkat Aswaja sering terdengar. Sejatinya, istilah ini telah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
ADVERTISEMENT
Mengutip jurnal Membincang Kembali Ahlussunah Wa Al-Jamaah oleh Umma Farida (2016), Ahlussunnah baru bertransformasi sebagai “aliran” setelah menguatnya pengaruh Mu’tazilah yang dianggap mengancam Aswaja.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa akan ada masa di mana umat Islam terbagi ke dalam beberapa golongan. Di antara mereka, golongan yang selamat adalah Ahlussunnah wal Jamaah. Hal ini didasarkan pada hadits berikut:
“Bahwasanya Bani Israil telah berfirqah-firqah sebanyak 72 millah (firqah) dan akan berfirqah umatku sebanyak 73 firqah, semuanya masuk neraka kecuali satu. Sahabat-sahabat yang mendengar ucapan ini bertanya: ‘Siapakah yang satu itu ya Rasulullah?’ Nabi menjawab: ‘Yang satu itu ialah yang berpegang (beri’tiqad) sebagai peganganku (I’tiqadku) dan sahabat-sahabatku." (HR. Tirmidzi).
Lantas apa yang disebut Ahlussunnah Wal Jamaah dan bagaimana ciri-cirinya? Simak penjelasan berikut ini:
ADVERTISEMENT

Pengertian Ahlussunnah Wal Jamaah

Ilustrasi Ahlussunnah Wal Jamaah. Foto: Dok. Shutterstock
Mengutip buku Konsep Mayoritas Ahlussunnah Wal Jamaah karya Idik Saeful Bahri (2020), definisi Ahlussunnah dalam kitab al-Mausu’ah al-Arabiyah al-Muyassarah adalah: “Mereka yang mengikuti dengan konsisten semua jejak langkah yang berasal dari Nabi Muhammad SAW dan membelanya. Mereka mempunyai pendapat tentang masalah agama baik yang fundamental (ushul) maupun divisional (furu').”
Nah, di antara para ahlussunah ada yang disebut Salaf, yakni generasi awal mulai dari para sahabat, Tabi 'in dan Tabi'ut Tabi'in. Ada pula yang disebut Khalaf, generasi yang datang kemudian.
Dijelaskan pula bahwa Ahlussunnah ini tidak bersifat homogen. Ada yang toleransinya luas terhadap peran akal, ada pula yang membatasinya secara ketat. Sebagian bersifat reformatif dan yang lainnya konservatif. Ahlussunnah Wal Jamaah ini merupakan golongan mayoritas umat Islam.
ADVERTISEMENT

Ciri-ciri Ahlussunnah Wal Jamaah

Ilustrasi mencintai sesama Muslim. Foto: Shutter Stock
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, pada dasarnya Ahlussunnah Wal Jamaah adalah golongan pengikut setia ajaran Islam yang diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah bersama para sahabatnya. Hal ini tercermin dari sifat-sifat mereka dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. Ahlussunnah Selalu Memelihara Jamaah
Golongan Ahlussunnah Wal Jamaah bertugas untuk memelihara keutuhan umat Islam. Mereka menempuh jalan tersebut sesuai dengan syari’at Allah SWT.
2. Bersikap Tasamuh
Mereka tidak hanya menghargai perbedaan dan cinta damai terhadap sesama Muslim, tetapi juga kepada non-muslim yang tidak berbuat zalim. Ahlussunnah senantiasa menghargai perbedaan dalam masalah mazhab fikih dan mazhab aqidah.
3. Bersikap Tawassuth
Ilustrasi hukum. Foto: Freepik
At-Tawassuth artinya di tengah-tengah, tidak ekstrim kiri maupun kanan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 143 yang artinya: “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) 'umat pertengahan' agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”
ADVERTISEMENT
4. Tawazun atau Seimbang
Ahlussunnah Wal Jamaah seimbang dalam segala hal, termasuk penggunaan dalil aqli (berasal dari akal pikiran yang rasional) dan dalil naqli (bersumber dari Alquran dan hadits). Hal ini sesuai firman Allah dalam surat Al Hadid ayat 25:
“Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan, hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat, Mahaperkasa.”
5. Ahlussunnah Selalu Bersikap I’tidal
Bersikap i’tidal artinya tegak lurus, senantiasa menegakkan kebenaran dan keadilan. Inilah tugas manusia yang diperintahkan Allah SWT.
ADVERTISEMENT
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Surat Al-Maidah ayat 8)
(ERA)