Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Tata Cara Itikaf di Rumah, Sunnah Rasul di 10 Hari Terakhir Ramadhan
3 Mei 2021 17:40 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di 10 hari terakhir Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk melakukan itikaf. Inilah amaliyah yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah selama hidupnya. Abu Hurairah ra mengatakan,
ADVERTISEMENT
“Biasanya Rasulullah melakukan itikaf pada sepuluh hari yang terakhir setiap bulan Ramadhan. Hanya pada tahun akhir hayat beliau beritikaf dua puluh hari” (HR. Bukhori).
Secara bahasa, itikaf artinya berdiam diri atau menetap. Mengutip buku Kumpulan Tanya Jawab Keagamaan oleh Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah (2015) itikaf menurut mazhab Malikiyyah adalah menetapnya seorang Muslim yang telah tamyiz untuk menjalani ibadah dalam masjid disertai dengan puasa, menghindari senggama selama sehari semalam atau lebih, dan dengan disertai niat.
Secara sederhana, itikaf adalah berdiam diri di masjid dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun di tengah pandemi COVID-19 yang tidak kunjung berakhir, masyarakat khususnya yang berada di zona merah disarankan untuk beribadah di rumah masing-masing guna meminimalisir penularan.
ADVERTISEMENT
Muncul pertanyaan, bagaimana cara itikaf di rumah? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini:
Syarat Itikaf
Hukum asal itikaf adalah sunnah, namun dapat berubah menjadi wajib jika dinazarkan. Sejatinya beritikaf di masjid lebih utama.
Namun melansir islam.nu.or.id, sebagian ulama mazhab Maliki dan mazhab Syafi’i memperbolehkan i’tikaf di ruangan shalat yang ada di rumah, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Adapun syarat itikaf yang perlu dipahami setiap Muslim antara lain:
1. Niat
2. Islam
3. Suci dari hadats besar
4. Berakal
5. Berdiam diri minimal seukuran tuma’ninah shalat lebih sedikit.
ADVERTISEMENT
Masa Waktu Saat Itikaf
Mengutip buku Praktek Ibadah Pada Masa Pandemi Virus COVID-19 karya Hololur Rohman dkk (2020), para ulama berbeda pendapat mengenai seberapa lama seseorang beritikaf.
Menurut mazhab Hanafiyah dan Hanbali, waktunya boleh sebentar dan tidak ada batasan lamanya. Sedangkan menurut mazhab Malikiyah, waktunya paling sedikit satu hari semalam.
Di sisi lain, mazhab Syafi'i menyatakan waktu untuk itikaf minimal sekedar membaca lafaz "subhanallah" dan lebih sedikit.
Amalan Saat Itikaf
Imam an-Nawawi dalam kitab al-Majmu' ala Syarh al-Muhadzab menjelaskan beberapa amalan yang hendaknya dilakukan Musim saat itikaf.
“Amalan utama bagi orang yang beritikaf adalah melakukan aktifitas yang berkaitan dengan ketaatan, yaitu melaksanakan shalat, bertasbih, berdzikir, membaca Alquran, dan menyibukkan diri dengan keilmuan seperti belajar, mengajar, membaca, menulis, dan lainnya.”
ADVERTISEMENT