news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Syekh Quro, Sosok Penyiar Agama Islam Sebelum Wali Songo

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
1 Agustus 2022 13:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sosok Syekh Quro. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sosok Syekh Quro. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Salah satu sosok yang turut menyebarkan agama Islam sebelum masa Wali Songo adalah Syekh Quro. Sosok dengan nama asli Syekh Hassanudin ini merupakan seorang ulama yang datang dari negeri Campa (daerah di Vietnam) dan putra Syekh Yusuf Siddik.
ADVERTISEMENT
Merujuk buku Akulah Debu Di Jalan Al-Musthofa oleh Tri Wibowo BS, Syekh Quro memperkenalkan Islam dengan cara berdakwah di Pulau Jawa dan sempat menjadi guru di Kesultanan Malaka.
Selain itu, beliau juga membangun sebuah pondok pesantren di Karawang, Jawa Barat untuk digunakan sebagai tempat berdakwah dan menyiarkan agama Islam.
Di pondok pesantren inilah dibangun sebuah masjid di Karawang yang sekarang menjadi Masjid Agung Karawang. Bagi yang penasaran dengan perjalanan Syekh Quro dalam menyebarkan agama Islam di Karawang, simak kisahnya di bawah ini.

Kisah Syekh Quro dalam Menyebarkan Islam

Masjid. Foto: Pixabay
Merangkum buku Pasang Surut Partai-Partai Islam di Jawa Barat Pada Pemilu 1955-2004 oleh Dr. Fauzan Ali Rasyid, Syekh Quro datang bersama para santrinya, yakni Syekh Abdul Rohman, Syekh Maulana Madzkur, dan Nyai Subang Larang, ke Pulau Jawa pada abad ke-14.
ADVERTISEMENT
Mereka datang dengan menumpang kapal yang dipimpin Laksamana Cheng Ho yang tengah dalam perjalanan menuju Majapahit. Dalam pelayarannya itu, armada Cheng Ho mendarat di Pura Karawang.
Syekh Quro beserta para santrinya pun turun di Karawang dan menetap di sana. Selama di Karawang, ia menyebarkan agama Islam dengan mendirikan Pondok Pesantren bernama Pondok Quro yang artinya tempat untuk belajar Alquran, pada 1418 M.
Syekh Quro memiliki seorang santri yang berjasa dalam upayanya menyebarkan Islam, yaitu Syekh Abdulah Dargom (keturunan dari Sayyidina Usman bin Affan RA) atau yang lebih dikenal dengan nama Tan Go.
Setelah lama bermukim di Karawang, Syekh Quro menikah dengan Ratna Sondari, putri Ki Gedeng Karawang. Dari pernikahan tersebut, lahirlah seorang putra yang diberi nama Syekh Akhmad.
Ilustrasi sedang menyebarkan ajaran agama Islam. Foto: Pixabay
Syekh Quro menugaskan para santrinya untuk menyebarkan ajaran Islam ke bagian selatan Karawang, tepatnya Kecamatan Telukjambe, Ciampel, Pangkalan, dan Tegalwaru. Sedangkan putranya ditugaskan meneruskan perjuangannya dalam menyebarkan ajaran Islam di Pesantren Quro yang sekarang dikenal dengan Masjid Agung Karawang.
ADVERTISEMENT
Syekh Quro meninggal dan dimakamkan di Pulo Bata, Desa Pulokalapa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang. Sebelum meninggal, beliau sempat memberi wasiat kepada para santrinya agar menjaga seluruh masjid peninggalannya, serta menjaga anak miskin dan para yatim dhuafa.
Makam Syekh Quro pertama kali ditemukan oleh Raden Somaredja (Pangeran Sambri) dan Syekh Tolha pada 1859 Masehi. Bukti keberadaan makam Syekh Quro diperkuat oleh Sunan Kanoman Cirebon, Pangeran Haji Raja Adipati Jalaludin, saat ia berkunjung.
Bahkan, Pangeran Haji Raja Adipati Jalaludin juga memberikan surat pernyataan Putra Mahkota Pangeran Jayakarta Adiningrat XII tentang benar adanya makam Syekh Quro di Pulo Bata, Desa Pulokalapa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang.
(NDA)