Konten dari Pengguna

Tujuan Perayaan Hari Waisak Beserta Sejarahnya di Indonesia

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
15 Mei 2022 8:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tujuan perayaan hari waisak. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tujuan perayaan hari waisak. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Umat Budha di seluruh Indonesia akan merayakan Hari Waisak secara serentak pada Senin, 16 Mei 2022 (2566 BE). Secara historis, perayaan tersebut ditentukan berdasarkan perhitungan lunar calendar atau kalender bulan.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti karya Boechari (2012), Hari Waisak dikenal juga dengan sebutan Hari Buddha. Beberapa negara seperti India, Tibet, Malaysia, Singapura, dan Thailand juga ikut merayakannya dengan tradisi yang berbeda.
Umat Budha akan merayakan Upacara Waisak untuk menangkap semangat spiritual Budha Gautama. Beliau merupakan seorang guru spiritual dari wilayah timur laut India yang menjadi pendiri sekaligus penyebar agama Budha.
Lantas, apa tujuan perayaan Waisak yang sebenarnya? Untuk mengetahuinya, simaklah penjelasan dalam artikel berikut.

Tujuan Perayaan Waisak

Bicara soal tujuan perayaan Waisak, tentu tidak terlepas dari sejarah permulaannya. Mengutip buku Arif: Teman Berlatih dan Belajar Cerdas (2020), Hari Waisak dirayakan oleh agama Budha untuk mengenang tiga peristiwa penting yang dialami Sidharta Gautama.
Ilustrasi tujuan perayaan hari waisak. Foto: pixabay
Ketiga peristiwa tersebut mencakup hari kelahiran, proses pencapaian kesempurnaan (spiritualitas), dan hari wafat Budha Gautama. Semua itu terjadi pada bulan Vekasha menurut penanggalan India Kuno.
ADVERTISEMENT
Sebagai hari yang disucikan umat Budha, Waisak dirayakan dengan melakukan puja, perenungan, serta upacara ritual. Di Indonesia, perayaan Waisak sudah diperingati sejak tahun 1930 di sekitar area Candi Borobudur.
Sejak saat itu, Waisak berkembang seiring dengan munculnya berbagai organisasi Budhis di Tanah Air. Hari Waisak menjadi momentum sakral bagi umat Budha yang selalu dirayakan setiap tahunnya.
Penamaan Waisak sebenarnya diambil dari nama bulan kedua dalam kalender India kuno. Masing-masing negara memiliki istilah sendiri dalam penyebutannya. Misalnya Buddha Jayanti di India, Hanamatsuri di Jepang, dan Fodan di Korea.
Hari Waisak begitu disucikan oleh umat Budha seluruh dunia dan dimeriahkan dengan sejumlah festival dan budaya. Umat Budha juga melakukan kegiatan agama berupa pemberian sedekah makanan untuk para Bhikku.
Ilustrasi tujuan perayaan hari waisak. Foto: pixabay
Di Indonesia, perayaan Waisak tidak terlepas dari peran para teosof yang masyhur. Beberapa di antaranya yaitu E.E Power, Josias Van Deist, Kwee tak Hoay, dan Mengelaar Marteens. Mereka mendalami agama Budha dan mendirikan “Java Umat Budhat Asociation”.
ADVERTISEMENT
Organisasi tersebut merupakan cabang dari Internasional Umat Buddhat Mision yang berpusat di Myanmar. Para teosof Indonesia tergabung di dalamnya dan bertekad mendalami sekaligus menyebarluaskan agama Budha di Nusantara.
Penemuan Candi Borobudur dan candi-candi Budha lainnya semakin memberikan motivasi kepada mereka untuk lebih menggali ajaran Budha. Situs-situs candi bukan hanya dikagumi, melainkan digunakan sebagai tempat menyepi dan bermeditasi melaksanakan ajaran Budha.
Saat Hari Waisak tiba, biasanya umat Budha di Tanah Jawa akan mengadakan kegiatan “tirakatan wungon purnomosiden”. Kegiatan tersebut digagas oleh Biksu Ashin Jinarakkhita untuk menjadi ritual khusus yang bersifat meditatif.
(MSD)