Konten dari Pengguna

Teleologi: Pengertian, Penggolongan, dan Contoh Penerapannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
22 Desember 2022 15:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi teleologi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teleologi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Teleologi berasal dari bahasa Yunani, telos, yang artinya akhir, tujuan, atau maksud. Secara istilah, teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan kejadian menuju tujuan tertentu.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Etika Administrasi Publik tulisan Didin Muhafidin dan H. Yadiman, istilah teleologi dikemukakan oleh Christian Wolff, seorang filsuf Jerman abad ke-18. Secara umum, teleologi merupakan studi filosofis mengenai bukti perencanaan, fungsi, atau tujuan di alam maupun dalam sejarah.
Teleologi kerap dijadikan sebagai teori dasar atau prinsip-prinsip etika dalam membuat keputusan di berbagai bidang. Agar lebih memahaminya, siak pengertian, penggolongan, serta penerapan etika teleologi dalam artikel berikut.

Etika Teleologi

Ilustrasi memahami teleologi. Foto: Pixabay
Sebagai etika, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik buruknya suatu tindakan yang dilakukan. Dijelaskan dalam buku Etika Bisnis (Konsep, Teori, dan Implementasi) oleh Ismi Darmastuti dkk., teleologi mana yang benar dan mana yang salah.
Namun, etika teleologi lebih mengedepankan pada tujuan dan akibat. Meski sebuah tindakan bernilai salah di mata hukum, jika tujuannya baik dan akibatnya juga baik, maka tindakan itu dinilai baik.
ADVERTISEMENT
Jika tidak diaplikasikan dengan benar, ajaran teleologis berpotensi menimbulkan bahaya karena menghalalkan segala cara. Artinya, tujuan yang baik tetap harus diikuti dengan tindakan yang benar menurut hukum.
Seperti yang disebutkan, etika teleologi ini bisa diterapkan dalam berbagai bidang. Contoh teleologi dalam bidang keperawatan misalnya, bayi-bayi yang lahir cacat lebih baik diizinkan meninggal daripada nantinya menjadi beban di masyarakat.

Penggolongan Teleologi

Ilustrasi teleologi. Foto: Pixabay
Teleologi dapat digolongkan menjadi beberapa macam, yakni:

1. Hedonisme

Dikutip dari buku Post Modern dalam Pemikiran Anak Muda oleh Ade Irma dkk., hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap hidup hanyalah tentang kesenangan dan kenikmatan materi semata. Bagi penganut paham ini, bersenang-senang dan berpesta adalah tujuan utama hidup.
Penganut paham hedonisme beranggapan bahwa hidup ini hanya sekali sehingga mereka merasa ingin menjalani hidup dengan senikmat-nikmatnya. Karena itu, mayoritas penganut paham ini memiliki kehidupan yang bebas untuk memenuhi hawa nafsu tanpa batas.
ADVERTISEMENT

2. Eudaemonisme

Eudaemonisme merupakan pandangan hidup yang menganggap kebahagiaan adalah tujuan segala tindakan manusia. Kebahagiaan yang dimaksud tidak terbatas pada perasaan subjektif seperti senang atau gembira saja, tetapi justru lebih objektif karena menyangkut pengembangan seluruh aspek kemanusiaan.
Aliran eudaemonisme terbagi menjadi dua macam, yaitu yang bersifat pribadi dan sosial. Eudaemonisme pribadi hanya berhubungan dengan kebahagiaan dan kesenangan pribadi. Sedangkan yang bersifat sosial berkaitan dengan kebahagiaan dan kesejahteraan sosial kelompok.

3. Utilitarianisme

Utilitarianisme adalah teori moral yang menyatakan bahwa suatu tindakan adalah benar secara moral hanya jika tindakan tersebut berdampak baik bagi semua orang yang terpengaruh. Teori ini memengaruhi penganutnya untuk menjadikan dunia beserta manusia sebagai penghuninya sebaik mungkin.
(ADS)