Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tujuan Akidah Islam Bagi Umat Muslim beserta Dalil Tentangnya
3 Januari 2023 10:01 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akidah Islam berperan penting dalam membentuk kepribadian seorang Muslim. Pengetahuan mengenai akidah Islam dapat menghindarkan seorang Muslim dari kepribadian yang keras, kesewenang-wenangan, dan keserakahan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, umat Muslim juga akan terhindar dari perilaku buruk seperti mencuri, mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkoba, zina, dan lain-lain. Dengan akidah yang lurus, seorang Muslim akan mendedikasikan hidupnya kepada Allah SWT.
Mengutip buku Hadis Pendidikan karya Ahmad Izzan, dkk., akidah Islam dapat meluruskan perkara yang menyimpang. Semua itu akan dibatasi sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunnah.
Sehingga, umat Muslim memiliki pedoman untuk mengembangkan dasar ketuhanannya. Apa tujuan akidah Islam dalam kehidupan umat manusia ? Untuk mengetahuinya, simaklah penjelasan dalam artikel berikut ini.
Tujuan Akidah Islam
Menurut Sayid Sabiq dalam buku Akidah Islam: Pola Hidup Manusia Beriman, tujuan akidah Islam adalah agar seseorang benar-benar bermakrifat kepada Allah SWT melalui akal dan hatinya. Ini menjadikan jiwanya lebih kokoh dan kuat dari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Mempraktikkan akidah Islam dalam kehidupan sehari-hari dapat meninggalkan kesan baik dan mulia. Selain itu, kemakrifatan yang diciptakan juga bisa mengarahkan pada pandangan hidup yang lebih baik dan benar.
Berbeda dengan Sayid Sabiq, Toto Suryana dalam buku Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi memiliki pandangan lain tentang tujuan akidah Islam. Menurutnya, akidah mampu menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir.
Pada dasarnya, manusia memiliki fitrah yang membuatnya membutuhkan agama dalam kehidupan sehari-hari. Ia perlu pedoman untuk menemukan keyakinan terhadap Tuhannya.
Akidah Islam hadir untuk memenuhi kebutuhan fitrah tersebut, menuntun dan mengarahkannya pada keyakinan yang benar tentang Tuhan. Sehingga, manusia tidak menduga-duga atau mengira-ngira menggunakan logikanya yang terbatas itu.
ADVERTISEMENT
Dalil tentang Tujuan Akidah Islam
Dirangkum dari buku Belajar Aqidah Akhlak karya M. Asruroddin (2019), ada banyak dalil yang menjelaskan tentang dasar dan tujuan akidah Islam, di antaranya sebagai berikut:
1. QS. An-nahl: 36
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُ ۗ
Artinya: Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan.
2. QS. Az-zumar: 65
وَلَقَدْ اُوْحِيَ اِلَيْكَ وَاِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَۚ لَىِٕنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
ADVERTISEMENT
Artinya: Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, “Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi.”
3. QS. Al-Baqarah: 285
اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Artinya: “Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”
(MSD)