Syarat Taubat Menurut Syariat Islam Beserta Pengertiannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
26 Oktober 2021 18:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi syarat taubat foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi syarat taubat foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Taubat dipandang sebagai langkah permulaan seorang hamba yang hendak memulai perjalanan sebagai manusia yang lebih baik. Taubat menjadi hal penting dan mendesak. Sebagaimana disebutkan dalam beberapa dalil berikut:
ADVERTISEMENT
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang beriman, supaya kalian beruntung.”
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya setiap anak adam bersalah, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah orang yang bertaubat.”
Menurut Ustaz Ahmad Sobiriyanto dalam buku Ya Allah, Mudahkan Rezeki dan Jodohku!, taubat dapat membersihkan hati seseorang dari berbagai macam penyakit hati, seperti dengki, iri, hasad, kemarahan, dan lainnya. Dengan bertaubat, seorang Muslim akan terhindar dari hal-hal di luar perintah Allah SWT.
Untuk melakukan taubat, umat Muslim harus memenuhi beberapa syarat. Namun sebelum membahasnya, ada baiknya untuk menyimak arti taubat terlebih dahulu melalui artikel di bawah ini.
Ilustrasi syarat taubat foto: Freepik

Apa Itu Taubat?

Taubat bersal dari bahasa Arab yang berarti “kembali, penyesalan, dan pulang”. Kata ini juga mengandung arti “bersandar, meminta perlindungan”.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Ibadah-ibadah Paling Terhormat Bagi Pelaku Maksiat agar Taubat Nasuha karangan Muhammad Nasrullah, Imam al-Ashfani mengartikan taubat sebagai tindakan meninggalkan dosa dengan jalan yang paling baik.
Sementara itu, Ibnu Hajar mendefinisikan taubat sebagai tindakan meninggalkan dosa karena kehinaannya, menyesal akibat sudah melakukannya, berkeinginan keras untuk tidak melakukannya lagi, dan mengembalikan apa yang diambil jika mampu dan meminta maaf pada orang yang memiliki barang tersebut.
Namun secara umum, taubat artinya perasaan hati yang menyesali perbuatan maksiat yang sudah dilakukan. Taubat mengharuskan seseorang untuk kembali menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dan menaati semua perintah-Nya.
Pertaubatan akan mengantarkan umat Islam untuk melekatkan diri kepada Allah SWT. Sehingga umat tidak akan terlepas dari penjagaan dan perlindungan-Nya. Hal ini senada dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran, yaitu:
ADVERTISEMENT
“Allah Pelindung mereka yang beriman, mengeluarkan mereka dari jurang kegelapan dalam cahaya. Dan, untuk mereka yang ingkar, pelindung mereka adalah setan: mengeluarkan mereka dari cahaya ke dalam jurang kegelapan. Mereka itulah penghuni neraka. Di sana mereka tinggal selama-lamanya,” (QS. Al-Baqarah [2]:257).
Ilustrasi syarat taubat foto: Shutterstock

Syarat Taubat Menurut Syariat Islam

Seperti diketahui, taubat seorang hamba akan diterima Allah SWT apabila memenuhi syarat. Berikut syarat taubat yang dikutip dari buku Sukses Dunia Akhirat dengan Istighfar dan Taubat oleh abu Utsman Kharisman (2021) dan buku Terapi Hati tulisan Amri Khalid (2013):
1. Menyesali Dosa
Seseorang yang bertaubat harus menyesali dosanya. Penyesalan ini didasari oleh pengakuan bahwa dirinya sudah berdosa dan mendzhalimi diri sendiri. Sebagaimana dikatakan dalam dalil berikut:
ADVERTISEMENT
“Penyesalan itu adalah taubat,” (HR. Ahmad)
“Mereka berdua (Adam dan Hawa’) berkata: Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mendzhalimi diri kami, dan jika tidak Engkau ampuni dan beri rahmat kami, niscaya kami sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang merugi,” (Q.S. al-A’raaf:23)
2. Berhenti Melakukan Dosa
Ketika bertaubat, umat Muslim harus benar-benar berhenti melakukan dosa. Apabila masih melakukan dosa, maka dianggap puncak kemungkaran.
3. Tidak Mengulangi Dosa
Umat Muslim yang bertaubat harus bertekad kuat untuk tidak mengulangi dosanya lagi. Seperti tercatat dalam Quran surat berikut:
“Dan orang-orang yang jika mengerjakan perbuatan keji atau mendzhalimi diri sendiri, mengingat Allah dan beristighfar atas dosa-dosanya, dan siapakah lagi yang bisa mengampuni dosa selain Allah?
Dan ia tidak terus menerus mengulangi apa yang pernah dilakukan dalam keadaan ia tahu. Mereka itu adalah orang-orang yang mendapat balasan ampunan dari Tuhan mereka,” (Q.S. Ali Imran:135)
ADVERTISEMENT
(GTT)