Tafsir Kejadian 1 Ayat 1 yang Menjelaskan tentang Penciptaan Langit dan Bumi

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
22 Mei 2022 11:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kejadian 1 ayat 1. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kejadian 1 ayat 1. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Kitab kejadian merupakan kitab pertama dari keseluruhan isi Alkitab yang terdiri dari 50 pasal. Kitab ini dikenal juga sebagai salah satu dari lima kitab Tora Musa seperti, Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan.
ADVERTISEMENT
Mengutip jurnal berjudul Studi Penciptaan Menurut Kitab Kejadian 1:1-31 karya Bernike Sihombing, Kitab Kejadian membahas tentang penciptaan alam semesta dan jagat raya. Dalam Kejadian 1 ayat 1 disebutkan bahwa mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Para penafsir telah bergumul dan mencoba menafsirkan ayat ini. Akhirnya, Kejadian 1 pun digunakan sebagai acuan informasi tentang keberadaan ciptaan yang telah dilakukan oleh Allah.
Ayat ini menjadi pengakuan bagi bangsa Israel sekaligus kebanggaan mereka bahwa dalam kitab Taurat ada dituliskan awal mula segala yang ada. Agar lebih mendalami maknanya, berikut penjelasan tentang Kitab Kejadian 1 ayat 1 selengkapnya untuk Anda.

Kitab Kejadian 1 Ayat 1

Pengenalan terhadap Kejadian 1 merupakan pengetahuan tentang betapa dasyatnya Sang pencipta dalam menciptakan sesuatu yang tak dapat dilakukan dan dipikirkan oleh teknologi manusia. Dia menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya dengan kuasa-Nya.
Ilustrasi kejadian 1 ayat 1. Foto: pixabay
Khusus pada Kejadian 1 ayat 1, dituliskan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi. Menurut Djonly Johnson dalam jurnal Studi Kritik Teori Penciptaan Dalam Kejadian 1:1-2 (2019), ayat ini ditulis pada tahun 1440 sebelum Kristus.
ADVERTISEMENT
Kejadian 1 ayat 1 ditulis menggunakan bahasa Ibrani oleh Musa bersama temannya dalam perjalanan di Padang gurun. Saat itu, Musa membawa umat Israel keluar dari tanah Mesir yang dikenal sebagai tanah perbudakan.
Dalam bahasa Ibrani, bunyi ayatnya adalah sebagai berikut: “bre’syit bara’ elohiym et hasysyamayiym w’et ha’arets”. Dalam bahasa Indonesia, Kejadian 1 ayat 1 berbunyi “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”
Frasa pertama, yakni “bre’syiyt” merupakan frasa yang terdiri dari dua kata, b dan re'syiyt. B (bet) dalam tata bahasa Ibrani adalah preposisi yang berarti di, dalam, dan di dalam. Sedangkan re'asyit adalah kata benda yang berarti masa, kala, awal, mula.
Penggabungan dua kata tersebut menjadi Bre'syiyt. Arti B dalam frasa ini menunjuk pada satu waktu atau masa yang tak terbatas. Jadi, kata Bre'syiyt dapat berarti “pada mulanya…,”.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, kata ‘bara’ berarti cipta atau karya. Dalam Bible Work versi 6, kata bara diposisikan sebagai kata kerja perfect orang ketiga tunggal maskulin. Sehingga, dapat diartikan sesuai kata kerja yang dimaksud, “dia telah menciptakan”.
Ilustrasi kejadian 1 ayat 1. Foto: pixabay
Kemudian, kata "hasysymayim" merupakan akar kata syamayim yang artinya langit. Secara harfiah, kata ‘hasysymayim’ ini juga bisa mengacu pada langit yang luas dan tidak ada batasnya. Di langit itulah, Tuhan menempatkan alat-alat penerang seperti matahari dan planet lainnya termasuk bintang-bintang.
Selanjutnya, "ha’arets" merupakan frasa yang terdiri dari dua kata yakni, ha dan arets. Kata “ha” merupakan awalan yang melengkapi maksud kata sebelumnya. Jika diterjemahkan, kata “ha” artinya itu.
ADVERTISEMENT
Sedangkan kata arets berarti bumi tanah, wilayah, dan sekitarnya. Jika digabungkan, kata ha’arets berarti bumi itu.
Kejadian 1 ayat 1 memberikan pemahaman mendalam tentang awal mula penciptaan alam semesta. Kala itu, Allah menciptakan langit dan bumi terlebih dahulu sebelum menciptakan umat manusia.
Umat Kristen hendaknya mendalami makna penciptaan langit dan bumi ini dengan baik. Sehingga, muncul keimanan dan ketaatan dalam hati untuk senantiasa menyembah Tuhan.
(MSD)