Konten dari Pengguna

Teori Out of Taiwan, Penjelasan Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
2 Desember 2020 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tatung Dayak, Indonesia. Foto: Dok. Gregorius Agung
zoom-in-whitePerbesar
Tatung Dayak, Indonesia. Foto: Dok. Gregorius Agung
ADVERTISEMENT
Terdapat berbagai teori yang mencoba menjelaskan asal usul nenek moyang Bangsa Indonesia. Ada yang mengatakan mereka berasal dari wilayah kepulauan nusantara, Tiongkok Selatan, hingga Taiwan.
ADVERTISEMENT
Teori yang menyatakan bahwa manusia yang berada di Indonesia berasal dari Taiwan disebut teori Out of Taiwan. Teori ini memiliki banyak pendukung karena disertai dengan bukti-bukti sejarah yang cukup kuat.
Menurut Bellwood dalam First Islander: Prehistory and Human Migration in Island South East Asia, teori Out of Taiwan menjelaskan tentang penutur bahasa Austronesia yang menyebar di Asia Tenggara hingga ke kepulauan Pasifik dan Madagaskar yang berasal dari Taiwan atau Formosa.
Berdasarkan pendekatan linguistik atau kebahasaan, bahasa yang digunakan suku-suku di Indonesia diketahui berasal dari rumpun Austronesia.
Dikutip dari jurnal Perkembangan Kebudayaan Austonesia di Kawasan Asia Tenggara dan Sekitarnya, penutur bahasa Austronesia sendiri merupakan bangsa maritim yang menghabiskan banyak waktu untuk berkelana dari satu pulau ke pulau lainnya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi perahu layar. Foto: Mariamichelle via Pixabay
Berdasarkan teori Out of Taiwan, penutur bahasa Austronesia tiba terlebih dahulu di Filipina sekitar tahun 4500 hingga 3000 SM. Kemudian sekitar tahun 3500 hingga 2000 SM, manusia yang mendiami Filipina melakukan migrasi ke Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara.
Mereka terus menyebar ke Jawa, Sumatra, Nusa Tenggara, Papua bagian Barat, Oseania, hingga Melanesia di Pasifik. Ketika singgah di setiap pulau yang dilalui, mereka kemudian memperkenalkan kebudayaannya kepada masyarakat setempat, termasuk bahasa.
Oleh sebab itu terdapat beberapa kata yang mirip di berbagai daerah, baik dalam segi pengucapan maupun maknanya. Salah satu contohnya adalah kata manuk dalam bahasa Jawa yang berarti burung, dalam bahasa Tagalog disebut manok. Orang Fiji menyebutnya manumanu. Sementara bagi orang Samoa burung adalah manu.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia yang ditulis oleh Bellwood, selain bahasa, kebudayaan lainnya yang mereka bawa antara lain pertanian (padi, jewawut, tebu, ubi, dan keladi raksasa), hasil laut berupa ikan dan kerang, domestikasi ternak (babi, anjing, dan ayam), menguasai teknologi perkapalan, pembuatan gerabah, penggunaan beliung persegi, perhiasan kerang, tenun, dan kebiasaan makan sirih.
(ERA)