Siapa Harut dan Marut, Malaikat yang Disebut Mengajarkan Sihir?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
17 Maret 2021 11:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tukang sihir. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tukang sihir. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terdapat perbedaan pendapat mengenai siapa sebenarnya Harut dan Marut yang dikenal dalam ajaran Islam. Ada yang mengira keduanya merupakan malaikat yang telah diberi syahwat, ada pula yang meyakini mereka adalah manusia.
ADVERTISEMENT
Mengutip Harut dan Marut dalam Alquran tulisan Bahagia Tanjung (2016: 44-45) dalam versi Israiliyyat, Harut dan Marut adalah malaikat yang dipilih untuk menjalani ujian di bumi. Namun suatu ketika, mereka terjerumus dalam kekejian yang mendatangkan murka Allah.
Mereka kemudian diazab dengan cara digantung di langit Babil sampai hari Kiamat. Meski demikian, Harut dan Marut disebut masih mengajarkan sihir manusia bahkan saat diazab.
Namun para ahli tafsir menolak kisah tersebut karena tidak ada hadits yang sampai kepada Rasulullah SAW. Nama Harut dan Marut sendiri terabadikan dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 102 yang artinya:
"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir).Tetapi, setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut, sedangkan keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan, ‘Sesungguhnya, kami hanya cobaan (bagimu). Sebab itu, janganlah kamu kafir.’ Maka, mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dan istrinya."
ADVERTISEMENT
Bagaimana para mufasir memaknai kisah Harut dan Marut dalam ayat ini? Simak penjelasannya di bawah ini:

Harut dan Marut: Manusia atau Malaikat?

Ilustrasi langit. Foto: Pixabay
Mengutip Bahagia Tanjung (2016: 40), perbedaan pemaknaan terkait Harut dan Marut ini tidak lepas dari penafsiran kata al-malakain yang tercantum dalam ayat. Ibnu Abas membacanya dengan kasrah, yakni al-malikain yang artinya dua raja, sementara yang lainnya membaca menggunakan fathah menjadi al-malakain yang berarti dua malaikat.
Pendapat yang paling masyhur di kalangan mufasir adalah bahwa keduanya merupakan malaikat yang taat pada Allah SWT. Di sisi lain, terdapat pendapat yang menyatakan bahwa Harut dan Marut hanyalah manusia biasa, bukan malaikat dan bukan pula Raja dalam arti sebenarnya. Namun masyarakat kala itu menganggapnya sebagai malaikat karena pengaruh dan wibawanya.
Ilustrasi sihir. Foto: Pixabay
Di sisi lain Imam Qurthubi berpendapat Harut dan Marut adalah pengganti dari kata ‘setan’. Namun menurut Muhammad Nasib Ar Rifa’i, setan tidak memiliki naluri untuk memperingatkan manusia agar tidak berbuat dosa.
ADVERTISEMENT
Dalam surat Al Baqarah ayat 102 jelas disebutkan bahwa mereka berkata “Sesungguhnya, kami hanya cobaan (bagimu). Sebab itu, janganlah kamu kafir.” Ia sendiri lebih condong memaknai kata Harut dan Marut merupakan pengganti kata manusia.

Pemaknaan Tentang Kisah Harut dan Marut dalam Versi Israiliyyat

Banyak ulama beranggapan kisah Harut dan Marut dalam versi Israiliyyat tidak lebih dari sekadar dongeng belaka. Ini dilandasi oleh beberapa alasan.
Pertama mengutip dari buku Sihir dan Hasut karya M. Mutawwali Asy-Sya’rawi (1991: 45), malaikat tidak akan pernah melanggar perintah Allah SWT. Ini secara jelas tertuang dalam surat At Tahrim ayat 6 yang artinya:
“Mereka tiada mendurhakai Allah tentang apa-apa yang disuruh-nya dan melakukan apa-apa yang diperintahkan kepadanya”.
Ilustrasi malaikat. Foto: Pixabay
Alasan kedua, Asy-Sya’rawi (1991: 42) memaknai bahwa sihir memang diturunkan ke Negeri Babil oleh Allah melalui perantara dua malaikatnya, yakni Harut dan Marut. Sebab Allah berwenang untuk menguji umat-Nya dalam bentuk kebajikan maupun keburukan.
ADVERTISEMENT
Alasan mengapa Allah mengutus dua malaikat tersebut adalah karena mereka tidak mendapat manfaat atau kegunaan dari ilmu sihir. Mereka juga ditugaskan agar terlebih dahulu memperingatkan bahwa sihir merupakan suatu fitnah yang dapat menjerumuskan manusia pada kekafiran.
Dengan demikian, alih-alih mendurhakai Sang Pencipta, Harut dan Marut telah menunaikan perintah Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Lebih jauh lagi beliau menjelaskan apabila Allah telah mengutus malaikat untuk mengajari manusia ilmu sihir, ini berarti sihir telah dipraktikkan manusia dengan pertolongan setan.
Ilustrasi sihir. Foto: Pixabay
Namun demi kebaikan umat, manusia diingatkan untuk tidak mempelajarinya karena tidak bermanfaat, malah menimbulkan kerugian. Adapun alasan mengapa Allah menugaskan malaikat dan bukan manusia (misalnya rasul) untuk menjalankan tugas ini adalah untuk menghindari kesalahpahaman.
ADVERTISEMENT
Rasul sejatinya menjadi suri tauladan yang membimbing manusia menuju jalan yang benar. Jika yang mengajarkan sihir adalah Rasul, maka umatnya akan berkata “Kami telah mendapatkan pelajaran ini dari Allah, rasul itu merupakan suri tauladan, kami mengikuti jejaknya dan menerapkan ajarannya (sihir) itu”.
(ERA)