Tari Sekapur Sirih, Tari Penyambutan Tamu yang Berasal dari Provinsi Jambi

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
3 Agustus 2021 17:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tari sekapur sirih. Foto: Kemenkumham Jambi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tari sekapur sirih. Foto: Kemenkumham Jambi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tari sekapur sirih merupakan tari tradisional asal Jambi. Tari ini dipersembahkan untuk menyambut kedatangan tamu terhormat dan tamu agung yang singgah di tanah Jambi.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Mengenal Seni Tari Indonesia oleh Muryanto, S.Pd., tari sekapur sirih biasa digunakan sebagai pelengkap dalam persembahan upacara adat atau acara keagamaan di Jambi. Tarian ini mengungkapkan ketulusan, sopan santun, serta keramah-tamahan masyarakat setempat.
Untuk lebih memahaminya, simak ulasan lengkap tentang tari sekapur sirih berikut ini.

Tari Sekapur Sirih

Tari sekapur sirih merupakan salah satu tarian khas Indonesia. Meski berasal dari Provinsi Jambi, tarian tradisional ini menyebar di berbagai wilayah Indonesia seperti Riau, Bangka Belitung, dan wilayah perbatasan Malaysia.
Mengutip buku Kamus Istilah Tarian Melayu oleh Irwan P, tarian sekapur sirih diciptakan oleh Firdaus Chatab pada 1962. Kemudian Hendri melakukan penataan ulang tari ini pada tahun 1967.
Tari sekapur sirih mendeskripsikan perasaan lapang dan terbuka yang dimiliki orang-orang Jambi terhadap tamu yang berkunjung ke daerah mereka.
Ilustrasi tari sekapur sirih. Foto: Chanel Youtube Borneo
Jumlah penarinya 12 orang, dengan formasi 9 orang penari wanita dan 3 orang penari pria. Di antara 12 penari tersebut, satu orang bertugas memegang payung, dua orang sebagai pengawas, dan sisanya menari.
ADVERTISEMENT
Gerakan dalam tari sekapur sirih terdiri dari gerakan melenggang, sembah tinggi, merentang kepak, berhias (memasang cincin, gelang, anting serta bedak gincu dan calak), gerakan putar setengah, dan putar penuh.
Gerakan tersebut dilakukan dalam posisi level rendah dan sedang. Untuk pola lantainya dimainkan sesuai dengan kebutuhan dan tempat pementasan. Apabila dilakukan di gedung (indoor) pola lantai dapat dilakukan, namun apabila di luar gedung (outdoor) pola lantai jarang dilakukan.
Peralatan yang biasa digunakan dalam tarian ini beragam, di antaranya cerano atau wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, dan keris. Untuk pakaiannya, para penari mengenakan "Baju Kurung" adat Jambi.
Senandung lagu rakyat "Jeruk Purut" dan suara biola serta akordion berlanggam Melayu turut mengiringi tarian ini. Tidak lupa gambus, gong dan gendang juga dimainkan sebagai pelengkap musik iringan tari tradisional khas Jambi ini.
Ilustrasi tari sekapur sirih. Foto: Kemenkumham Jambi
Saat tampil, para penari menghias tubuhnya dengan balutan songket, baju kurung dalam, dan hias kepala berupa sunting yang terdiri dari kembang goyang, beringin dan cempaka. Pemanis lain yang juga digunakan adalah teratai, pending dan gelang.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan perkembangan zaman, aksesoris yang dipakai pun bertambah, seperti: gelang kilat bahu, gelang kano, gelang pipih dan gelang buku beban atau juga disebut gelang puru. Sedangkan sanggul lipat pandan, sunting beringin dan kembang goyang menjadi perhiasan untuk kepala.
Tari sekapur sirih cukup dikenal luas oleh masyarakat Indonesia maupun mancanegara. Nama yang dikenal beragam, salah satunya adalah Penyambutan.
Pada mulanya tarian ini disebut Tarian Persembahan, kemudian mengalami perubahan menjadi Tari Penyambutan. Dan sekarang, tarian khas Jambi ini dikenal dengan sebutan Tari Sekapur Sirih.
(MSD)