Teori Kepribadian Menurut Sigmund Freud

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
18 November 2021 9:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi teori kepribadian Sigmund Freud. Foto: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teori kepribadian Sigmund Freud. Foto: Shutterstock.
ADVERTISEMENT
Kepribadian adalah keterampilan atau kecakapan sosial dan kesan menonjol yang dimiliki seseorang terhadap orang lain. Pada umumnya, kepribadian suatu individu digambarkan ke dalam dua jenis, yakni kepribadian baik dan kepribadian buruk.
ADVERTISEMENT
Nur Fatwikiningsih dalam buku Teori Psikologi Kepribadian Manusia menjelaskan, kepribadian berasal dari kata personality yang berarti penggambaran tingkah laku secara deskriptif yang biasanya digambarkan dalam karakteristik perilaku manusia.
Misalnya, tingkat kepercayaan diri seseorang, kemampuan bersosialisasi dalam lingkungan, cara mempertahankan diri, dan kemampuan beradaptasi.
Beberapa psikolog membagi tipe kepribadian berdasarkan teori kepribadian yang telah ada sejak dulu. Salah satu teori kepribadian yang terkenal adalah teori kepribadian dari Sigmund Freud. Ia merupakan seorang dokter saraf dan psikiatri yang berpengaruh dalam ilmu psikologi saat ini.
Freud merupakan salah satu orang yang menggagas ide tentang teori kepribadian untuk psikoanalisis. Ini merupakan teori yang menjelaskan tentang perkembangan kepribadian manusia dan dianggap sebagai landasan dari psikologi untuk era modern.
ADVERTISEMENT

Teori Kepribadian Menurut Sigmund Freud

Ilustrasi teori kepribadian Sigmund Freud. Foto: Shutterstock.
Dikutip dari buku Teori Kepribadian oleh Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Sigmund Freud mengemukakan suatu teori kepribadian yang dikenal dengan Psychoanalitic Theory of Personality atau teori psikoanalisis.
Dalam teori tersebut, Freud membagi kepribadian manusia menjadi tiga unsur yang saling berinteraksi, yakni id, superego dan ego. Adapun penjelasan dari masing-masing unsur tersebut adalah sebagai berikut:
Id
Unsur ini adalah aspek biologis dalam diri manusia yang sudah ada sejak lahir. Contoh unsur id adalah insting, impuls, dan keinginan. Unsur ini beroperasi pada daerah tidak sadar yang mendorong kebutuhan fisiologi manusia seperti rasa lapar, haus, dan nafsu.
Misalnya, ketika seseorang merasa lapar, dia akan terdorong untuk mencari makanan demi memenuhi rasa lapar tersebut. Dalam teori psikologi, pergerakan atau dorongan tersebut dibagi menjadi dua jenis, yakni refleks dan proses primer.
ADVERTISEMENT
Refleks adalah ketika seseorang langsung mengambil aksi atas keinginannya. Sedangkan proses primer ialah proses membayangkan sebelum melakukan aksi. Misalnya, sebelum seseorang mencari makanan, ia akan membayangkan wujud makanan itu terlebih dahulu.
Superego
Unsur ini merupakan aspek psikologis pada diri manusia yang menggambarkan sifat manusia untuk tunduk dan patuh terhadap norma sosial, etika, dan nilai-nilai masyarakat. Sama seperti unsur id, superego merupakan unsur yang tidak disadari oleh manusia.
Superego adalah kecenderungan sifat manusia yang selalu ingin berbuat baik sesuai dengan norma, etika, serta aturan-aturan yang ada di masyarakat. Superego kerap dianggap sebagai unsur yang berfungsi untuk mengurangi atau menekan nafsu biologis yang ada dalam diri manusia.
Misalnya, ketika seseorang melakukan kesalahan, secara tidak sadar akan muncul perasaan bersalah dan malu. Dari sinilah, unsur superego bekerja menekan unsur id atau nafsu biologis pada manusia agar tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi.
ADVERTISEMENT
Ego
Ego merupakan unsur yang bisa disadari dan dikontrol oleh manusia. Unsur ini berfungsi menjadi penengah antara id dan superego. Unsur ini adalah penyeimbang antara apa yang ingin dipenuhi oleh id dan apa yang dituntut oleh superego agar sesuai dengan norma sosial.
Berdasarkan ketiga unsur diatas, dapat disimpulkan bahwa ketiga komponen tersebut saling berkaitan dalam membentuk kepribadian manusia. Jika ketiganya saling berkaitan dengan seimbang, maka akan terbentuk kepribadian yang baik pada seseorang.
(IPT)