Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Tata Cara Ruqyah untuk Memusnahkan Gangguan Sihir dan Jin Dari dalam Diri
17 Maret 2021 14:35 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ruqyah menjadi salah satu terapi alternatif yang digunakan untuk menyembuhkan gangguan fisik dan spiritual. Sebenarnya, metode pengobatan ini telah ada sebelum datangnya Islam.
ADVERTISEMENT
Kemudian Rasulullah membersihkan praktik ruqyah dari segala bentuk syirik. Beliau menggantinya dengan bacaan ayat-ayat Alquran dan doa sesuai sunnahnya.
Inilah yang disebut ruqyah syar’iyyah. Alquran sendiri merupakan penawar untuk berbagai macam penyakit, termasuk gangguan sihir, jin, dan penyakit ain. Allah berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 82 yang artinya:
"Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian."
Lantas bagaimana tata cara ruqyah untuk menyembuhkan gangguan sihir sesuai syariat Islam ? Simak panduannya berikut ini:
Cara Membentengi Diri dari Gangguan Sihir dan Jin
Tidak ada satu manusia pun yang mengetahui apa yang akan terjadi pada dirinya. Oleh sebab itu, umat Islam dianjurkan untuk mempertebal keimanan sebagai langkah preventif untuk membentengi diri dari gangguan sihir dan jin.
ADVERTISEMENT
Bagaimana caranya? Mengutip buku Doa Ruqyah: Terapi yang Bersumber dari Alquran dan As-Sunnah karya Syaikh Said bin Ali, ikuti langkah-langkah berikut ini:
ADVERTISEMENT
Mengobati Diri dari Gangguan Sihir dan Jin
Jika seseorang telah terkena gangguan sihir dan jin, pengobatan bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan memusnahkan benda sarana sihir jika tempatnya diketahui, kedua adalah dengan melakukan ruqyah.
Untuk Ruqyah, pasien dapat menumbuk tujuh lembar daun bidara hijau, kemudian mencampurkannya dengan air yang cukup untuk mandi. Air tersebut dibacakan doa-doa berikut ini:
1. Surat Al Baqarah ayat 255
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
ADVERTISEMENT
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
2. Surat Al-A'raf 117-122
{وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ (117) فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (118) فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ (119) وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ (120) قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ (121) رَبِّ مُوسَى وَهَارُونَ (122)
ADVERTISEMENT
Dan kami wahyukan kepada Musa.”Lemparkanlah tongkatmu.” Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu. Nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-ahli sihir itu serta-merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata, “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam (yaitu) Tuhan Musa dan Harun.”
3. Surat Yunus ayat 79-82
{وَقَالَ فِرْعَوْنُ ائْتُونِي بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيمٍ (79) فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ قَالَ لَهُمْ مُوسَى أَلْقُوا مَا أَنْتُمْ مُلْقُونَ (80) فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ مُوسَى مَا جِئْتُمْ بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ (81) وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ (82)
ADVERTISEMENT
"Fir’aun berkata (kepada pemuka-pemuka kaumnya), “Datangkan¬lah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai!” Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka, “Lemparkanlah apa yang hendak kalian lemparkan!” Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata, “Apa yang kalian lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak-benarannya.” Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya)."
4. Surat Thaha ayat 65-70
{قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى (65) قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى (66) فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُوسَى (67) قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنْتَ الأعْلَى (68) وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى (69) فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ وَمُوسَى (70)
ADVERTISEMENT
"(Setelah mereka berkumpul) mereka berkata, "Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) ataukah kami orang yang mula-mula melemparkan?” Berkata Musa, "Silakan kamu sekalian melemparkan.” Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berkata, "Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apayang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.” Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata, "Kami telah percaya kepada Tuhannya Harun dan Musa.”
ADVERTISEMENT
5. Surat Al Kafirun ayat 1-6
قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ - ١ لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ - ٢ وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ - ٣ وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ - ٤ وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ - ٥ لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ - ٦
"Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir! aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah, dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
6. Surat Al Ikhlas ayat 1-4
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ - ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ - ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ - ٤
ADVERTISEMENT
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (Surat Al-Ikhlas: 1-4)
7. Surat Al Falaq ayat 1-5
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ - ١ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ – ٢ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ - ٣ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ - ٤ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ - ٥
“Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
ADVERTISEMENT
8. Surat An Nisa ayat 1-6
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ - ١ مَلِكِ النَّاسِۙ - ٢ اِلٰهِ النَّاسِۙ - ٣ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ - ٤ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ - ٥ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ - ٦
“Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”
---
Air bidara yang telah dibacakan doa kemudian diminumkan tiga teguk kepada orang yang terkena sihir, lalu sisanya digunakan untuk mandi. Dengan melaksanakannya secara rutin, niscaya pengaruh sihir akan hilang.
(ERA)