Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Tongkonan, Rumah Adat Toraja yang Punya Keunikan Struktur Bangunan
5 Februari 2021 18:42 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rumah adat Toraja atau yang dikenal dengan sebutan Tongkonan adalah rumah tradisional asal Sulawesi Selatan . Hingga kini, kehadiran rumah adat Tongkonan masih cukup populer di Indonesia karena memiliki tampilan yang unik dan menarik.
ADVERTISEMENT
Tongkonan kaya akan unsur kepercayaan, tradisi kuno, peradaban, serta merupakan bagian dari kebanggaan masyarakat Toraja. Maka tak heran, rumah ini tidak dapat dibangun secara sembarangan.
Saat pembangunan rumah adat Tongkonan biasanya akan diiringi dengan sebuah pesta meriah. Setiap keluarga yang datang akan membawa babi yang telah dihias. Babi yang paling menarik akan menjadi pemenang dan diingat sepanjang sejarah.
Lantas bagaimana struktur bangunan rumah adat Toraja yang dinilai memiliki ciri khas dibanding bangunan rumah lainnya? Berikut penjelasan lengkapnya.
Struktur Rumah Adat Toraja
Bagian atap Tongkonan merupakan bagian yang paling mencolok, bentuknya menyerupai perahu. Ini menjadi simbol sekaligus pengingat bahwa leluhur mereka menggunakan perahu untuk bisa sampai ke Pulau Sulawesi.
ADVERTISEMENT
Di bagian atas rumah biasanya akan terpasang patung kepala kerbau. Terdapat tiga warna kepala kerbau, yakni putih, hitam, dan belang (biasa disebut bule).
Di beberapa bangunan Tongkonan juga terdapat patung tambahan berupa kepala ayam atau naga. Ini menjadi pertanda bahwa pemilik rumah adalah yang menjadi sesepuh di daerah tersebut. Bukan hanya itu, dereten gigi babi juga berderet rapi di atas rumah.
Tidak ketinggalan, alang atau lumbung juga dibangun di depan Tongkonan. Alang memiliki bentuk ukiran ayam dan matahari di atas bangunan yang melambangkan kemakmuran orang Toraja.
Alang juga biasanya dibangun tidak hanya berjumlah satu, namun disesuaikan dengan jumlah keturunan. Pemilik rumah akan meletakkan padi-padi yang masih bertangkai di dalam alang. Uniknya, terkadang alang juga menjadi tempat penyimpanan barang berharga.
ADVERTISEMENT
Tongkonan dan alang dibangun berhadapan sesuai dengan arah utara dan selatan. Kedua bangunan ini ternyata memiliki filosofi, yaitu berperan sebagai pengganti orang tua.
Tongkonan diibaratkan sebagai ibu yang melindungi anak-anaknya yaitu orang Toraja. Sedangkan alang yang berupa lumbung adalah ayah yang menjadi tulang punggung.
Sampai saat ini Tongkonan tetap menjadi pegangan hidup masyarakat Toraja yang terus dilestarikan keberadaannya sebagai bentuk penghormatan kepada kebudayaan peninggalan leluhur.
(VIO)