Konten dari Pengguna

Teori Pengkondisian Klasik: Pengertian dan Cara Kerja

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
21 Desember 2023 10:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pengkondisian klasik. Foto: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengkondisian klasik. Foto: Pexels.
ADVERTISEMENT
Teori pengkondisian klasik banyak digunakan dalam terapi perilaku. Pengkondisian klasik dimanfaatkan untuk menghilangkan atau mengurangi berbagai jenis perilaku yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, teori pengkondisian klasik menggambarkan tentang proses belajar individu atau organisme. Belajar adalah proses memperoleh pengetahuan, perilaku, dan ide-ide dalam alam sadar maupun bawah sadar.
Pengkondisian klasik sendiri masuk dalam pembelajaran bawah sadar yang terjadi sebagai respons otomatis. Untuk mengetahui lebih jauh tentang teori pengkondisian klasik, simak ulasan berikut.

Teori Pengkondisian Klasik adalah

Ilustrasi pengkondisian klasik. Foto: Pexels.
Teori pengkondisian klasik ditemukan oleh dokter dan fisiologi Rusia, Ivan Pavlov. Menurut Pavlov tingkah laku organisme bisa dibentuk melalui peraturan dan manipulasi lingkungan.
Pengkondisian klasik ditemukan secara tidak sengaja saat Pavlov sedang meneliti pencernaan anjing. Dia memperhatikan bahwa reaksi fisik anjing terhadap makanan berubah seiring waktu.
Pada awalnya, anjing hanya akan mengeluarkan liur saat makanan diletakkan di hadapannya. Namun seiring berjalannya waktu, mereka juga mengeluarkan air liur sedikit sebelum makanan tiba.
ADVERTISEMENT
Dari pengamatan itu, Pavlov menyimpulkan bahwa mereka mengeluarkan air liur karena suara-suara yang muncul sebelum makanan tiba, seperti bunyi kaleng kemasan makanan atau suara gerobak makanan.
Pavlov kemudian melakukan eksperimen untuk menguji teorinya. Eksperimen tersebut dilakukan dengan membunyikan bel sebelum menyajikan makanan kepada anjing. Awalnya, anjing-anjing itu tidak merespons. Namun setelah dilakukan selama beberapa hari, anjing-anjing itu mulai mengeluarkan air liur hanya karena suara bel.

Cara Kerja Pengkondisian Klasik

Ilustrasi pengkondisian klasik. Foto: Pexels.
Pengkondisian klasik berfokus pada pembelajaran bawah sadar dengan cara mengaitkan stimulus.
Untuk memahami cara kerja pengkondisian klasik, penting untuk mengetahui jenis-jenis respon dan stimulus. Dikutip dari laman Psikologi Universitas Medan Area, pengkondisian klasik memiliki 3 tipe stimulus, yaitu stimulus netral, terkondisi (conditional stimulus) serta tidak terkondisi (unconditional stimulus).
ADVERTISEMENT
Pemberian stimulus tentunya juga diikuti dengan adanya respon. Terdapat dua respon dalam pengkondisian klasik, yakni respon terkondisi (conditional respon) dan respon tak terkondisi (unconditional respon).
Stimulus netral adalah adalah stimulus yang pada awalnya tidak menimbulkan respon. Stimulus tak terkondisi adalah stimulus yang menimbulkan respon otomatis. Sedangkan stimulus terkondisi adalah stimulus yang pada akhirnya dapat memicu respon terkondisi.
Dikutip dari laman Verywell Mind, cara kerja pengkondisian klasik terbagi menjadi tiga fase sebagai berikut:

1. Fase sebelum pengkondisian

Langkah awal dari pengkondisian klasik adalah memasangkan stimulus yang tidak terkondisi dengan respons yang tidak terkondisi. Pada tahap ini, individu atau organisme juga akan diperkenalkan dengan stimulus netral.
Dalam ekperimen Pavlov contoh fase ini, adalah mengenalkan bunyi bel pada anjing sebelum makan. Bunyi bel adalah stimulus netral yang tidak memicu respon, sedangkan makanan adalah adalah stimulus tak terkondisi.
ADVERTISEMENT

2. Fase selama pengkondisian

Pada fase kedua pengkondisian klasik, stimulus yang sebelumnya netral berulang kali dipasangkan dengan stimulus tidak terkondisi. Hasil dari pemasangan ini akan membentuk hubungan antara stimulus netral menjadi stimulus terkondisi.
Contohnya, bel yang dibunyikan berkali-kali akan membuat anjing tahu bahwa makanan akan datang.

3. Fase sesudah pengkondisian

Pada fase setelah pengkondisian, stimulus terkondisi akan memicu respon terkondisi. Sebagai contoh: Saat mendengar bunyi bel, anjing akan merasa lapar dan meneteskan air liur meski tidak ada makanan dihadapannya.
(GLW)