Konten dari Pengguna

Siapa Ulil Amri, Orang yang Wajib Ditaati Umat Islam?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
22 Februari 2021 15:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ulil amri. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ulil amri. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Umat Islam diperintahkan untuk taat kepada Allah, Rasulullah, dan juga ulil amri atau para pemimpin. Pemimpin memiliki posisi yang mulia dalam agama Islam karena besarnya tanggung jawab yang mereka emban. Para imam inilah yang diharap dapat menciptakan keteraturan dan kebaikan dalam kehidupan masyarakatnya.
ADVERTISEMENT
Allah berfirman dalam surat An Nisa ayat 59 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Lantas siapa yang disebut ulil amri dalam Islam?

Makna Ulil Amri

Ilustrasi pemimpin. Foto: Unsplash
Mengutip jurnal Ulil Amri dan Kekuatan Produk Hukumnya tulisan Analiansyah (2014: 267), ulil amri memiliki beberapa makna. Yang pertama yaitu penguasa atau sultan. Makna ini terbatas pada kepala pemerintahan saja. Sebagai konsekuensi, ketaatan kepada sultan sama artinya dengan ketaatan pada aturan-aturan negara.
ADVERTISEMENT
Makna kedua adalah ulil amri sebagai ahli ijtihad, ahli fiqh, ahli ilmu, atau ulama. Perintah untuk taat kepada orang-orang yang ahli dalam bidang keagamaan artinya taat kepada fatwa yang dibuatnya. Ada pula ulama yang memberi gelar ulil amri pada ulama dan umara (pemimpin pemerintahan) sekaligus.
Syaikh Abd. Al Rahman bin Nashr al Sa’id menjelaskan dalam al Riyadh al Nadhirah wa al Hada’iq al Niyarah al Zahirah fi al ‘Aqaid wa al Funun al Mustanawwi’ah al Fakhirah bahwa imam-imam kaum muslimin adalah para ulil amri (penguasa) yang meliputi penguasa yang paling tinggi (pemerintah pusat), amir, qadhi, hingga semua yang memiliki kekuasaan, baik kecil maupun besar.

Batas Ketaatan Kepada Ulil Amri

Alquran. Foto: Pixabay
Dalam Islam, pemimpin yang memiliki amanat untuk mewujudkan kemaslahatan bagi manusia harus ditaati. Perintah kewajiban menghormati pemimpin ini disampaikan langsung oleh Rasulullah SAW.
ADVERTISEMENT
“Barangsiapa yang menaatiku maka sesungguhnya ia telah menaati Allah; barangsiapa yang mendurhakaiku maka sesungguhnya ia telah mendurhakai Allah. Barangsiapa yang taat kepada amir (pimimpin) sesungguhnya ia telah menaatiku; barangsiapa yang mendurhakai amir (pemimpin) maka sesungguhnya ia telah mendurhakaiku”.
Namun pemimpin merupakan manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Sebagai manusia yang dibekali akal dan pikiran, kaum muslimin harus meluruskan jika terjadi penyimpangan.
Ilustrasi pemimpin berjabat tangan. Foto: Freepik
Mengutip jurnal Pengertian Ulil Amri dalam Al-Qur’an dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim tulisan Kaizal Bay (2011:123) ketaatan kepada ulil amri ini tidak sepenuhnya mutlak, tetapi kondisional.
Jika produk hukum dari ulil amri tersebut sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, maka wajib diikuti. Apabila produk hukum tersebut bertentangan dengan Alquran dan As sunnah, maka umat Islam tidak wajib menaatinya.
ADVERTISEMENT
Dari Ibnu ‘Umar RA, ia berkata Rasulullah SAW bersabda: “Wajib atas seorang muslim untuk mendengar (tunduk) dan patuh dalam perkara yang ia sukai, kecuali jika ia diperintahkan agar berbuat maksiat. Apabila ia diperintahkan dalam maksiat, maka janganlah ia mendengar dan menaatinya”.
(ERA)