Konten dari Pengguna

Siapakah Nabi Tertampan Menurut Ajaran Islam?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
27 September 2021 11:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustrasi Nabi Tertampan. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi Nabi Tertampan. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang nabi tertampan, kebanyakan dari umat Islam pasti akan mengarah ke satu nama yaitu Nabi Yusuf AS. Ia dikenal memiliki ketampanan yang luar biasa hingga membuat orang-orang di sekitarnya kagum, terutama kaum hawa.
ADVERTISEMENT
Imam Muhammad bin Asy'ats berkata dalam Kitab Al-Mahabbah karya Imam Al-Ghazali, bahwa pada masa Nabi Yusuf, penduduk Mesir pernah hidup selama empat bulan tanpa makanan. Jika mereka lapar, mereka cukup memandang Nabi Yusuf sehingga ketampanannya menjadikan mereka lupa akan rasa laparnya.
Mengutip buku Nabi Yusuf AS: Sang Rasul Yang Rupawan terbitan Erlangga For Kids, selain peristiwa di atas, ada kejadian di mana sekumpulan perempuan mengiris-ngiris jarinya tanpa sadar karena takjub melihat ketampanan wajah Nabi Yusuf. Kisah ini pun Allah abadikan dalam firman-Nya:
فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَـًٔا وَءَاتَتْ كُلَّ وَٰحِدَةٍ مِّنْهُنَّ سِكِّينًا وَقَالَتِ ٱخْرُجْ عَلَيْهِنَّ ۖ فَلَمَّا رَأَيْنَهُۥٓ أَكْبَرْنَهُۥ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَٰشَ لِلَّهِ مَا هَٰذَا بَشَرًا إِنْ هَٰذَآ إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): ‘Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka.’ Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: ‘Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.’” (QS. Yusuf: 31).
Bahkan ketampanan paras Nabi Yusuf juga diakui oleh Nabi Muhammad SAW. Saat peristiwa Isra Mi’raj, Nabi Muhammad sempat bertemu dengan Nabi Yusuf, kemudian beliau berkata: "Di sana saya bertemu Nabi Yusuf AS, ternyata beliau diberi setengah ketampanan." (HR. Muslim).
ADVERTISEMENT

Nabi Tertampan

Illustrasi Nabi Tertampan. Foto: Unsplash
Melihat kisah di atas memang pantas jika banyak umat Islam yang mengira Nabi Yusuf merupakan nabi tertampan. Namun kenyataannya, ketampanan Nabi Yusuf ini hanyalah sebagian ketampanan yang Allah timpakan kepada makhluk-Nya.
Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki menerangkan dalam Kitabnya Muhammad Insanul Kamil, bahwa persentase ketampanan, keindahan dan keelokan yang Allah turunkan ke alam ini dibagi menjadi beberapa bagian, yakni:
Sebanyak 50 persen untuk Nabi Muhammad; 25 persen untuk Nabi Yusuf; dan 25 persen sisanya dibagikan kepada seluruh alam raya beserta isinya yang meliputi keindahan alam, keelokan hewan, ketampanan dan kecantikan manusia, dan lain sebagainya.
Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki berkata, bahwa Nabi Muhammad maupun Nabi Yusuf memang sama-sama tampan dan memesona bagi siapapun yang melihatnya. Mereka juga sama-sama diberi 10 hijab dari cahaya guna menjaga penampilannya dari fitnah.
ADVERTISEMENT
Namun, semua hijab Nabi Yusuf telah dibuka semenjak di dunia. Sedangkan Nabi Muhammad baru satu yang dibuka.
Sisanya akan dibuka dan ditampakkan di surga kelak. Karena jika semua hijab beliau dibuka semenjak di dunia, orang-orang akan tanpa sadar mengoyak-ngoyak jantungnya karena tak kuasa menahan takjub melihat parasnya.
Melansir buku Agar di Surga Bersama Nabi oleh Mohammad Mufid, visualisasi sosok Rasulullah berbeda dengan semua orang. Dilukiskan bentuk fisik Rasulullah dalam sebuah hadist: “Rasulullah itu berwajah tampan, sangat gagah, berwibawa, dan berseri-seri bagaikan bulan purnama.” (HR. Tirmidzi).
(NDA)