Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Sifat Salbiyah: Pengertian, Macam-Macam, dan Dalilnya dalam Alquran
7 Januari 2022 9:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sifat salbiyah adalah salah satu sifat wajib yang dimiliki Allah sebagai Tuhan Pencipta alam. Sifat ini wajib diimani oleh setiap umat Muslim .
ADVERTISEMENT
Salbiyah berasal dari kata salab yang artinya negatif atau menolak. Maksudnya, sifat ini tidak mungkin dimiliki oleh selain Allah dan tidak bisa disamakan oleh sesuatu.
Hanya Allah saja sebagai Dzat Maha Kuasa yang memiliki sifat ini. Sehingga, tidak mungkin sifat salabiyah dimilki oleh makhluk ciptaan-Nya.
Mengutip buku Ilmu Tauhid terbitan Duta Media Publishing, sifat salbiyah Allah terbagi menjadi lima, yaitu qidam, baqa, mukhalaafatuhu lil hawadisi, qiyamuhu binafisihi, dan wahdaniyah. Berikut penjelasan masing-masing sifat tersebut.
Macam-Macam Sifat Salbiyah Allah
Qidam artinya dahulu, sebagai Pencipta segala sesuatu, Allah wajib ada terlebih dahulu sebelum makhluk-Nya. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki keterbatasan.
Manusia tidak bisa mengetahui kapan alam semesta ini diciptakan, namun manusia dapat mengimani bahwa Allah telah ada sebelum alam ini ada. Hanya saja, adanya Allah tidak ada permulaannya.
ADVERTISEMENT
Jika ada permulaannya pasti akan ada akhir, yang artinya Allah adalah hal baru yang sama dengan makhluk. Hal ini sangat mustahil bagi Allah sebagai pencipta segala isi alam raya.
Dikutip dari buku Aqidah Akhlaq karya Taofik Yusmansyah, dalil yang menerangkan sifat qidam adalah surat Al Hadid ayat 3:
هُوَ الْاَوَّلُ وَالْاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
Artinya: Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Mengutip buku Al Juwani: Peletak Dasar Teologi terbitan Erlangga, secara bahasa, baqa berarti Kekal. Artinya, Allah sebagai Dzat yang menciptakan alam beserta isinya ini tetap ada, kekal, dan tidak berubah. Seperti dijelaskan dalam Alquran surat Al Qasas ayat 88, yang berbunyi:
ADVERTISEMENT
وَلَا تَدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۘ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ اِلَّا وَجْهَهٗ ۗ لَهُ الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ
Artinya: Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.
Jadi, mustahil sifat salbiyah baqa dimiliki oleh makhluk. Sebab, semua makhluk mengalami perubahan dan berproses menuju titik akhir, yaitu kematian.
Sifat Allah mukhalaafatuhu lil hawadisi memiliki arti Allah berbeda dengan makhluk-Nya baik sifat maupun Zat-Nya. Sebagai contoh sederhana, sebuah robot yang dibuat bisa menirukan gerakan manusia. Namun, robot ini tidak akan sama dengan manusia yang membuatnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, tidak ada manusia yang bisa menyamakan hasil ciptaan Allah. Hal ini ditegaskan dalam surat Al Ikhlas ayat 4:
وَلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Artinya: Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.
Qiyamuhu binafisihi artinya bisa berdiri sendiri. Maksudnya, Allah tidak membutuhkan bantuan apapun, dari siapapun, dan tidak bergantung pada apapun. Justru semua makhluk ciptaan-Nyalah yang bergantung kepada-Nya.
Mengutip buku Syekh Siti Jenar: Makrifat dan Makna Kehidupan karya Achmad Chodijim, sifat ini ditegaskan dalam surat Al Ankabut ayat 6:
وَمَنْ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهٖ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Artinya: Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.
ADVERTISEMENT
Wahdaniyah artinya Yang Maha Esa. Maksudnya, Allah adalah satu, baik sifat, Zat, maupun perbuatan-Nya. Seperti ditegaskan dalam surat Al Anbiya ayat 22, yang berbunyi:
لَوْ كَانَ فِيْهِمَآ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَفَسَدَتَاۚ فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ
Artinya: Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan.
(IPT)