Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Teori Penyebab Kehancuran Ice Age yang Bertahan Jutaan Tahun
31 Januari 2024 13:21 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ice age atau zaman es berlangsung lebih dari 570 juta tahun silam dan berakhir sekitar 11.500 tahun lalu. Panjangnya durasi zaman tersebut membuat sebagian besar orang termasuk peneliti bertanya-tanya, apa penyebab kehancuran ice age yang telah bertahan begitu lama?
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, jawaban atas pertanyaan itu masih menjadi pembahasan. Para peneliti menduga bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan mencairnya gletser yang membuat zaman es berakhir. Faktor tersebut meliputi radiasi matahari, lapisan es, dan arus laut.
Meski begitu, jawaban yang paling tepat terkait fenomena kehancuran ice age masih terus dicari. Di bawah ini beberapa temuan peneliti mengenai alasan yang tepat di balik berakhirnya zaman es.
Teori Penyebab Kehancuran Ice Age
Ahli geologi glasial sekaligus profesor ilmu bumi dan iklim di Universitas Maine, Brenda Hall, mengatakan kepada Live Science bahwa jawaban singkat atas berakhirnya zaman es adalah karena siklus Milankovitch.
Istilah itu diambil dari nama ilmuwan Serbia, Milutin Milankovitch. Siklus ini menggambarkan pola orbit dan kemiringan sumbu bumi. Seiring berjalannya waktu, orbit bumi pada matahari berubah dari lingkaran bulat sempurna menjadi bulat seperti telur. Pada saat yang sama, poros bumi cenderung miring dan bergoyang.
ADVERTISEMENT
Akibat dari siklus Milankovitch adalah daratan di 65 derajat lintang utara atau belahan Bumi Utara menjadi lebih hangat dari biasanya. Fenomena itu membuat gletser mencair.
Perlu diketahui bahwa selama zaman es berlangsung, iklim memang tidak selalu dingin. Iklim bumi berulang kali berubah dari periode sangat dingin ke periode hangat.
Periode dingin disebut glasial, yakni ketika gletser menutupi sebagian besar dunia. Sementara periode hangat disebut interglasial, yakni ketika gletser mulai mencair. Mengutip laman Children’s Discovery Museum of San Jose, setidaknya terjadi 17 siklus antara periode glasial dan interglasial di masa lalu.
Fenomena siklus Milankovitch ini juga diteliti kandidat PhD Universitas Melbourne, Petra Bajo. Ia mengungkapkan bahwa zaman es selama jutaan tahun berakhir ketika sudut kemiringan sumbu bumi mendekati nilai yang lebih tinggi.
Sementara itu, para tim peneliti dari Universitas Melbourne menggabungkan data dari stalagmit Italia dengan data sedimen laut yang dibor di lepas pantai Portugal. Hasilnya, dikutip dari situs Universitas Melbourne, terdapat perubahan yang sama di antara keduanya.
ADVERTISEMENT
Dengan menggunakan teknik terbaru dalam penanggalan radiometrik, tim peneliti menentukan usia kedua terminasi tersebut. Hasilnya, hal itu terjadi sekitar 960.000 dan 875.000 tahun lalu. Usia tersebut menunjukkan bahwa berakhirnya zaman es sesuai dengan terjadinya peningkatan sudut kemiringan bumi.
Teori lain mengenai penyebab kehancuran zaman es adalah gagasan air laut yang mengalir dari Samudra Hindia ke Samudera Atlantik. Samudra Hindia menjadi sangat asin karena penurunan permukaan laut memutus arus utama yang mengalir dari Pasifik ke Samudra Hindia.
Perubahan pola angin dan arus di Samudra Hindia dapat menyebabkan samudera ini mengalirkan berton-ton air laut ke Samudra Atlantik. Hal itu mengubah arus dan suhu di belahan Bumi Utara dan Selatan.
ADVERTISEMENT
(DEL)