Konten dari Pengguna

Surat Al Fiil dan Tafsir Ibnu Katsir soal Kisah Pasukan Gajah

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
10 Juni 2021 13:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Alquran yang berisi Surat Al Fiil. Sumber: Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Alquran yang berisi Surat Al Fiil. Sumber: Freepik.com
ADVERTISEMENT
Surat Al Fiil merupakan surat ke-105 di Alquran dan termasuk ke dalam golongan Surat Makiyyah. Al Fiil artinya adalah gajah yang diambil dari ayat pertama surat tersebut. Terdiri dari 5 ayat, surat Al Fiil menceritakan kisah penyerangan Ka'bah yang dilakukan Pasukan Gajah.
ADVERTISEMENT

Bacaan Surat Al Fiil

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصۡحٰبِ الۡفِيۡلِؕ (1)
Alam tara kaifa fa'ala rabbuka bi ashaabil fiil
Artinya: "Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?"
اَلَمۡ يَجۡعَلۡ كَيۡدَهُمۡ فِىۡ تَضۡلِيۡلٍۙ (2)
Alam yaj'al kai dahum fii tad liil
Artinya: "Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?"
وَّاَرۡسَلَ عَلَيۡهِمۡ طَيۡرًا اَبَابِيۡلَۙ (3)
Wa arsala 'alaihim tairan abaabiil
Artinya: "dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,"
تَرۡمِيۡهِمۡ بِحِجَارَةٍ مِّنۡ سِجِّيۡلٍ (4)
Tar miihim bi hi jaaratim min sij jiil
Artinya: "yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,"
فَجَعَلَهُمۡ كَعَصۡفٍ مَّاۡكُوۡلٍ (5)
Faja 'alahum ka'asfim m'akuul
ADVERTISEMENT
Artinya: "sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat)."
Ilustrasi Alquran yang berisi Surat Al Fiil. Sumber: Freepik.com

Tafsir Ibnu Katsir soal Kisah Pasukan Gajah

Mengutip Buku Tafsir Ibnu Katsir Volume 7 yang diterjemahkan oleh Dr. 'Abdullah, kisah ini bermula dari keirian Gubernur Yaman, Abrahah Al-Asyram, melihat Ka'bah yang sangat ramai pengunjung tiap tahunnya. Ia bertekad memindahkan kunjungan bangsa Arab ke gereja yang akan dibangunnya, sehingga Yaman akan ramai pengunjung.
Ia pun membangun gereja yang amat megah dan tinggi. Bangsa Arab menyebutnya al-qalis. Sebab, orang yang melihatnya akan mengangkat kepala sehingga qalansuwah (peci) yang dikenakannya hampir terjatuh dari kepalanya saking tingginya bangunan tersebut.
Ternyata hal tersebut mengundang kebencian masyarakat Adnan dan Qahtan. Kaum Quraisy benar-benar murka karenanya. Sebagian dari mereka pun mendatangi gereja dan menghancurkan isi di dalamnya. Abrahah yang marah pun bersumpah akan menuju Baitullah di Makkah dan menghancurkannya berkeping-keping.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Abrahah menyiapkan pasukan dalam jumlah yang besar disertai sekawanan gajah. Abrahah berencana meletakkan rantai pada pilar-pilar Ka'bah, lalu ujung rantai lainnya diikatkan ke leher gajah. Tujuannya agar ketika gajah itu digerakkan, tembok Ka'bah akan ikut rubuh.
Perjalanan Abrahah Menuju Makkah
ADVERTISEMENT
Abrahah menjelaskan bahwa dirinya tidak bermaksud memerangi warga Arab, kecuali jika ada yang menghalanginya untuk menghancurkan Ka'bah. Abdul Muthalib pun menghadap Abrahah. Ia meminta agar 200 untanya dikembalikan dan bersedia mengungsi ke puncak gunung seraya berkata:
"Sesungguhnya aku adalah pemilik unta-unta itu, sedangkan Ka'bah itu miliki Allah yang akan selalu dipertahankannya."
Pemuka Quraisy menawarkan sepertiga kekayaan mereka untuk Abrahah sebagai ganti agar dia tidak menghancurkan Ka'bah, tetapi ditolak.
Sebelum mengungsi ke puncak-puncak gunung, Abdul Muthalib memegang daun pintu Ka'bah seraya berdoa kepada Allah. Ia meminta pertolongan supaya membinasakan Abrahah dan bala tentaranya.
Esoknya, ketika mereka mengarahkan gajah menuju Makkah, Nufail bin Habib datang berdiri di samping Mahmud, gajah miliknya, lalu memegang kupingnya dan berkata, "Duduklah, hai Mahmud, dan kembalilah ke tempat asalmu, karena sesungguhnya kamu sekarang ini tengah berada di negeri Allah yang suci." Kemudian, gajah itu pun duduk berderum. Naufal berjalan mendaki gunung.
ADVERTISEMENT
Tentara Abrahah memukul-mukul gajah itu agar berdiri dan berjalan menuju Makkah, tetapi ia enggan berdiri. Berbagai cara mereka lakukan, tetapi tetap saja ia enggan berdiri. Namun, ketika diarahkan ke Yaman dan Syam, gajah itu berdiri dan berjalan cepat. Kemudian, mereka coba arahkan ke Makkah lagi, gajah tersebut kembali duduk.
Selanjutnya, Allah mengirimkan kepada mereka kawanan burung dari lautan seperti burung alap-alap. Masing-masing burung membawa tiga batu: satu batu ditaruh paruh dan dua batu di kedua kaki. Batunya sebesar biji kedelai dan biji adas. Namun, siapapun yang terkena batu tersebut akan binasa.
Pada akhirnya, pasukan gajah yang dipimpin Abrahah pun kalah. Kaum Quraisy yang berada di puncak gunung kembali ke kediaman masing-masing.
ADVERTISEMENT
(ULY)