Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sisindiran: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contohnya
12 Mei 2022 9:10 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sisindiran berasal dari kata 'sindir' yang artinya berkata tidak terus terang atau secara tidak langsung. Sisindiran merupakan bentuk puisi sastra tradisional semacam pantun .
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Seni Tutur Madihin: Ekspresi Bahasa dan Sastra Banjar oleh Abdul Salam, bentuk pantun sisindiran tumbuh dan berkembang pada masyarakat Sunda yang sudah ada sejak dulu. Sisindiran ada sebelum tahun 1600 M, muncul bersama carita pantun, dongeng, dan jangjawokan ‘mantra’.
Dalam sisindiran terdapat dua bagian. Bagian pertama disebut cangkang yang berarti sampiran dan bagian kedua disebut eusi yang berarti isi.
Sisindiran dituturkan dalam keadaan informal atau santai. Karena pantun ini memiliki bahasa yang mudah dipahami dan bersifat sangat luwes.
Sisindiran dibagi atas tiga jenis yakni paparikan, rarakitan, dan wawangsalan. Ketiga jenis sisindiran tersebut memiliki tujuan yang berbeda-beda yaitu silih asih ‘kasih sayang’, piwuruk ‘pepatah’, dan sésébréd ‘humor’.
Jenis-Jenis Sisindiran dan Contohnya
Menyadur dari buku Seni Tutur Madihin: Ekspresi Bahasa dan Sastra Banjar karangan Abdul Salam, berikut jenis-jenis sisindiran lengkap dengan contohnya.
ADVERTISEMENT
1. Paparikan
Paparikan berasal dari kata 'parek' yang dalam bahasa sunda artinya adalah deukeut atau dekat. Paparikan sama seperti bentuk pantun pada umumnya yang terdiri atas 4 baris dan memiliki pola sajak silang a/b/a/b. Berikut contoh dari paparikan:
Boboko ragrag di imah (Wadah nasi jatuh di rumah)
Ninggang kana pileuiteun (Terbentur dalam gudang beras)
Mun bogoh montong ka sémah (Kalau cinta jangan pada tamu)
Ari anggang sok leungiteun (Kalau jauh terasa hilang)
2. Rarakitan
Kata rarakitan mengandung arti rakit atau berpasangan. Disebut rarakitan karena kata pada awal baris bagian sampiran diulangi lagi pada awal baris di bagian isi. Contohnya:
Sapanjang jalan soreang (Sepanjang jalan soreang)
Moal weleh di aspalan (Tidak luput untuk di aspal)
ADVERTISEMENT
Sapanjang tacan kasorang (Sepanjang belum tercapai)
Moal weleh diakalan (Tak akan bosan diakali)
3. Wawangsalan
Wawangsalan adalah bentuk sisindiran di mana kalimatnya mengandung sebuah teka-teki. Wawangsalan terdiri atas dua baris.
Baris pertama atau sampiran mengandung wangsal yang harus ditebak. Baris kedua atau isi mengandung isi tebakan. Contohnya sebagai berikut:
Teu beunang di hurang sawah (Tak bisa di udang sawah)
Teu beunang dipikameumeut (Tak bisa disayangi)
Wangsal yang harus ditebak adalah ‘hurang sawah’ atau udang sawah. Udang yang hidup di sawah adalah ‘simeut’ atau belalang. Jadi, jawaban dari wawangsalan di atas adalah belalang.
(EAR)