Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Silsilah Kerajaan Sriwijaya, Mulai dari Pendiri hingga Raja Terkenalnya
6 Februari 2023 16:39 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari A Record of the Buddhist Religion as Practised in India and the Malay Archipelago oleh Junjiro Takakusu (1896: 671), bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7, di mana seorang pendeta Tiongkok dari Dinasti Tang, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya pada tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan.
Kerajaan Sriwijaya dikenal juga sebagai negara nasional pertama karena pada masa kejayaannya, daerahnya meliputi Indonesia bagian barat, Semenanjung Malaya, Siam bagian selatan, sebagian Filipina, dan Brunei Darussalam di Pulau Kalimantan. Lantas, bagaimana dengan silsilah kerajaannya?
Silsilah Kerajaan Sriwijaya
Berdasarkan catatan sejarah, silsilah Kerajaan Sriwijaya atau struktur genealoginya banyak terputus dan penulisannya tidak teratur. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini adalah silsilah yang disepakati oleh para ahli mengenai susunan raja yang memerintah Sriwijaya.
ADVERTISEMENT
1. Dapunta Hyang Srijaya Nasa
Dapunta Hyang Srijaya Nasa merupakan raja pertama yang dipercaya mendirikan Kerajaan Sriwijaya. Namanya disebut dalam beberapa prasasti awal yang disebut sebagai "prasasti-prasasti Siddhayatra", karena menceritakan perjalanan sucinya dalam menaklukkan wilayah-wilayah di sekitarnya.
Menurut Casparis dalam Prasasti Indonesia II: Selected Inscriptions from the 7th to the 9th Century, Dapunta Hyang berkuasa sekitar akhir abad ke-7 hingga awal abad ke-8, tepatnya antara kurun 671 masehi hingga 702 masehi.
2. Sri Indrawarman
Sri Indrawarman merupakan seorang raja yang diyakini menggantikan Dapunta Hyang dalam memimpin Kerajaan Sriwijaya. Dikutip dari Islam in the Indonesian World: An Account of Institutional Formation oleh Azyumardi Azra (2006: 155-158), namanya dikenal berdasarkan surat yang dikirim kepada Khalifah Umar bin Abdul-Aziz dari Bani Umayyah pada tahun 718.
ADVERTISEMENT
Surat itu menjelaskan bahwa pengirim surat merupakan seorang Maharaja, yang memiliki ribuan gajah, rempah-rempah, wewangian, serta kapur barus. Kotanya dilalui oleh dua sungai sekaligus untuk mengairi lahan pertanian mereka dan mengantarkan hadiah untuk khalifah pada waktu itu.
3. Raja Dharanindra
Dharanindra merupakan seorang raja dari Wangsa Sailendra yang memerintah sekitar tahun 782. Namanya ditemukan dalam prasasti Kelurak dengan disertai gelar Sri Sanggrama Dhananjaya.
Sekitar tahun 787, Dharanindra diyakini berhasil menaklukkan Kerajaan Sriwijaya, termasuk daerah bawahannya di Semenanjung Malaya, yaitu Ligor. Prasasti Ligor ditulis oleh Dharanindra sebagai pertanda bahwa Wangsa Sailendra telah berkuasa atas Sriwijaya.
4. Raja Samaratungga
Sri Maharaja Samaratungga atau lebih dikenal sebagai Samaratungga merupakan raja Kerajaan Medang dari Wangsa Syailendra yang memerintah pada tahun 792-835. Pada masa pemerintahannya, Samaratungga lebih mengedepankan pengembangan agama dan budaya. Candi Borobudur menjadi salah satu peninggalan pada masa pemerintahannya.
ADVERTISEMENT
Untuk memperkuat aliansi antara Wangsa Syailendra dengan penguasa Sriwijaya terdahulu, Samaratungga menikahi Dewi Tara, putri Dharmasetu. Dari pernikahan itu, Samaratungga mempunyai seorang putra pewaris takhta, Balaputradewa.
Persekutuan dan hubungan pernikahan kedua keluarga kerajaan membuat Raja Samaratungga akhirnya berkuasa baik di Kerajaan Medang Mataram sekaligus Kerajaan Sriwijaya.
5. Balaputradewa
Sri Maharaja Balaputradewa merupakan keturunan dari Wangsa Syailendra, yakni putra dari Raja Samaratungga dengan Dewi Tara dari Sriwijaya. Ia menjadi raja yang paling terkenal dari Kerajaan Sriwijaya.
Balaputradewa memerintah sekitar abad ke-9. Pada masa pemerintahannya, Sriwijaya berkembang pesat menjadi kerajaan yang besar dan menjadi pusat agama Buddha di Asia Tenggara. Ia juga menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan-kerajaan di India, seperti Nalanda dan Cola.
ADVERTISEMENT
6. Sri Sudamaniwarmadewa
Sri Sudamaniwarmadewa merupakan seorang raja Sriwijaya yang namanya tertulis dalam catatan sejarah Tiongkok. Pada tahun 1003, ia mendedikasikan sebuah candi untuk dipersembahkan kepada kaisar Tiongkok yang dinamakan Candien Bunsu.
Pada masa pemerintahan Sri Sudamaniwarmadewa, Kerajaan Sriwijaya pernah mendapat serangan dari Raja Darmawangsa dari Jawa Timur. Serangan tersebut berhasil digagalkan oleh tentara Sriwijiya.
Setelah penyerangan tersebut, Sri Sudamaniwarmadewa digantikan oleh putranya yang bernama Marawijayatunggawarman.
7. Sri Marawijayatunggawarman
Sri Marawijayatunggawarman merupakan pewaris tahta dari Sri Sudamaniwarmadewa yang berhasil memimpin perang dan menaklukkan Kerajaan Medang di Jawa Timur.
Dikutip dari Ancient Southeast Asia oleh John Norman Miksic, dkk., (2016: 417), peperangan tersebut menyebabkan kematian Raja Dharmawangsa Teguh Anantawikrama dan kehancuran Kerajaan Medang.
(SFR)