Konten dari Pengguna

Siapa Itu Messiah? Ini Penjelasannya Menurut Ajaran Yahudi dan Alkitab

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
25 November 2022 11:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi patung Yesus Kristus yang diyakini sebagai Messiah dalam ajaran Kristen. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi patung Yesus Kristus yang diyakini sebagai Messiah dalam ajaran Kristen. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Messiah adalah istilah dari bahasa Ibrani yang berarti "Yang Diurapi". Istilah ini umumnya merujuk pada juru selamat yang ada pada keyakinan pemeluk Yahudi dan Kristen.
ADVERTISEMENT
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, istilah Messiah mengacu pada kata "Kristos" dan dalam bahasa Arab dengan kata "Al-Masih". Sehingga, gelar Messiah dalam ajaran Kristen memiliki arti yang sama dengan Yesus Kristus atau Isa Al-Masih.
Sementara dalam ajaran Yahudi, istilah Messiah secara khusus mengacu pada seorang raja Yahudi masa depan dari garis keturunan Raja Daud yang akan diurapi dengan minyak urapan suci. Kedatangannya diharapkan dapat menyelamatkan bangsa Yahudi di masa depan.
Dikutip dari Messianik Yahudi: Juru Selamat Yahudi dalam Telaah Psikoanalisa Erich Fromm oleh Anggun Gunawan (2010: 32), Messiah merujuk pada seorang penyelamat atau penebus yang akan muncul di akhir zaman sebagai "wakil Tuhan" untuk membawa keselamatan dan pemulihan Israel.
ADVERTISEMENT
Konsep Messiah dalam ajaran Yahudi ini juga dipakai oleh kekristenan, karena kekristenan berawal dari orang-orang Yahudi. Konsep Messiah muncul dan berkembang dalam Alkitab Perjanjian Lama, bahkan sampai pada Perjanjian Baru.

Siapa Itu Messiah?

Kata Messiah yang memiliki arti "Yang Diurapi" berasal dari kebiasaan bangsa Yahudi zaman dahulu. Pada awalnya, penggembala di masa lalu melakukan pengurapan atau melumasi kepala domba dengan ramuan minyak untuk mengusir lalat. Domba yang diurapi dianggap "telah dijamin keselamatannya".
Praktik pengurapan kemudian diterapkan kepada raja-raja dan imam-imam Yahudi terdahulu sebagai simbol bahwa mereka telah dijamin keselamatannya sehingga layak untuk diikuti. Di masa kini, upacara penobatan masih dilakukan dengan cara pengurapan.
Sementara itu, awal mula Messiah berhubungan dengan sejarah Kerajaan Daud. Bangsa Yahudi dulu hidup dalam kemakmuran dan kejayaan ketika dipimpin oleh Raja Daud. Namun, begitu memasuki periode Raja Sulaiman (anak Raja Daud), orang-orang Yahudi hidup dalam penderitaan. Mereka hidup terlunta-lunta dalam pengembaraan ke berbagai kawasan.
Ilustrasi Alkitab Perjanjian Lama yang memuat tentang sosok Messiah. Foto: Unsplash
Dalam Alkitab Perjanjian Lama, disebutkan bahwa para Nabi menyampaikan berita tentang kedatangan seorang raja dari keturunan Daud yang akan memulihkan kerajaannya. Sosok raja inilah yang kemudian dikenal sebagai Messiah.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Yahudi Madinah: Dari Era Nebuchadnezzar hingga Khaibar oleh Wisnu Tanggap Prabowo (2021: 102), bagi umat Kristen, mereka meyakini bahwa Yesus adalah Messiah yang dinubatkan. Penjelasan ini juga muncul dalam Alkitab Perjanjian Baru.
Sementara orang Yahudi yang tidak mengimani Perjanjian Baru menganggap bahwa Yesus adalah Messiah palsu. Sebab, orang Yahudi percaya bahwa Messiah merupakan keturunan Raja Daud yang akan memimpin Israel.
Dalam ajaran Yahudi, Messiah digambarkan sebagai sosok yang sangat perkasa karena ada Roh Allah dalam dirinya sehingga mampu untuk memulihkan dan memerintah kerajaan untuk menciptakan suasana damai sejahtera, penuh dengan keamanan, dan keadilan yang bisa dirasakan oleh masyarakat.
Dari segi fisik, Messiah diketahui merupakan manusia bumi yang lahir secara normal. Satu-satunya tanda mengenai asal dan silsilahnya adalah dia merupakan salah satu keturunan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman.
ADVERTISEMENT
Dalam Yesaya (11: 2-4), ciri-ciri khusus Messiah digambarkan sebagai berikut:
"Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan. Takut kepada Allah adalah kesukaannya.
Dia tidak akan menghakimi menurut apa yang tampak di depan matanya, atau memutuskan perkara menurut apa yang didengar telinganya, tetapi dia akan menghakimi fakir miskin dengan kebenaran dan memutuskan perkara bagi orang yang tertindas di negeri dengan keadilan.
Dia akan menghukum bumi dengan rotan dari mulutnya, dan dengan napas mulutnya Dia akan mematikan orang fasik."
(SFR)