Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Syarat Terjadinya Interaksi Sosial dalam Sosiologi
24 Januari 2021 11:30 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai manusia yang hidup berdampingan dengan manusia lainnya, interaksi sosial selalu terjadi dalam keseharian. Ini tidak lepas dari esensi manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup.
ADVERTISEMENT
Lantas apa yang dimaksud interaksi sosial? Menurut sosiolog Gilin dan Gilin yang dikutip Soekanto dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar, interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang menghubungkan perorangan, kelompok dengan kelompok, dan orang dengan kelompok.
Dalam interaksi sosial, hubungan yang terjadi dilakukan secara timbal balik oleh kedua belah pihak. Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak akan dapat terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
Berikut ini adalah penjelasannya:
Kontak Sosial
Kontak sosial merupakan awal terjadinya interaksi sosial. Soekanto menjelaskan bahwa kontak sosial merupakan sebuah hubungan di mana satu pihak dengan pihak lain saling memberikan aksi-reaksi meski tidak bersentuhan secara fisik.
Burhan Bungin dalam Sosiologi Komunikasi menyebut terdapat dua bentuk kontak sosial, yaitu:
ADVERTISEMENT
Kontak sosial primer merupakan hubungan yang dilakukan oleh seseorang pada orang atau kelompok lain yang mana hubungan tersebut dilakukan secara langsung dalam suatu tempat dan waktu yang sama.
Kontak sosial sekunder terjadi antara dua orang atau lebih namun pihak yang melakukan interaksi tidak saling berkontak fisik. Contohnya adalah berkomunikasi melalui telepon, radio, televisi, surat, dan lain-lain.
Penting untuk diketahui, kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada kerja sama, sedangkan kontak sosial yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan.
Komunikasi
Menurut Soekanto, komunikasi adalah memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak tubuh maupun sikap) dan perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Individu yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
ADVERTISEMENT
Jadi komunikasi adalah suatu proses di mana satu sama lainnya saling mengerti maksud dan perasaan masing-masing. Berdasarkan sifatnya, komunikasi dapat dibagi menjadi dua, yakni:
Arni Muhammad dalam Komunikasi Organisasi mengartikan komunikasi verbal sebagai komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau kata-kata yang digunakan secara oral atau lisan maupun tulisan. Seseorang dapat memahami maksud dari ucapan yang disampaikan dengan mudah.
M. Budyatna dan Leila MG dalam Teori Komunikasi Antar Pribadi menyebut komunikasi non verbal merupakan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata. Komunikasi ini bisa terjadi melalui nada suara, gerakan tubuh, dan lain-lain.
(ERA)