Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Syarat dan Makna Angpao dalam Tradisi Imlek bagi Masyarakat Tionghoa
1 Februari 2022 11:18 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, angpao berasal dari dua suku kata, yakni "ang" yang berarti merah dan "pao" yang berarti amplop. Jika diartikan secara harfiah, angpao adalah amplop merah.
Mengutip laman The Star, amplop tersebut biasanya berisi sejumlah uang untuk diberikan kepada kerabat terdekat. Warna merah pada angpao melambangkan keberkahan, kebaikan, serta kesejahteraan bagi orang yang menerimanya.
Angpao biasanya diberikan oleh orang yang sudah menikah dan berkeluarga. Apa syarat dan makna angpao dalam tradisi Imlek ? Simak artikel berikut untuk mengetahui jawabannya.
Syarat dan Makna Angpao dalam Tradisi Imlek
Pembagian angpao biasanya diberikan saat malam, tepatnya sebelum perayaan Imlek dimeriahkan. Namun, sebagian orang Tionghoa ada yang memberikannya di pagi hari saat bersembahyang di vihara.
Amplop ini biasanya diberikan kepada anak-anak, keluarga yang belum menikah, dan orangtua. Harapannya, penerima angpao akan dilimpahkan rejeki dan keberuntungan selama tahun baru.
ADVERTISEMENT
Angpao biasanya diberikan oleh orang yang sudah menikah dan berkeluarga. Mereka yang memiliki rejeki lebih harus membagikannya kepada orang yang masih lajang.
Penerima angpao tidak dibatasi. Amplop merah ini boleh diberikan kepada siapa saja termasuk sanak saudara, teman, asisten, sahabat, dan lain-lain.
Mengutip laman Modern Parenting, nominal uangnya tidak ditentukan dalam angka pasti. Pemberi angpao bebas menentukan jumlahnya sendiri, sesuai dengan kesanggupan ekonominya.
Namun, tidak disarankan mengisi angpao dengan uang yang bernilai ganjil. Sebab, angka ini identik dengan pemakaman.
Di sisi lain, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa angpao tidak boleh diisi dengan uang yang memiliki angka empat jika dijumlahkan. Sama seperti angka ganjil, angka empat juga identik dengan kematian.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pemberian angpao tidak boleh melalui perwakilan. Seseorang harus memberikannya sendiri secara langsung. Sebab, ini menyangkut etika sopan santun yang harus diperhatikan.
Jika menilik sejarahnya, tradisi angpao sebenarnya sudah ada sejak zaman dinasti Qing yakni sekitar 221-206 SM. Pada saat itu, orang tua memberikan koin yang diikat benang merah kepada anak muda. Angpao ini dikenal dengan nama ya sui qian.
(MSD)